Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengabdian Masyarakat UPN Jawa Timur Berupa Pembuatan Virtual Tour Desa Tegaren
14 Juni 2022 14:14 WIB
Tulisan dari Nuryananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Virtual Tour untuk Membangkitkan Desa Wisata
ADVERTISEMENT
Tahun 2022 menjadi masa dimana masih banyak masyarakat desa berusaha bangkit dari pandemi COVID-19. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) sebagai perguruan tinggi negeri di Jawa Timur berkomitmen untuk membantu masyarakat desa bangkit dari keterpurukan pandemi. Komitmen tersebut tercermin dari dilaksanakannya program Penerapan Hasil Penelitian bagi Masyarakat (PIHAT) oleh akademisi UPN "Veteran" Jawa Timur di Desa Tegaren, Kabupaten Trenggalek. Program PIHAT di Desa Tegaren mengambil tema pariwisata digital untuk membantu masyarakat Tegaren bangkit dari dampak pandemi.
ADVERTISEMENT
Pariwisata digital yang diterapkan oleh akademisi UPN "Veteran" Jawa Timur adalah virtual tour. Virtual tour merupakan inovasi kepariwisataan yang dapat membantu sebuah destinasi pariwisata untuk tetap dapat dikunjungi secara daring (online). Para pengunjung tinggal mengunjungi platform yang sudah disediakan oleh para akademisi dari UPN "Veteran" Jawa Timur yang secara otomatis akan memasukkan para pengunjung ke situs destinasi pariwisata tersebut. Sebagai salah satu desa wisata di Trenggalek, Desa Tegaren memiliki destinasi embung Banyu Lumut.
Ketua pelaksana program PIHAT di Desa Tegaren, Tri Lathif Mardi Suryanto, mengatakan "Ada inovasi-inovasi yang bisa membantu masyarakat desa saat ini, salah satunya adalah virtual tour. Virtual tour sebenarnya sudah banyak dikembangkan di museum dan beberapa lanskap pariwisata lainnya. Namun, virtual tour ini belum banyak digunakan untuk mengangkat desa wisata." Menanggapi potensi berkembangnya virtual tour untuk mengangkat desa wisata di Jawa Timur, Tri Lathif menambahkan, "Ya saya akan sangat senang jika semakin banyak destinasi pariwisata yang menggunakan virtual tour. Karena selain menjadi jembatan visual, virtual tour menurut saya merupakan jawaban akan tantangan dan kebutuhan di masa depan.", tutup Tri Lathif yang juga founder dari museumindonesia.org (Simvoni) ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Joko, sebagai salah satu peneliti yang sudah melakukan riset selama 2 tahun di Desa Tegaren mengatakan, "Desa Tegaren ini memiliki hutan sosial yang terletak di salah satu dusunnya. Itu adalah salah satu aset pariwisata yang dikembangkan oleh masyarakat Tegaren. Hasil penelitian kami di tahun lalu menemukan bahwa pariwisata Tegaren merupakan salah satu pengembangan community based tourism yang unik karena dikembangkan secara langsung oleh kolaborasi pemerintah desa, badan usaha milik desa, dan kelompok sadar pariwisata. Ini sejujurnya merupakan temuan unik karena tidak banyak desa wisata yang dikembangkan dari bawah dan modal yang sedikit."
Gunawan, sebagai salah satu pimpinan Kelompok Sadar Pariwisata, mengucapkan terima kasih banyak kepada UPN "Veteran" Jawa Timur yang telah membantu Tegaren selama lebih dari 4 tahun ini, "Saya mewakili masyarakat Desa Tegaren berterima kasih banyak. Wisata di Tegaren juga tidak akan maju jika tidak ada mas dan mbak dari UPN "Veteran" Jawa Timur. Sebenarnya ini beban buat kami juga untuk bagaimana menjaga dan melestarikan apa yang sudah dibangun bersama selama ini. Sekali lagi, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya."
Selain para akademisi, beberapa mahasiswa juga terlibat dalam program pengabdian masyarakat ini. Mahasiswa ini nantinya akan diikutkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk belajar di luar universitas. Tentu program ini disambut antusias oleh para mahasiswa karena mahasiswa bisa mengalami pengalaman lapangan langsung bersama dengan para dosen dan masyarakat desa. Vickri sebagai salah satu mahasiswa yang ikut terjun lapang mengatakan, "Saya tidak menyangkan akan semenarik ini untuk belajar langsung dari masyarakat. Mereka telah mengajarkan untuk lebih bekerja keras dan tak lupa untuk bersyukur. Tiga hari di desa ini memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan bagi saya sebagai seorang mahasiswa."
ADVERTISEMENT