Konten dari Pengguna

Generasi Alpha di Era AI: Masa Pendidikan Islam

Rifqy Raditya Nalendra
Mahasiswa Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
26 November 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifqy Raditya Nalendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
AI dalam pendidikan Islam. Sumber: OpenAI.
zoom-in-whitePerbesar
AI dalam pendidikan Islam. Sumber: OpenAI.
ADVERTISEMENT
Generasi Alpha adalah generasi yang lahir antara 2010 hingga 2025. Generasi ini tumbuh dalam lingkungan yang didominasi oleh teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI). Sejak usia dini, mereka sudah terbiasa dengan internet dan media sosial. Dalam konteks ini, teknologi AI telah membawa perubahan besar, dari yang dulunya belajar agama dengan cara tatap muka menjadi melalui platform digital. Perubahan ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan Islam. Dulu, pendidikan agama dilakukan secara langsung di masjid atau sekolah agama, namun kini banyak materi yang dapat diakses melalui platform digital berkat kemajuan AI. Transformasi ini membawa dampak pada hubungan sosial dalam komunitas Muslim. Siswa yang belajar agama secara digital mungkin kehilangan interaksi sosial yang biasanya terjalin dalam pembelajaran tatap muka. Dari perspektif sosiologi, hal ini memengaruhi cara generasi muda membangun pemahaman agama, serta hubungan sosial dan nilai-nilai keberagamaan dalam masyarakat. Dengan perkembangan ini, penting untuk memahami bagaimana AI membentuk pendidikan Islam dan dampaknya terhadap dinamika sosial dan identitas keagamaan Generasi Alpha.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Islam secara tradisional biasanya dilakukan secara langsung antara guru dan murid. Sejak dahulu, kegiatan keagamaan seperti pengajian, fiqih, dan belajar Al-Qur’an dilakukan secara langsung untuk menciptakan hubungan sosial yang erat dalam komunitas Muslim. Namun, dengan adanya kemajuan teknologi dan AI, pola ini mulai berubah. Materi agama kini lebih mudah diakses melalui aplikasi, video online, atau platform digital seperti YouTube dan TikTok.
Perubahan ini membawa dampak penting terhadap cara generasi muda belajar agama. Perubahan ini menggeser dari model pembelajaran kolektif menuju pembelajaran yang lebih individualistis. Pembelajaran agama yang dulu dilakukan secara interaksi langsung kini dilakukan melalui perangkat digital. Meskipun kehadiran teknologi ini dapat memudahkan akses terhadap banyak ilmu, tetapi juga dapat mengubah pola pembelajaran sosial dalam masyarakat Muslim.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, anak-anak yang belajar melalui aplikasi tidak lagi membutuhkan guru secara langsung. Meskipun teknologi sangat memudahkan, interaksi minim dengan guru dan teman sebaya dapat mengurangi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran kolektif tentang nilai-nilai agama. Dalam masyarakat, kesadaran kolektif ini adalah faktor pengatur hubungan sosial antarindividu dengan kelompok masyarakatnya, yang diperoleh melalui interaksi langsung dan pengalaman bersama.
Dalam konteks pendidikan Islam, aspek sosial tidak hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga membentuk etos keagamaan dan karakter moral. Interaksi tatap muka di sekolah atau di madrasah memungkinkan siswa merasakan langsung nilai-nilai Islam seperti kebersamaan, gotong royong, dan rasa hormat kepada guru. Meskipun pembelajaran digital memberikan akses luas pada materi-materi keagamaan, kedalaman pemahaman yang didapat ketika diskusi secara langsung bisa saja berkurang.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks sosiologi, interaksi langsung dalam komunitas memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi dan nilai-nilai Islam. Ketika generasi muda lebih sering belajar secara online, ada potensi hilangnya kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan keagamaan yang membangun kesadaran sosial dan identitas kolektif. Tantangan ini mengajak masyarakat untuk menemukan cara baru dalam memadukan teknologi dengan pembelajaran Islam yang tetap mempertahankan nilai-nilai sosial.
Teknologi AI memang menawarkan banyak peluang untuk memperkaya pendidikan Islam apabila digunakan dengan benar. Aplikasi tafsir, Al-Qur’an digital, atau platform tentang sejarah Islam bisa menjadi sarana yang menarik bagi Generasi Alpha. Mereka bisa belajar dengan cara yang lebih visual dan interaktif, yang sesuai dengan gaya belajar mereka yang lebih terbiasa dengan media digital. Namun, ada kekhawatiran jika tanpa adanya bimbingan dari guru atau orang tua, bisa saja Generasi Alpha mengakses informasi yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, peran orang tua, guru, atau komunitas yang memandu teknologi AI ini menjadi sangat penting.
ADVERTISEMENT
Pengaruh teknologi digital dan AI dalam pendidikan Islam bagi Generasi Alpha mengilustrasikan bagaimana modernisasi tidak hanya mengubah metode belajar, tetapi juga membentuk identitas sosial dan nilai keagamaan. Meskipun teknologi menawarkan akses yang lebih luas dan efisien terhadap ilmu agama, perubahan ini membawa tantangan terhadap aspek sosial dan spiritual yang selama ini menjadi inti dari pendidikan Islam. Dalam hal ini, pendidikan digital bukan sekadar metode baru, tetapi juga contoh konkret bagaimana Islam berinteraksi dengan dinamika sosial dan budaya di era modern, membentuk pola pendidikan yang berusaha mempertahankan nilai-nilai agama di tengah perubahan zaman.