Konten dari Pengguna

Kuliner Lokal di Kampus Yogyakarta: Perpaduan Tradisi dan Modern

Fithri Barika
Mahasiswa Aktif Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat ini sedang melakukan Magang MBKM di PT UMB Boga
8 Desember 2024 19:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fithri Barika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tugu Pal Putih Yogyakarta: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Pal Putih Yogyakarta: Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Yogyakarta dikenal sbagai kota pendidikan yang kaya akan budaya, termasuk dalam hal kuliner. Di sekitar kampus-kampus, berbagai makan khas menawarkan pengalaman rasa yang memadukan tradisi dan inovasi. Mahasiswa dapat menikmati gudeg legendaris hingga sajian modern seperti ayam geprek yang menjadi favorit anak muda. Kehadiran kuliner di sekitar kampus tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan, tetapi juga menjadi cerminan identitas budaya yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh menarik adalah kehadiran unit bisnis kuliner PT UMB Boga di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Mereka mengusung konsep modern dengan mempertahankan akar tradisi melalui sub-unit bisnis seperti Food Court dan Cafe 1912. Dengan sajian seperti nasi goreng khas dan pastry berkualitas, mereka berhasil menarik mahasiswa sekaligus masyarakat umum. Hal ini menjadi contoh bagaimana inovasu dapat bersinergi dengan pelestarian budaya.
Selain makanan khas kampus, beberapa angkringan di sepanjang jalan juga menawarkan suasana otentik khas Yogyakarta. Dengan lampu remang-remang, menu seperti nasi kucing dengan sate usus menjadi pilihan yang mengunggah selera. Kehadiran angkringan ini menjadi bukti bahwa tradisi kuliner tetap relevan meski di tengah moderniasasi. Bahkan, mahasiswa sering menjadikannya sebagai tempat diskusi dan relaksasi setelah sibuk dengan aktivitas akademik.
ADVERTISEMENT
Inovasi modern juga hadir dalam bentuk produk seperti Cokelat Monggo, yang memadukan bahan lokal dengan cita rasa internasional. Produk ini menjadi ikon baru dalam dunia kuliner Yogyakarta, memberikan warna tersendiri dalam ekosistem kuliner kampus. Keberadaaan produk-produk seperti ini menciptakan peluang kolaborasi antar tradisi dan teknologi dalam menciptakan daya tarik kuliner yang unik.
Jejak rasa di Yogyakarta juga menjadi media pembelajaran budaya bagi mahasiswa. Dengan mencicipi kuliner lokal, mereka tidak hanya mengenal cita rasa tetapi juga nilai sejarah dan budaya di balik setiap makanan. Hal ini membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Makanan menjadi penghubung antara generasi muda dan tradisi yang telah lama hidup.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Foto Pribadi
Kampus-kampus di Yogyakarta telah membuktikan bahwa tradisi modernitas dapat berjalan harmonis dalam dunia kuliner. Kehadiran unit bisnis seperti PT UMB Boga, angkringan, dan produk-produk inovatif menjadi bukti nyata kekayaan rasa di kota ini. Mahasiswa tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga belajar dan terinspirasi untuk terus menciptakan hal baru. Dengan jejak rasa ini, Yogyakarta semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat budaya dan pendidikan yang tak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT