Konten dari Pengguna

Perjalanan Panjang Pembuatan Kapal

Fitria Rizki Wijaya
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
27 Agustus 2024 11:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitria Rizki Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nenek moyangku orang pelaut. Gemar mengarung luas samudra. Menerjang ombak tiada takut. Menempuh badai sudah biasa (Ibu Soed, 1940) Lagu ini mendeskripsikan bahwa bangsa kita terbiasa untuk mengarungi samudra dan menguasai pengetahuan di bidang perkapalan.
ADVERTISEMENT
Dapatkah anda bayangkan bagaimana kapal bisa mengapung dan mengarungi samudra? Proses pembuatan kapal ternyata tak semudah yang kita bayangkan. Kapal dibuat berdasarkan fungsi kapal itu sendiri, misalnya untuk kapal niaga yang mengangkut kontainer-kontainer, kapal untuk produksi pengeboran minyak, kapal pengangkut ternak, kapal penyeberangan, kapal selam, kapal patroli, kapal nelayan, kapal perang, dan lain sebagainya. Jadi model kapal dibuat berdasarkan fungsinya.
Proses uji kapal di Laboratorium Hidrodinamika Foto: dok Laboratorium Hidrodinamika BRIN
zoom-in-whitePerbesar
Proses uji kapal di Laboratorium Hidrodinamika Foto: dok Laboratorium Hidrodinamika BRIN
Laboratorium Hidrodinamika Tempat Pengujian Kapal
Sebelum kapal dibangun dilakukan studi engineering dan desain kapal serta pengujian hidrodinamika untuk memastikan bahwa desain kapal tersebut telah memenuhi permintaan desain. Ternyata tak perlu ke luar negri untuk pengujian kapal. Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika merupakan salah satu satuan kerja di bawah koordinasi Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN yang dapat melakukan modeling dan pengujian untuk kapal sebelum kapal diproduksi.
ADVERTISEMENT
“Proyek pembangunan Laboratorium Hidrodinamika Indonesia diinisiasi oleh Menristek Indonesia Prof DR. B.J. Habibie pada 1978, sebagai salah satu strategi penguasaan teknologi maritim Indonesia,” terang Widjo Kongko, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika. Pembangunan Laboratorium Hidrodinamika Indonesia dimulai di Surabaya pada 1982. Lokasi tepatnya berada di kompleks kampus ITS, Sukolilo, Surabaya.
Ragam Pengujian Kapal
Pengujian kapal mencakup modelling dan tes hidrodinamika. Modelling sendiri merupakan pembuatan model sesuai dengan skala berdasarkan gambar produksi. Perbandingan skala tiap kapal akan berbeda-beda tergantung ukuran kapal yang sebenarnya. Dalam modelling maksimal akan dibuat model sepanjang 9 meter. Bahan yang digunakan yaitu kayu yang dibuat mirip dengan model kapal yang sebenarnya.
Pengujian modelling meliputi pertama, resistance test yaitu pengujian model kapal yang bertujuan untuk mendapatkan data tahanan (resistance) dari model kapal yang telah didesain. Kedua, open water test yaitu pengujian model baling-baling (propeller) yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai karakteristik dan performa yang dihasilkan oleh desain propeller. Ketiga, propulsion test merupakan pengujian model kapal yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan propulsi (daya dorong) yang dihasilkan oleh propeller terhadap model kapal dari model kapal yang telah didesain. Keempat adalah pengujian aliran air untuk melihat bagaimana aliran air berinteraksi dengan struktur kapal.
ADVERTISEMENT
Tahap Pengujian Hidrodinamika: Memastikan Ketahanan Kapal di Laut
Pengujian hidrodinamika merupakan rangkaian pengujian sesuai dengan standar prosedur. Pertama, seakeeping test merupakan pengujian model kapal yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan olah gerak kapal atau bangunan apung lainnya ketika menghadapi gelombang di laut dari berbagai arah. Pengujian ini sangat penting untuk memastikan bahwa kapal dapat bertahan dalam berbagai kondisi laut dan memastikan kenyamanan serta keselamatan penumpang atau muatan yang diangkut.
Kedua, maneuver test yaitu pengujian maneuver model kapal yang bertujuan untuk mendapatkan data diameter kapal pada saat berputar, sudut overshoot pertama dan kedua. Pengujian ini dilakukan di kolam dengan panjang maksimal enam puluh meter, lebar tiga puluh lima meter, dan kedalaman maksimal 9,5 meter. Data ini penting untuk memastikan bahwa kapal memiliki kemampuan manuver yang baik di laut lepas. Seakeeping test dan maneuver test dilakukan di kolam yang panjang maksimalnya enam puluh meter, lebar maksimalnya tiga puluh lima meter dan kedalaman maksimalnya 9,5 meter.
ADVERTISEMENT
Dari Data ke Pembangunan Kapal
Tahap berikutnya setelah pengujian adalah analisis data. Data mentah yang diperoleh dari berbagai pengujian tersebut dianalisis secara mendalam untuk memastikan semua parameter desain terpenuhi. Proses ini mencakup penyaringan dan pengolahan data hingga siap untuk masuk ke tahap pelaporan. Dari laporan hasil analisis inilah yang digunakan sebagai dasar pembangunan kapal.
Proses modeling dan pengujian hidrodinamika memerlukan waktu sekitar 2 hingga 2,5 bulan. Pada saat proses pembangunan kapal berlangsung, tim desainer dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika melakukan pendampingan untuk memastikan agar kapal yang dibangun tidak mengalami perubahan desain, sehingga fungsinya tetap tercapai sesuai dengan perencanaan.
Proses Sea Trial: Uji Coba Terakhir di Laut
Setelah kapal selesai dibangun, langkah berikutnya adalah sea trial atau uji coba di laut. Uji coba ini dilakukan untuk menguji performa kapal secara keseluruhan, termasuk kecepatan, kemampuan manuver, dan stabilitas kapal. Sea trial dilakukan di laut lepas dengan kondisi yang menyerupai operasi sebenarnya untuk memastikan bahwa kapal dapat beroperasi dengan baik dalam segala situasi yang mungkin dihadapi di laut.
ADVERTISEMENT
Pengembangan Teknologi dan Inovasi Kapal
Seiring dengan perkembangan teknologi, pembuatan kapal juga mengalami inovasi dan perkembangan. Teknologi seperti pemodelan, simulasi komputer, dan penggunaan material baru dalam desain dan konstruksi kapal. Selain itu, teknologi ramah lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan mulai diintegrasikan ke dalam kapal-kapal modern untuk mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan dari operasi kapal.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Industri perkapalan menghadapi berbagai tantangan di masa depan, termasuk peningkatan regulasi lingkungan, kebutuhan akan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi, dan permintaan akan teknologi yang lebih canggih. Namun, dengan tantangan ini juga datang peluang untuk inovasi dan perkembangan lebih lanjut. Indonesia, sebagai negara maritim dengan sejarah panjang dalam perkapalan, memiliki potensi besar untuk memimpin dalam pengembangan teknologi perkapalan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Pembuatan kapal adalah proses yang kompleks dan memerlukan berbagai tahap pengujian dan analisis untuk memastikan kapal yang dibangun dapat beroperasi dengan baik dan aman di laut. Dengan fasilitas seperti Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika, Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan pengujian dan pengembangan kapal secara mandiri, mendukung industri perkapalan nasional untuk terus berkembang dan berinovasi.