Konten dari Pengguna

Arsitek Peradaban dalam Islam

Fithriyah Saiidah
Freelance writer
6 Juli 2021 10:31 WIB
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fithriyah Saiidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
foto backiee.com
zoom-in-whitePerbesar
foto backiee.com
Sepertinya pepatah di atas tak asing lagi bagi kita, bahwa wanita adalah kunci sukses suatu negara. Suatu saat nanti, seorang wanita akan menjadi Ibu Rumah Tangga, oleh karena itu ia harus berpendidikan setinggi mungkin agar dapat membekali ilmu yang baik untuk anaknya.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Cukup Jadi Muslimah karya Faisal Hanafi menerangkan, bahwa seorang ibu adalah madrasatul ula, pengajar pertama bagi anak sebelum berguru kepada yang lain. Ibu adalah dokter pertama, teman pertama, dan berbagai peran lainnya untuk anak. Ibu yang mendidik anaknya dengan bekal ilmu dan pengalaman baik, akan berbeda dengan yang kurang baik.
Seorang ibu juga harus berbekal keimanan yang baik, karena kunci kesuksesan dalam pendidikan dini adalah rasa ketauhidan yang memberikan pengaruh besar terhadap karakter seseorang, yakni anaknya sendiri.
Karena ketauhidan menghasilkan akhlak, adab, dan karakter yang baik, pendidikan karakter harus dimulai dari diri sendiri dengan mengukuhkan pondasi ketauhidan. Menguatkannya dengan tiang keimanan dan membangunnya dengan syariat kaffah (keseluruhan), serta menghiasinya dengan akhlakul karimah seperti yang Rasulullah contohkan.
ADVERTISEMENT
foto i.pinimg.com
Tetaplah menjadi perhiasan di tengah akhir zaman ini. Jadilah muslimah ideal yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Menjadikan syariat sebagai penjaganya dan gelar salihah untuk mencapai Ridha-Nya.
Menuntut ilmu agar melahirkan generasi cerdas itu pasti, bergaul dengan memberikan dampak yang baik untuk lingkungan sekitar adalah suatu kewajiban. Karena setiap wanita adalah arsitek pembangun peradaban, hal baik walaupun kecil harus dimulai dari sekarang.
Selalu ingat, letak kemuliaan itu dilihat sejauh mana kita menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Muslimah salihah pasti mengetahui perannya sebagai seorang wanita. Juga jangan lupa, karena kemajuan atau kemunduran suatu negara berada di tangan wanita, maka jadilah muslimah ideal yang dapat membangun peradaban.
(Fithriyah Saiidah / Politeknik Negeri Jakarta)
ADVERTISEMENT