Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perawatan Paliatif Penting Untuk Pasien Gagal Jantung
16 November 2024 16:21 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Futuwwah Sotya Cahyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seberapa penting perawatan paliatif pada pasien gagal jantung?
Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebanyak 85% kematian dengan penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh gagal jantung. Indonesia menduduki urutan keempat negara dengan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler terbanyak di dunia. Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 sebanyak 1.017.290 penduduk indonesia terdiagnosis penyakit gagal jantung dan sebesar 9,7% penyakit gagal jantung menjadi penyebab kematian di Indonesia. Pasien dengan gagal jantung kronis memiliki rata-rata keberlangsungan hidup selama 2,1 tahun setelah terdiagnosis, tidak banyak dari mereka yang ingin mengakhiri hidupnya sebab rasa sakit darai gejala penyakit yang dialaminya. Sehingga perawatan paliatif dibutuhkan untuk meringankan gejala dari gagal jantung dan memenuhi kualitas hidup yang baik.
ADVERTISEMENT
Gagal jantung merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam melaksanakan fungsi pompa darah sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi pada sel dan jaringan organ tubuh tidak terpenuhi (Lukitasari, et all. 2021). Pasien gagal jantung kondisi fisiknya akan mengalami penurunan dan timbul gejala berupa sesak napas, lelah, pembengkakan, dan penurunan nafsu makan. Selain itu, gejala psikologis berupa kecemasan dan depresi dapat timbul akibat penyakit gagal jantung. Pasien dengan gagal jantung memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas hariannya sehingga rentang mengalami stres dan depresi. Tingkat keparahan gagal jantung diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu I, II, III, IV yang masing-masing memiliki ciri berbeda. Derajat I pasien melakukan aktivitas secara normal, derajat II pasien menunjukkan gejala ringan saat beraktivitas dan merasa lebih nyaman ketika beristirahat, derajat III pasien mengalami keterbatasan fisik, dan derajat IV pasien tidak mampu melakukan aktivitas (Nursita & Pratiwi, 2020). Pasien dengan derajat IV mengalami penurunan kondisi fisik yang begitu kentara dan pada fase 6 bulan terakhir mengakibat pasien sering bolak balik rumah sakit untuk pengobatan meskipun pengobatan rawat jalan telah optimal. Kondisi tersebut mempengaruhi sejauh mana pasien mampu dalam melakukan aktivitasnya, yang berdampak pada terpengaruhnya kualitas hidup pasien gagal jantung.
ADVERTISEMENT
Mengapa perawatan paliatif perlu diberikan pada pasien gagal jantung?
Perawatan paliatif merupakan pendekatan multidisiplin yang diberikan kepada pasien dari awal didiagnosa penyakit hingga akhir kehidupannya. Perawatan paliatif fokus untuk menghilangkan keluhan pasien dari gejala penyakit, mengupayakan peningkatan kualitas hidup, dan membantu pasien menghadapi akhir hayatnya agar lebih tenang dengan memperhatikan aspek dukungan sosial, psikologi dan spiritual. Menurut WHO tahun 2024 penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif merupakan penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan yang menyebabkan penderitaan, yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker, kegagalan organ utama, tuberkulosis yang kebal terhadap obat, luka bakar parah, penyakit kronis dengan stadium akhir, trauma akut, kelahiran prematur yang ekstrem, dan kelemahan usia lanjut yang ekstrem. Perawatan paliatif tidak hanya diberikan kepada pasien saja melainkan kepada keluarga pasien dalam menghadapi periode kehilangan. Perawatan paliatif pada pasien gagal jantung memiliki peran penting. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit gagal jantung mengakibatkan pasien membutuhkan dukungan keseluruhan baik dari aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang dapat diperoleh melalui perawatan paliatif.
ADVERTISEMENT
Pada aspek biologis perawatan paliatif fokus pada permasalahan fisik untuk pengurangan atau menghilangkan gejala penyerta dari gagal jantung. Pasien dengan penyakit gagal jantung memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisiknya, sebab kelelahan akan meningkat bersamaan dengan tingginya derajat dari gagal jantung. Terapi non farmakologi yang dapat diberikan pada pasien gagal jantung seperti perawatan mandiri dalam ketaatan berobat, pemantauan berat badan, pembatasan asupan cairan, pengurangan berat badan, pemantauan asupan nutrisi, dan latihan fisik.
Ketika pasien didiagnosis gagal jantung, respon psikologis yang terjadi berupa kecemasan sebab penyakit yang dialaminya mengancam kelangsungan hidupnya. Dilihat dari hasil penelitian oleh (Lubis & Abilowo, 2021) sebanyak 44% pasien gagal jantung mengalami kecemasan berat. Stress emosional seperti cemas meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi, sehingga kerja jantung mengalami peningkatan. Tanggapan dari pasien gagal jantung bermacam-macam mulai dari ketidakpercayaan, cemas, penolakan, putus asa, stress, depresi, ketakutan, dan hilang kepercayaan diri, dengan itu diperlukan dukungan psikologis dari perawatan paliatif. Dukungan aspek psikologis berhubungan dengan aspek sosial dimana hubungan interpersonal kelompok sosial membantu mengatasi rasa kecemasan pasien. Dukungan sosial dapat mempengaruhi pasien dalam menghadapi proses penyakitnya. Membuat pasien merasa dicintai, memiliki tempat berbagi beban, mengekspresikan perasaan sehingga tumbuh rasa kepercayaan diri pasien dalam menghadapi proses penyakitnya. Dengan kepercayaan diri membuat pasien lebih bersemangat dalam menjalankan pengobatan.
ADVERTISEMENT
Aspek spiritual diakui sebagai landasan perawatan paliatif, yang mana kesehatan spiritual dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup termasuk proses kematian. Pasien gagal jantung yang mengalami penurunan kesehatan, fokus spiritualnya akan meningkat, sebab yang dipikirkan adalah ketakutan akan kematian. Perawatan paliatif dapat memberikan wadah dan dukungan untuk pasien memenuhi kebutuhan spiritualnya. Mengusahakan supaya pasien tetap aktif hingga akhir hayatnya serta membantu mengatasi suasana berduka cita pada keluarga.
Dari kebutuhan dukungan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien gagal jantung, berikut merupakan alasan mengapa pasien gagal jantung membutuhkan perawatan paliatif:
1. Mengelola gejala
Pasien dengan gagal jantung membutuhkan bantuan perawatan paliatif untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gagal jantung seperti sesak napas, kelelahan, adanya pembengkakan.
ADVERTISEMENT
2. Membimbing pasien dan keluarga
Bukan hanya pasien yang perlu diberikan perawatan paliatif, melainkan keluarga pasien juga. Perawat paliatif ditunjukan untuk menciptakan kualitas hidup pasien dan keluarga pasien dalam mempersiapkan kematian
3. Menyediakan dukungan sosial
Kecemasan sebab terdiagnosis gagal jantung menjadikan pasien membutuhkan perawatan paliatif. Dukungan sosial membantu pasien untuk meningkatkan kualitas hidup dan membantu pasien hidup seaktif mungkin hingga meninggal.
Daftar Pustaka:
Aswini, N. P. A. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien Gagal Jantung Kongestif Melakukan Pengobatan Di Poliklinik Jantung RSUD Kabupaten Badung Mangusada. Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA), 1(1), 20–26. https://doi.org/10.55887/nrpm.v1i1.3
Khairunisa, F., & Handono, N. P. (2024). Pengkajian Perawatan Paliatif Dan End of Life Pada Pasien Dengan Congestive Heart Failure : Literature Review. 13(2), 25–33.
ADVERTISEMENT
Lubis, A. Y. S., & Abilowo, A. (2021). Penurunan Tingkat Kecemasan dan Depresi Pasien Gagal Jantung Kronis dengan Meditasi. Ahmar Metastasis Health Journal, 1(2), 74–80. https://doi.org/10.53770/amhj.v1i2.45
Lukitasari, M., Kusumastuty, I., Nugroho, D. A., Rohman, M. S., & Kristianingrum, N. D. (2021). Gagal Jantung: Perawatan Mandiri dan Multidisiplin. Universitas Brawijaya Press.
Nursita, H., & Pratiwi, A. (2020). Peningkatan Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Jantung: A Narrative Review Article (Improved Quality of Life in Heart Failure Patients: A Narrative Review Article). Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 13(1), 10–21. https://doi.org/10.23917/bik.v13i1.11916
Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian Dan Pengembangan Indonesia, Kesehatan Departemen Kesehatan Republik, Jakarta. 2013.65-9 hal
Riskesdas 2018. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2018;70–9 hal
ADVERTISEMENT
Sudarsa, I. W. (Ed.). (2020). Perawatan Komprehensif Paliatif. Airlangga University Press.
Word Health Organization (WHO). 2024. Perawatan Paliatif. Diunduh dari: https://www.who.int/health-topics/palliative-care 11 November 2024.
Futuwwah Sotya Cahyani, Mahasiswa Keperawatan Universitas Jember