Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Jangan Nonton Film “The Curse” !!!
7 Mei 2017 21:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Gabriella Miranda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada hari minggu kuturut ayah ke kota... eh engga deng jayus ya maafin. Awalnya gue mau nonton film The Curse ini pas premier tanggal 27 April, tapi apa boleh buat tugas kuliah dan tugas negara jadi hambatan buat nonton film ini. Nah, akhirnya hari minggu tanggal 7 Mei gue ngajak sahabat gue buat nonton filmya, perjuangan banget buat kita nyampe bioskop dengan cuaca yang gak nentu akhir-akhir ini, kita udah janjian di XXI Blok M Square jam 14.00 dan nonton film The Curse jam 14.50, namun karena hujan badai dan petir kami pun baru sampai di bioskop jam 15.30 dalam keadaan basah kuyup. Demi tetap nonton film ini, kita beli tiket di jam selanjutnya yaitu jam 16.55.
ADVERTISEMENT
Film The Curse ini adalah salah satu film yang gue tunggu-tunggu karena emang sejatinya gue pencinta film horor. Setelah liat trailernya, film ini berbeda dari film-film horor Indonesia yang ditayangkan beberapa tahun belakangan yang biasanya hanya mengumbar seksualitas tubuh wanita. Menurut gue film The Curse ini cukup konsisten dengan genre horornya dan kualitas film ini bisa disejajarkan dengan film-film horor Thailand atau horor Jepang yang terkenal bisa membuat penonton tidak bisa tidur berhari-hari setelah menontonnya.
Langsung aja deh gue ceritain pengalaman gue nonton film ini. Nah, baru mulai filmnya nih yaaaa, GIIILLLLLLSSSSSS!! Apaan nih udah nongol aja tuh setan nenek-nenek dengan muka hancur, bibir pecah-pecah dan berkuku panjang. Rasanya gue pengen banget ngasih minuman larutan pereda panas dalam LOL. Nah abis itu, sumpah gak dikasih nafas dan ga dikasih jeda buat jantung gue berdetak normal lagi, di gas terus dan setan-setannya silih berganti bikin gue teriak-teriak dan jambak rambut temen gue. Film ini juga memaksa kita untuk berpikir dan menebak-nebak bagaimana alur dan cerita selanjutnya. Selain itu, meskipun lokasi shootingnya di Australia, tim produksi film ini tetap memasukkan kearifan lokal Indonesia dengan memunculkan “dukun” dari Yogyakarta yang melakukan serangkaian ritual dengan aksara Jawa kuno.
ADVERTISEMENT
Masuk nih ke para pemainnya. Prisia Nasution sukses banget meranin tokoh Shelina, seorang pengacara yang punya karir cemerlang. Aktingnya sebagai perempuan cerdas dan mandiri sangat meyakinkan, ekspresi ketakutannya saat dihantui setan terlihat sangat natural. Lalu Shareefa Danish berperan sebagai Lienn, wanita Indonesia yang menikah dengan pria Thailand dan ternyata otak pembunuhan dari suami dan anaknya. Aktingnya Danish udah nggak perlu diragukan lagi karena dia memang spesialis film horor.
Dibalik kesereman cerita, gue ngeliat kalau setting tempatnya keren banget, view perkebunan anggur, perbukitan dan padang rumput bikin gue nostalgia ke games farming Harvest Moon yang dulu gue sering mainin waktu masih kecil dan juga bikin gue pengen banget mengunjungi langsung tempat shooting film The Curse ini. City Sight di kota Melbourne juga gak kalah kerennya dan sukses bikin gue jatuh cinta. Setting tempat film ini menggabungkan sisi modern dan tradisional secara proporsional.
ADVERTISEMENT
Tim produksi benar-benar berhasil mengemas sisi horor, setting tempat, pemain yang berkelas, alur cerita serta kearifan lokal Indonesia menjadi sebuah film yang enak untuk ditonton. Overall, gue puas banget nonton film ini, akhirnya dahaga gue akan film horor Indonesia yang berkualitas terpuaskan juga. Ditunggu ya karya-karya selanjutnya dari mas sutradara Muhammad Yusuf! Thankyou! :)