Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tradisi Seba di Baduy: Perjalanan Penuh Makna dari Hati ke Hati
29 November 2024 16:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fiona Marsalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tradisi Seba adalah salah satu momen penting bagi masyarakat Baduy di Banten. Ritual tahunan ini bukan hanya sekadar kegiatan adat, tetapi juga ungkapan rasa syukur, penghormatan, dan pesan mendalam dari hati masyarakat Baduy kepada pemerintah dan dunia luar. Seba menjadi salah satu cara masyarakat Baduy menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan sekitar tanpa kehilangan jati diri mereka.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Seba?
Seba berasal dari kata Sunda yang berarti "menghadap" atau "bertemu." Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun sejak zaman Kesultanan Banten. Dalam tradisi ini, masyarakat Baduy berjalan kaki jauh untuk membawa hasil bumi sebagai persembahan kepada pemerintah, yang mereka anggap sebagai "bapak pengayom" yang melindungi mereka dan tanah adat mereka.
Namun, Seba bukan hanya soal persembahan. Lebih dari itu, Seba adalah cara masyarakat Baduy menyampaikan rasa syukur atas hasil panen sekaligus menyuarakan harapan agar mereka dan alam yang mereka jaga tetap dilindungi.
Perjalanan Seba: Dari Desa ke Kota
Seba dilakukan setelah panen raya, biasanya pada bulan April atau Mei. Dalam tradisi ini, masyarakat Baduy berjalan kaki dari desa mereka di Kanekes, melewati jalan setapak, bukit, dan kadang jalur perkotaan, menuju pusat pemerintahan di Rangkasbitung atau Serang. Jarak yang mereka tempuh bisa mencapai puluhan kilometer, tetapi mereka melakukannya dengan penuh semangat dan kesederhanaan.
ADVERTISEMENT
Mereka membawa hasil bumi seperti beras, pisang, dan buah-buahan, yang diserahkan sebagai simbol rasa syukur. Dalam setiap langkah, ada doa yang terucap untuk keselamatan, keberkahan, dan keberlanjutan kehidupan mereka.
Siapa yang Berpartisipasi?
Tradisi ini diikuti oleh dua kelompok utama masyarakat Baduy:
• Baduy Dalam, yang memegang teguh adat istiadat dan hidup tanpa teknologi modern.
• Baduy Luar, yang lebih terbuka terhadap dunia luar namun tetap menjaga adat leluhur.
Meski ada perbedaan dalam cara hidup, Seba menyatukan mereka sebagai komunitas yang saling mendukung dan menghormati adat.
Makna Mendalam Tradisi Seba
Seba bukan hanya soal ritual, tetapi juga sarat akan makna filosofis yang relevan dengan kehidupan modern:
1. Menghormati Leluhur dan Pemerintah
ADVERTISEMENT
Seba adalah wujud ketaatan kepada leluhur dan penghormatan kepada pemerintah sebagai pelindung kehidupan mereka.
2. Menjaga Harmoni dengan Alam
Masyarakat Baduy hidup dengan prinsip sederhana: menjaga alam adalah menjaga kehidupan. Dalam Seba, mereka mengingatkan kita untuk tidak merusak lingkungan.
3. Menguatkan Persaudaraan
Perjalanan Seba yang dilakukan bersama menjadi ajang mempererat solidaritas antaranggota komunitas Baduy.
Pesan yang Disampaikan dalam Seba
Setiap tahun, masyarakat Baduy membawa pesan khusus kepada pemerintah. Salah satu pesan yang sering mereka sampaikan adalah permohonan agar hutan adat mereka dilindungi dari eksploitasi. Mereka ingin memastikan bahwa anak cucu mereka bisa mewarisi tanah yang subur dan lingkungan yang lestari.
Melestarikan Seba di Era Modern
Meski dunia modern semakin mendekat ke wilayah Baduy, tradisi Seba tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya mereka. Bahkan, pemerintah dan masyarakat sekitar kini turut melestarikan tradisi ini dengan menjadikannya bagian dari kalender budaya di Banten. Namun, masyarakat Baduy selalu menjaga agar nilai-nilai asli Seba tetap terjaga, jauh dari sekadar tontonan atau hiburan.
ADVERTISEMENT
Pelajaran dari Tradisi Seba
Tradisi Seba mengajarkan kita banyak hal: tentang pentingnya rasa syukur, kesederhanaan, menjaga hubungan dengan alam, dan menghormati orang lain. Dalam perjalanan panjang mereka, masyarakat Baduy menyampaikan pesan tanpa banyak kata, bahwa menjaga tradisi dan menghormati alam adalah tugas semua orang.
Seba bukan hanya ritual tahunan; ia adalah cerminan kehidupan masyarakat yang tetap teguh pada prinsip meski zaman terus berubah. Dari masyarakat Baduy, kita belajar bahwa keharmonisan dengan alam dan manusia adalah kunci menuju kehidupan yang damai dan sejahtera.