Konten Media Partner

Terima Telpon saat Hujan, Pemuda NTT Tewas Disambar Petir

3 Desember 2019 14:57 WIB
clock
Diperbarui 16 Mei 2021 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dona Nenoliu (22) tewas tersambar petit pada Senin (2/12/2019). Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Dona Nenoliu (22) tewas tersambar petit pada Senin (2/12/2019). Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
KUPANG- Dona Nenoliu (22) warga Desa Mio, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, tewas seketika akibat disambar petir. Korban disambar petir saat sedang mengangkat panggilan telepon di bawah pohon, Senin (2/12/2019).
ADVERTISEMENT
Kapolsek Amanuban Selatan, Ipda Made Wijaya, menuturkan, korban bersama ibu kandungnya, Sarci Tanu dan dua orang adiknya kandungnya atas nama Antonius Nenoliu dan Lianse Lasaa berboncengan dengan menggunakan sepeda motor usai pulang dari Puskesmas Panite Kecamatan Amanuban Selatan.
Korban bersama ibu dan adiknya diketahui baru saja pulang menjenguk saudara mereka yang dirawat di Puskesmas Panite.
Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba turun hujan yang cukup lebat sehingga korban memberhentikan sepeda motornya dan memberitahukan kepada ibu dan adiknya untuk berteduh.
"Korban bersama ibu dan adiknya berteduh di bawah atap sebuah rumah sambil duduk di atas tumpukan kayu," cerita Made kepada wartawan, Selasa (3/12/2019).
Karena korban ingin menerima telepon lanjut Made, korban pun bergeser dari lokasi dan berteduh di pohon asam yang berada tak jauh dari lokasi ibu dan adiknya berteduh.
ADVERTISEMENT
Tak beberapa saat korban tiba di bawah pohon, muncul petir yang langsung menyambar tubuh korban.
"Saat korban tersambar petir, ibu korban tidak melihat kejadian tersebut. Ketika korban sudah terjatuh barulah ibu kandungnya melihat dan memeluk tubuh anaknya yang sudah tak bernyawa," katanya.
Hasil Visum
Dari hasil visum yang dilakukan dokter Ganesa Granta tidak ditemukan adanya tanda-tanda luka akibat kekerasan fisik pada tubuh korban.
Korban diduga kuat meninggal akibat tersambar petir. Untuk mengetahui pasti penyebab kematian maka harus dilakukan otopsi, tetapi pihak keluarga korban menolak dan menerima kematian korban sebagai ajalnya.
"Pasca kejadian dan kita mendapatkan informasi adanya korban yang meninggal akibat tersambar petir, kita langsung melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Panite guna melakukan visum. Dari hasil visum, kuat dugaan korban meninggal akibat disambar petir," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sesuai hasil visum, celana jeans yang dikenakan korban robek karena disambar petir. Celana dalam korban pun ikut terbakar hingga pangkal paha kanan dan bagian bokong pun ikut terbakar.
Bagian dada kiri dan kanan korban terdapat lebam bergaris-garis, paha kiri dan kanan terdapat luka bakar, rambut kemaluan terbakar akibat disambar petir.
Terdapat lebam di punggung korban. Pada kemaluan korban keluar cairan bening dan pada dubur korban keluar veses.
"Karena pihak keluarga sudah menerima kematian sebagai ajalnya, maka jenazah korban sudah kita serahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan sebelum dimakamkan," pungkasnya. (Ola Keda)