Konten dari Pengguna

Hari Hipertensi Sedunia 2023

Annisa Fitri Bumantari
Berprofesi sebagai dokter umum. Menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta pada tahun 2014 - 2020.
22 Mei 2023 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Fitri Bumantari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengukuran tekanan darah. Sumber foto: Pexels/Pavel-Danilyuk
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengukuran tekanan darah. Sumber foto: Pexels/Pavel-Danilyuk
ADVERTISEMENT
World Hypertension Day atau Hari Hipertensi Sedunia diperingati pada tanggal 17 Mei setiap tahunnya. Tujuan dari peringatan Hari Hipertensi Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengendalian hipertensi yang lebih baik. Hipertensi sendiri merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang meningkat di atas batas normal. Dalam artian, hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik seseorang lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg (>140/90).
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang relevan dengan dunia ini dimulai oleh World Hypertension League (WHL) dan diselenggarakan pertama kali pada tanggal 14 Mei 2005 dengan tema: “Know Your Numbers”. Sejak itu Hari Hipertensi Sedunia menjadi acara tahunan yang terus berkembang. Tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat umum tentang pentingnya tekanan darah tinggi dan komplikasi medisnya yang serius, serta memberikan informasi tentang pencegahan, deteksi, dan pengobatan.
Menurut situs resmi World Hypertension League (WHL), tema Hari Hipertensi Sedunia 2023 adalah "Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer" yang artinya "Ukur Tekanan Darah Anda Secara Akurat, Kendalikan, Hidup Lebih Lama". Fokus tahun ini adalah mengatasi kurangnya kesadaran di seluruh dunia, terutama di daerah berpenghasilan rendah dan menengah, serta pada metode pengukuran tekanan darah yang akurat.
ADVERTISEMENT
Hipertensi merupakan faktor risiko penting yang dapat dicegah untuk penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) serta penyebab kematian di seluruh dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2013 di Indonesia prevalensi hipertensi sebesar 25,8%, sedangkan di tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 34,1% atau dalam artian diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang hipertensi. Angka kejadian populasi hipertensi meningkat di seluruh dunia karena seiring bertambahnya zaman terdapat pula perubahan faktor risiko gaya hidup. Di Indonesia diperkirakan hanya sebagian kasus hipertensi yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis dikarenakan berbagai macam sebab.
Dilansir dari Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes mengenai mengenal penyakit hipertensi dimana hipertensi mendapat julukan The Silent Killer karena umumnya penderita tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala atau tanda yang spesifik. Namun ada tanda-tanda tidak spesifik yang mungkin dialami oleh penderita tekanan darah tinggi, antara lain: 1) Sakit kepala dan pusing, 2) Jantung terasa berdebar-debar, 3) Nyeri dada, 4) Gelisah, 5) Penglihatan kabur dan 6) Cepat lelah. Pentingnya melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin di fasilitas kesehatan terdekat untuk mengetahui ada atau tidaknya riwayat hipertensi.
ADVERTISEMENT
Jika mengalami hipertensi, terdapat tips untuk mengontrol tekanan darah tersebut dengan cara melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang efektif mungkin cukup untuk menunda atau mencegah kebutuhan terapi obat pada pasien dengan hipertensi stadium awal. Namun kelemahan utama dari perubahan gaya hidup adalah konsistensi yang buruk dari waktu ke waktu. Langkah-langkah gaya hidup yang direkomendasikan yang telah terbukti menurunkan tekanan darah adalah membatasi asupan garam, konsumsi alkohol secukupnya atau menghindari minuman beralkohol juga dianjurkan, makan banyak sayuran dan buah-buahan, menurunkan maupun mempertahankan berat badan ideal, dan olahraga teratur setidaknya melakukan 30 menit latihan aerobik dinamis intensitas sedang (berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) pada 5-7 hari per minggu. Selain tekanan darah, berhenti merokok dan tindakan gaya hidup lainnya juga penting, misalnya untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker.
ADVERTISEMENT
Obat tekanan darah telah terbukti sangat membantu dalam mengobati tekanan darah tinggi, tetapi obat saja tidak cukup untuk mengobati kondisi ini. Pencegahan adalah faktor utama. Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko hipertensi, diharapkan masyarakat dapat mencegah timbulnya hipertensi dan komplikasinya, termasuk kematian.