Konten dari Pengguna

Ikan Cupang Aceh, Serupa Namun Berbeda Jenis

Firman M Nur
Bekerja sebagai ASN di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Jabatan Peneliti Ahli Madya dengan bidang kepakaran Zoologi.
5 Agustus 2024 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firman M Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ikan cupang yang sama-sama terancam

ADVERTISEMENT
Keindahan perairan Indonesia tidak hanya terletak pada keanekaragaman hayati lautnya, tetapi juga keberagaman spesies ikan air tawar, termasuk ikan cupang yang merupakan salah satu jenis yang paling diminati di dunia. Lebih dari 74 spesies ikan cupang yang dikenal di dunia, sekitar 63,3% dari totalnya dapat ditemukan di Indonesia. Di Provinsi Aceh sendiri, terdapat lima spesies ikan cupang yang telah diidentifikasi, dengan dua di antaranya adalah Betta dennisyongi dan Betta rubra.
ADVERTISEMENT
Ikan cupang yang tampak sekilas serupa namun berbeda jenis
Kedua spesies ikan cupang ini memiliki keunikan dari warna tubuh yang berwarna merah. Betta dennisyongi termasuk dalam kategori rentan menurut Redlist IUCN, sementara B. rubra sudah menghadapi ancaman punah. Salah satu faktor utama yang menyebabkan risiko ini adalah perdagangan ikan cupang yang tidak berkelanjutan, yang masih sangat mengandalkan tangkapan dari alam liar. Keberadaan ikan cupang asli Aceh ini semakin terancam akibat kerusakan habitat yang terus terjadi seperti alih fungsi lahan untuk pembangunan, perkebunan, jalan, dan perumahan telah mengurangi habitat alami ikan cupang di beberapa wilayah di Aceh. Betta dennisyongi dapat dibedakan dari B. rubra dengan melihat karakter: garis postorbital hitam kontinu yang memanjang hingga tepi opercle (B. denniyongi) vs garis terputus (B. rubra).
ADVERTISEMENT
(A-B) Ikan cupang Betta rubra, (C-D) Ikan cupang Betta dennisyongi (TAN, 2023).
Berdasarkan reproduksinya, ikan cupang dapat dikelompokkan menjadi dua tipe yakni nest-builder dan mouthbrooder. Kelompok nest-builder membangun sarang berupa gelembung-gelembung udara saat akan memijah dan mengerami telur pada gelembung tersebut, sedangkan kelompok mouthbrooder mengerami telurnya di dalam mulutnya. Betta rubra dan B. dennisyongi termasuk dalam kelompok mouth-brooder, dimana setelah memijah, ikan jantan akan mengutip telur-telur yang telah terbuahi dan mengerami telur tersebut di dalam mulutnya, kemudian ikan cupang jantan akan bersembunyi dibalik akar-akar tanaman atau serasah hingga telur menetas. Ini adalah strategi untuk meningkatkan peluang bertahan hidup keturunannya di lingkungan yang penuh tekanan dan risiko predasi. Namun, meskipun adaptif, rendahnya fekunditas kedua spesies ini menjadi tantangan serius dalam upaya konservasi selain itu juga interval waktu pengeraman yang lama dapat menyebabkan kematian induk ikan.
ADVERTISEMENT
Eksploitasi ikan jantan untuk perdagangan sebagai ikan hias menjadi salah satu faktor penyebab ketidakseimbangan ini. Ikan jantan biasanya memiliki warna tubuh yang lebih cerah dan dihargai lebih tinggi di pasar, sehingga lebih banyak yang diburu dan ditangkap.
Upaya perlindungan dan restorasi habitat alami menjadi langkah kunci dalam menyelamatkan kedua spesies ikan cupang ini dari kepunahan. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya alam.