Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Berbuka Puasa Dengan Jatuh Cinta
27 Mei 2017 2:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Fajar A Nawawi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gita cinta dari SMA, sebuah kisah klasik antara Galih dan Ratna yang menjadi simbol peraduan perasaan sepasang bocah tanggung yang akan jadi bahan tertawaan ketika mereka dewasa nanti. Dulu aku pun begitu. Sulastri namanya. Saat itu kami tidak sedang berada dalam pucuk asmara, eh tapi mungkin saja. Setahuku mimpiku untuk menembus PTN impianku saat itu membebani perasaanku untuk menahan rasa malu dalam setiap tatapan itu. Sampai kami mencapai impian masing-masing pun kami masih bersahabat baik, tak lebih dari menjadi tempat pelariannya saat itu.
ADVERTISEMENT
Dua tahun berlalu, hampir satu dekade yang lalu, kami masih mengejar impian masing-masing. Tagar #sawityowit pun tak terasa mulai bermunculan sebagai penanda masuknya awal bulan suci Ramadhan. Undangan berbuka puasa bersama mulai berdatangan. Saat itu, jadwal buka milikku sudah penuh sampai enam tahun ke depan. Namun hanya satu undangan yang kutunggu, tidak lain untuk bertemu Sulastri. Kalau kata Hugh Grant:
I've been hiding all my hopes and dreams away, just in case I ever need 'em again someday.
Saat-saat yang kutunggu pun akhirnya tiba. Hari ke-9 puasa. Benar saja kata Is, malam itu hanya ada sedikit bintang di langit karena dirinya sedang cantik-cantiknya. Masih saja, semenjak aku memutuskan menghilang setelah hari kelulusan itu, kami masih saling berpandang dengan malu. Dia bilang, saat itu dia sudah lepas dari benang-benang yang menjeratnya sehingga tidak perlu lagi mencoba berlari kesana kemari. Katanya, terima kasih pernah menjadi tempat berteduh dalam pelariannya. Dan. Masih saja, dia berterima kasih bahwa aku bersedia menjadi sahabat terbaiknya.
ADVERTISEMENT
Suara doa shalat witir pun terdengar dari speaker masjid terdekat. Aku baru sadar belum membatalkan puasaku karena aku datang terlambat ke tempat kami berpapasan dengan sengaja itu. Namun, apabila jargon marketing sebuah produk teh kemasan itu ditetapkan sebagai sunnah, mungkin aku tidak perlu mencicipi apa-apa lagi. Berbukalah dengan yang manis, katanya. Aku berbuka puasa dengan jatuh cinta.
-------------------------------------------------------------------
Tak terasa hampir satu dekade telah berlalu. Aku sudah lupa sudah berapa jenis cerita serupa yang mampir dalam hidupku. Mungkin, periode ini aku akan merasakan hal yang serupa. Selamat datang bulan Ramadhan, kali ini aku siap kembali berbuka puasa dengan jatuh cinta. Diawali dengan cinta untuk Sang Pencipta.