Konten dari Pengguna

Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik

Galuh Enggar Pramesti
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
28 Oktober 2024 12:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Galuh Enggar Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Vidal Balielo Jr.: https://www.pexels.com/id-id/foto/kaki-bayi-4005602/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Vidal Balielo Jr.: https://www.pexels.com/id-id/foto/kaki-bayi-4005602/
ADVERTISEMENT
Proses tumbuh kembang anak merupakan aspek fundamental yang membutuhkan peran aktif dari para pendidik, baik itu orang tua maupun guru, dalam memberikan dukungan yang tepat. Memahami karakteristik tumbuh kembang anak membantu dalam merancang pendekatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan perkembangan mereka. Secara umum, tumbuh kembang anak dapat dibagi menjadi dua ranah utama, yaitu fisik (pertumbuhan) dan psikologis (perkembangan), yang saling berkaitan dan mendukung pembentukan kepribadian yang sehat dan seimbang.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan merujuk pada perubahan kuantitatif yang terjadi pada fisik anak, seperti peningkatan tinggi dan berat badan serta ukuran tubuh. Perubahan ini mudah diamati dan dapat diukur. Pertumbuhan fisik ini penting sebagai dasar bagi anak untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan mencapai tahap perkembangan selanjutnya. Perkembangan, di sisi lain, lebih berfokus pada perubahan kualitatif yang mencakup kemampuan, emosi, serta aspek sosial anak.
Perkembangan motorik anak dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Keterampilan motorik kasar
Kemampuan bergerak yang melibatkan otot-otot besar, seperti berjalan, melompat, atau berlari. Keterampilan ini penting bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, karena mempengaruhi kemampuan fisik mereka dalam bereksplorasi dan beradaptasi.
Keterampilan motorik halus
ADVERTISEMENT
Melibatkan otot-otot kecil, seperti yang diperlukan saat menggambar, menulis, atau mengambil benda kecil. Keterampilan motorik halus ini mendukung kemampuan anak dalam melakukan aktivitas yang membutuhkan ketelitian, serta membantu mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan berbagai tugas mandiri.
Teori-teori perkembangan yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi, seperti Lev Vygotsky dan Jean Piaget, memberikan wawasan mendalam tentang proses pembelajaran dan perkembangan anak.
Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya. Ia berpendapat bahwa anak belajar melalui bantuan orang lain yang lebih berpengalaman, yang disebut sebagai "scaffolding" atau bimbingan. Hal ini menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam proses belajar anak, di mana anak didorong untuk mencapai potensi optimal mereka dengan bantuan yang diberikan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Piaget menguraikan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui anak sejak lahir hingga dewasa, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Menurut Piaget, setiap tahap perkembangan ditandai dengan kemampuan intelektual yang berbeda, yang menjadi dasar bagi anak dalam memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan memahami tahapan perkembangan ini, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif anak pada setiap tahapan, sehingga proses belajar menjadi lebih relevan dan efektif.
Secara keseluruhan, pendidikan anak perlu dirancang untuk mendukung perkembangan yang seimbang antara fisik, kognitif, dan sosial. Pemantauan perkembangan secara berkala sangat penting untuk mendeteksi setiap potensi hambatan atau keterlambatan yang mungkin muncul. Hal ini memungkinkan pendidik untuk memberikan intervensi yang sesuai, sehingga anak dapat berkembang secara optimal dan mencapai potensi terbaiknya di setiap tahap perkembangan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Sabri, A. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.