Konten dari Pengguna

Baloeiros: Karya Seni Oposisi Komunitas Akar Rumput terhadap Kekuasaan

Ignatius Fridolin
Mahasiswa Sastra Inggris & Staff Jurnal LPPM Universitas Sanata Dharma
7 April 2025 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ignatius Fridolin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu balon yang dilepaskan para pelaku baloeiros di malam hari. (Foto: penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu balon yang dilepaskan para pelaku baloeiros di malam hari. (Foto: penulis)

Baloeiros bukan sekadar pelapasan balon, ia adalah simbol perlawanan diam-diam masyarakat pinggiran terhadap narasi tunggal negara tentang legalitas, bahaya, dan budaya yang 'layak' dipertahankan

ADVERTISEMENT
Sebuah film dokumenter berjudul Balomania karya sutradara Denmark, Sissel Morell Dargis, sukses mendokumentasikan Baloeiros, sebuah tradisi pelepasan balon ilegal di Brazil. Berbeda dengan festival balon yang meriah pada umumnya, Baloeiros dilakukan secara diam-diam oleh beberapa komunitas masyarakat Brazil atau turmas karena tradisi tersebut telah dilarang oleh pemerintah Brazil. Dalam dokumenter tersebut, mereka yang melestarikan tradisi ini kerap kali harus berurusan dengan kepolisian, tidak jarang harus dipidana. Di balik semua itu, tersimpan pertanyaan, mengapa para turmas tidak menghiraukan larangan pemerintah dan terus melaksanakan Baloeiros tiap tahunnya?
ADVERTISEMENT

Asal-usul, Tradisi, dan Estetika

Tradisi baloeiros di Brazil berakar dari ritual keagamaan Katolik yang diperkenalkan oleh penjelajah Portugis. Kegiatan ini dimulai pertama kali sebagai bagian dari Festas Junias yakni perayaan tahunan untuk menghormati Santo Antonius, Petrus, dan Yohanes. Pada masa itu, balon dilepaskan sebagai simbol penghormatan spritual.
Seiring waktu, balon-balon tersebut menjadi lebih dari sekadar upacara religius, tapi bentuk ekspresi budaya komunitas, terutama masyarakat kelas pekerja. Dari generasi ke generasi, mereka mewariskan tradisi baloeiros dan menjadikannya bagian dari identitasi komunitas lokal.
Sisi estetika dalam baloeiros menjadikannya tradisi yang unik. Para pembuat balon tidak hanya menciptakan balon terbang, mereka sendiri lah yang merancang balon raksasa yang indah dan kompleks tersebut. Balon-balon tersebut biasanya setinggi 30 meter dan dihiasai potret artis terkenal seperti Sylvester Stallone atau Luciano Pavarotti atau tokoh sepakbola dan animasi kartun. Setiap pembuatan balon dikerjakan secara kolaboratif, dari menggambar pola, memotong kertas warna, hingga melekatkan semua bagian agar balon dapat terbang. Semuanya dikerjakan para turmas berbulan-bulan sampai pada hari pelepasan.
ADVERTISEMENT
Balon yang dilepaskan pada baloeiros memiliki tinggi rata-rata 30 meter dan bergambar unik, mulai dari musisi, aktor, ikon kepercayaan, animasi kartun, sampai para atlet. (Foto: penulis)

Larangan dan Perlawanan

Pada 1998, pemerintah Brazil secara resmi melarang baloeiros. Larangan diberlakukan karena kekhawatiran terhadap kebakaran hutan, kerusakan properti, dan keamanan penerbangan. Pemerintah Brazil mengancam para turmas atau komunitas balon dengan ancaman penjara 8 tahun bila kedapatan melakukan baloeiros. Tak sampai di situ, kepolisian Brazil memburu para pelaku baloeiros dengan helikopter mereka, ke tempat di mana balon-balon itu biasa dilepaskan. Selain itu, beberapa media Brazil kerap mengaitkan baloeiros dengan perdagangan Narkoba dan kejahatan mafia sehingga membuat pemerintah Brazil segera melarang segala bentuk aktivitas baloeiros.
Meski dianggap berbahaya, larangan tersebut justru membuat para pembuat balon semakin gigih mempertahankan tradisi mereka. Sekarang, balon-balon sering dilepaskan secara rahasia, biasanya di malam hari dan dari daerah pedalaman.
ADVERTISEMENT
Apa yang menjadi kritik para pelaku baloeiros adalah bahwa tradisi pelepasan balon justru diterima secara legal di beberapa negara lain seperti Meksiko. Di sana, tradisi ini diakui oleh otoritas lokal sebagai festival rakyat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa di Brazil baloeiros dianggap ilegal sedangkan di tempat lain justru dipromosikan? Mereka lalu menyandingkannya dengan tarian Samba yang dulu dianggap ilegal karena merupakan kultur Afro-Brazilian. Namun, sekarang Samba justru menjadi ikon promosi Brazil pada dunia.
Dalam wawancara Sissel Morrell dengan penulis Graham Douglas dari Latino Life, sutradara itu menegaskan bahwa para pelaku baloeiros adalah mereka yang ingin melestarikan tradisi komunitas mereka, mereka tidak mendapatkan apa-apa, tapi merawat tradisi yang sarat akan kekeluargaan, pengorbanan, dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Narasi seperti film balomania hadir bukan untuk menjustifikasi pelanggaran hukum, melainkan untuk menunjukan bahwa ada bentuk seni, tradisi, dan cinta yang tak bisa dikendalikan oleh pasal-pasal dan aparat. Yang perlu ditanyakan bukan mengapa baloeiros masih dilakukan, tapi mengapa tak ada ruang untuk memaknai tradisi yang tak sempurna tapi penuh makna tersebut.