Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fenomena Internet Trolling Di Media Sosial Tiktok
6 Juli 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari FRISKA LORENZA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Internet trolling seperti sudah marak terjadi di berbagai media sosial saat ini. Di era digital seperti sekarang, orang-orang dapat dengan bebas menyampaikan pendapat mereka melalui smartphone. Beragam platform media sosial mendukung kita untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang terjadi di luar sana. Internet trolling atau online trolling adalah sikap menipu, merusak, dan mengganggu dilingkup sosial dunia maya dengan tujuan yang tidak jelas.
ADVERTISEMENT
Kebebasan berekespresi, mengemukakan pendapat dan keterbatasan membalas di sosmed membuat orang-orang tidak segan meninggalkan komentar negatif di media sosial. Tindakan trolling yang dilakukan bisa mempengaruhi orang lain dan mempersempit pemikiran mereka, sehingga orang lain akan ikut-ikutan melakukan tindakan tersebut.
Berbagai media sosial saat ini tidak terlepas dari oknum-oknum yang melakukan online trolling ini, seperti berkomentar pada postingan orang lain dengan kata-kata menjatuhkan, menibulkan provokasi hinaan atau perkataan tidak pantas. Terutama di aplikasi Tiktok yang sudah menjadi aplikasi paling popular saat ini. Tiktok berisi konten video dari siapa saja yang memiliki akun, selain memposting video, pengguna juga dapat mengirimkan komentar dan suka pada setiap postingan. Disini banyak orang yang tidak segan berkomentar buruk tanpa memikirkan perasaan orang lain. Contohnya saja pada akun @fujiiian di Tiktok yang sering mendapatkan komentar buruk dari netizen.
Komentar-komentar yang dilontarkan kebanyakan berisi hujatan dan bahkan hinaan fisik terhadap pemilik akun tersebut, padahal video yang diposting tidak berhubungan sama sekali dengan komentar tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika dikaitkan dengan materi komunikasi kelompok,fenomena trolling ini cukup berhubungan. Pada tradisi sosiopsikologis, suatu pesan dari komunikator berpengaruh kepada kelompok itu dan kepribadiannya. Internet trolls dijelaskan cenderung senang melakukan tindakan trolling, kurang mampu berempati sehingga rasa penyesalan rendah serta merasakan kesenangan saat berhasil membuat korbannya emosional dengan komentar-komentarnya yang kejam dan jahat. Sudah banyak kita temui kasus orang-orang yang tertekan bahkan sampai bunuh diri akibat hujatan dan komentar miring netizen.
Untuk kasus diatas tentu ini sangat berpengaruh juga kepada kondisi mental anak laki-laki tadi. Karena dia menerima komentar-komentar yang tidak mengenakkan dari netize, padahal dia tidak melakukan hal buruk sedikitpun. Terlebih lagi dia anak berkebutuhan khusus yang tentunya lebih sensitif dan perasa. Bisa saja komentar orang-orang ini mengakibatkan dia semakin sedih dan tidak percaya diri. Untuk tradisi sibernatika, individu saling mempengaruhi dan berinteraksi satu sama lain. Pesan komunikasi itu sangat mempengaruhi komunikannya.
ADVERTISEMENT
Komentar yang tidak baik itu akan mempersempit pikiran orang lain dan membuat orang tersebut terpengarh dan ikut-ikutan menghujat. Contohnya pada kasus diatas, tidak hanya satu atau dua orang, bnyak orang-orang yang berkomentar tidak mengenakkan kepada laki-laki tersebut. Seperti kebanyakan netizen indonesia yang mudah terpengaruhi, yang lain malah ikut mennhujat laki-laki itu.
Dan yang terkahir yaitu teori sosiokultural yang menunjukkan bagaimana pemahaman tentang makna, norma, peran dan aturan yang bersifat interaktif dalam komunikasi. Seseorang akan membentuk keprbadiannya sesuai dengan lingkungan mereka. Bagaimana kebiasaan disekitar dan hal-hal yang sering mereka temui akan berpengaruh kepada kepribadian.
Berbagai media sosial saat ini tidak terlepas dari oknum-oknum yang melakukan online trolling ini, seperti berkomentar pada postingan orang lain dengan kata-kata menjatuhkan atau tidak pantas.
ADVERTISEMENT