Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Cerita Mama Elisabeth, Korban Banjir Bandang Adonara: Liburan Membawa Duka
5 Mei 2021 21:29 WIB
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Harapan untuk berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman pada saat perayaan hari raya Paskah kali ini harus berujung luka dan duka yang begitu mendalam bagi Elisabeth Reda Lamoren dan ketiga anaknya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, Elisabeth harus kehilangan sang suami, paman dan ayah tercinta dan ketiga anaknya harus kehilangan sosok seorang ayah yang menjadi korban banjir bandang yang terjadi di Dusun Kewuko, Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado, Kabupaten Flores Timur beberapa pekan lalu.
Ditemui florespedia di kediamannya pada Senin (3/5), Elisabeth sedang menggendong anak bungsunya yang masih berusia 10 bulan.
Sedangkan dua anak lainnya sudah kembali ke Maumere, Kabupaten Sikka karena masa liburan telah usai dan harus kembali ke sekolah.
Tampak bagian depan rumah orang tua Elisabeth yang merupakan tempat usaha orang tuanya hancur dihantam banjir bandang. Hanya tersisa pondasi. Sedangkan rumah mereka juga sebagian hancur karena dihantam banjir bandang.
Kepada florespedia, Elisabeth bercerita bahwa sejak tahun 2004 lalu, dirinya bersama sang suami tinggal di Nangahure, Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
Menjelang perayaan Paskah tahun 2021 lalu, dirinya bersama sang suami beserta 3 orang anaknya memutuskan untuk pulang ke Kampung Kewuko, Desa Oyang Barang untuk merayakan paskah bersama orang tua dan keluarga besarnya.
Namun, bencana yang datang secara tiba-tiba pada saat semua warga kampung terlelap tidur ternyata merubah semuanya. Perayaan Paskah bersama keluarga menjadi hari berkabung bagi Elisabeth dan keluarganya.
Elisabeth menceritakan, pada saat kejadian sekitar pukul 12.00 WITA, ia bersama ketiga anaknya tidur di rumah lama milik orang tuanya, sedangkan sang suami tidur di rumah yang letaknya berseberangan jalan dengan rumah orang tuanya.
"Kejadian itu sekitar jam 12, kaget karena tetangga semua suruh bangun, jadi saat kami bangun itu air sudah sampai lutut jadi kami lari ke atas bukit. Kejadian pertama itu disebelah atas jalan, disebelah bawah itu belum. Kios disini, dengan saya punya motor dua dan rumah di sebelah kami ini juga habis terbawa banjir semua," cerita Elisabeth.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di tempat yang dirasa aman, dirinya menelpon suaminya guna memastikan kondisi sang suami.
Sang suami sempat menanyakan kondisi Elisabeth beserta ketiga anaknya dan menyampaikan kepada Elisabeth bahwa kondisinya aman.
"Habis telpon itu, jaringan hilang sampai pagi, terus kaget lagi ada orang bilang rumah yang sebelah bawah itu habis tersapu banjir dan 3 orang hilang, tapi waktu itu saya tidak ada firasat apa-apa karena dia bilang dia aman. Waktu itu saya sempat sampaikan ke dia, kalau rasa bagiamana, naik saja ke kuda-kuda rumah," cerita istri almarhum Stevanus Tukan Kolin ini.
Menurut cerita Elisabeth, banjir tersebut merupakan luapan air dari kali yang letaknya tak jauh dari permukiman warga.
Suaminya ditemukan dua hari kemudian di pesisir pantai dekat Kampung Kewuko. Sedangkan ayahnya ditemukan pada hari kelima setelah kejadian.
ADVERTISEMENT
"Saya rasanya belum bisa terima apalagi saya juga ada anak bayi begini," ujar Elisabeth yang mata-matanya mulai berkaca-kaca.
Pasangan Elisabeth Reda Lamoren dan Stevanus Tukan Kolin memiliki tiga orang anak yakni Intan Kolin (14) Siswi SMP Negeri 3 Nangahure, Kecamatan Alok Barat, Irma Kolin (12), siswi SD Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka dan Antonius Hamahidu Kolin yang masih berusia 10 bulan.
Hingga saat ini, warga masih terus berupaya mencari salah satu korban banjir bandang yang hilang.
Pasca kejadian, para korban banjir bandang di Kampung Kewuko, Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado sempat diungsikan ke Posko pengungsian namun setelah Status Tanggap Darurat dicabut oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur pada tanggal 1 Mei 2021 lalu, warga sudah kembali ke rumah masing-masing dan terpaksa tinggal di rumah-rumah mereka yang belum direnovasi akibat dihantam banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Kontributor : Albert Aquinaldo.