Konten dari Pengguna

Petualangan Shin Tae-yong

Ganes Alyosha
Quality Manager di perusahaan asal negara Lothar Matthaus. Pernah belajar di FISIP UI.
5 Agustus 2024 8:17 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ganes Alyosha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong saat melawan Timnas Filipina pada pertandingan lanjutan Grup F ronde kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/6/2024).
 Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong saat melawan Timnas Filipina pada pertandingan lanjutan Grup F ronde kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sherina kecil menghabiskan liburan sekolahnya bersama Sadam. Selepas sarapan, mereka mendaki perbukitan yang merupakan area perkebunan Ardiwilaga, Ayah Sadam. Tanpa sadar mereka telah memasuki hutan yang berada di luar wilayah perkebunan. Dasar iseng, Sadam lari meninggalkan teman sekelasnya seorang diri. Sherina pun tersesat di tengah rimba yang tak dikenalinya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Sherina tetap tenang. Selain pintar dan pemberani, ia juga punya perbekalan yang cukup. Cukup untuk keluar dari situasi-situasi sulit yang ada di depan mata. Termasuk petualangan seru menghadapi komplotan penjahat yang ternyata telah menculik Sadam.
Kisah di atas merupakan sepenggal plot film Petualangan Sherina karya Riri Riza yang tayang perdana pada tahun 2000 yang lalu. Dua puluh tiga tahun berselang, sekuel film box office tersebut resmi dirilis di bioskop. Setelah menunggu cukup lama, para penggemar sukses dibuat bernostalgia dengan keseruan film yang masih dibintangi oleh Sherina Munaf sebagai pemeran utamanya.
Mirip-mirip dengan penggemar Petualangan Sherina, pecinta sepak bola nasional juga harus menunggu lama untuk kembali melihat tim nasional (timnas) lolos ke putaran final Piala Asia. Setelah tujuh belas tahun lamanya, akhirnya tim merah-putih kembali tampil di Piala Asia 2023 Qatar. Dan Shin Tae-yong (STY), rasa-rasanya layak disebut sebagai pemeran utama dibalik keberhasilan tersebut.
ADVERTISEMENT
Setali tiga uang dengan Petualangan Sherina, kisah STY di kancah sepak bola nasional juga tak kalah serunya. Pada akhir bulan Desember 2019, ia resmi didapuk menjadi pelatih timnas Indonesia dengan durasi kontrak 4 tahun. Hari itu, pria asal Korea menandai petualangannya di tengah hutan belantara sepak bola nasional.
Sepak bola Indonesia memang dikenal tak pernah mudah ditaklukkan. Salah-salah, siapa pun bisa hilang tak tentu rimbanya. Namun STY menolak tersesat. Meski sepak bola Indonesia tak seindah bayangannya, ada petualangan yang mesti ia menangkan.
Pria kelahiran Yeongdeok 53 tahun yang lalu harus melewati sejumlah turbulensi yang seolah datang tak henti-hentinya. Pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 membuat program-programnya berantakan. Kompetisi profesional dihentikan, sejumlah event internasional pun harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Termasuk gelaran Piala Dunia U-20 yang seharusnya dihelat pada tahun 2021 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti sampai di situ, tragedi kelam Kanjuruhan pada Oktober 2022 sempat membuat kompetisi sepak bola Indonesia mati suri. Tragedi itu pula yang sempat membuat STY mempertimbangkan diri untuk mundur. Sang pelatih pasang badan untuk ketua umum PSSI saat itu, Mochamad Iriawan yang dituntut publik lengser dari jabatannya.
Lalu di tahun 2023, STY harus kembali gigit jari ketika status tuan rumah Piala Dunia U-20 yang seharusnya kembali menjadi milik Indonesia lagi-lagi dibatalkan oleh FIFA karena suatu persoalan. Status kepesertaan timnas U-20 besutannya pun otomatis lenyap. Padahal event yang dinanti-nantinya sejak awal mengikat kontrak, hanya tinggal hitungan hari.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, selama menangani Indonesia, legenda klub Seongnam Ilhwa ini juga dihadapkan pada minimnya ketersediaan stok pemain yang mumpuni. Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri bahkan mengungkapkan bahwa dalam rapat evaluasi pasca Piala AFF 2022, STY sempat mengeluhkan kualitas pemain yang kurang bagus.
Dalam wawancaranya dengan media Korea, Yonhap pada awal tahun 2022, STY juga menceritakan kesulitannya dalam menangani timnas.
Pelatih yang pernah menangani Korea di Piala Dunia 2018, terpaksa harus melatih cara mengumpan dan mengontrol bola yang benar kepada para pemain senior. Ia juga mengajarkan pemain-pemain tentang pentingnya meningkatkan massa otot dan menjaga pola makan yang sehat. Ironis, karena hal-hal tersebut harusnya telah diberikan jauh-jauh hari di level grassroots.
Karena keterbatasan pemain, sang arsitek akhirnya mengambil keputusan yang cukup revolusioner. Shin Tae-yong meninggalkan pemain-pemain sarat pengalaman semisal Andritany Ardhiyasa, Andik Vermansyah, Hansamu Yama, Evan Dimas, hingga Stefano Lililpaly. Timnas senior besutannya kini didominasi para pemain yang usianya masih di bawah 23 tahun.
ADVERTISEMENT
Ia mengandalkan sejumlah pemain muda seperti Witan Sulaiman, Pratama Arhan, Rizky Ridho, Ernando Ari, hingga Marselino Ferdinan yang kini menjadi tulang punggung timnas senior. Timnas yang diisi darah-darah muda ini pun dianggapnya memiliki mentalitas yang lebih baik dari para seniornya.
Namun, kebijakan potong satu generasinya tidak otomatis membuat timnas menjadi lebih perkasa. Pasalnya, pemain-pemain belia di atas masih membutuhkan jam terbang yang lebih banyak untuk bersaing di level yang tinggi. Mengingat saat itu kontraknya akan segera habis, Shin Tae-yong tak punya banyak pilihan. Ia pun mengambil jalan terakhir tuk mencoba membawa Garuda terbang lebih tinggi. Jalan bernama naturalisasi.
Sejumlah nama keturunan diseleksinya untuk diproses menjadi WNI. Total 12 pemain blasteran telah diberikan kewarganegaraan Indonesia selama ia menangani timnas. Jumlahnya bahkan masih akan bertambah lagi sepanjang tahun 2024 ini. Apalagi kebijakan ini juga didukung penuh oleh ketua umum PSSI yang sekarang, Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
Nama-nama yang sudah dan akan dinaturalisasi ini diklaim sebagai pemain grade A alias para jebolan akademi klub top Eropa dan sedang atau pernah bermain di liga-liga terbaik benua biru. Mereka dipercaya memiliki kualitas di atas rata-rata pemain Indonesia.
Jalan pintas yang dipilih STY pun secara instan memberikan hasil yang menggembirakan. Pelatih yang sempat berkarier di Negeri Kanguru ini sukses memenuhi target-target yang dibebankan PSSI kepadanya. Timnas senior dibawanya lolos ke fase gugur Piala Asia untuk pertama kalinya.
Sementara pada gelaran Piala Asia U-23, target menembus babak 8 besar juga mampu dipenuhinya. Garuda Muda bahkan melaju hingga ke babak semifinal dan nyaris lolos ke Olimpiade Paris 2024 sebelum takluk dari Guinea di babak play off.
ADVERTISEMENT
Penampilan timnas di dua kejuaraan tersebut dianggap cukup apik. Timnas tampil begitu percaya diri dengan garis pertahanan yang tinggi. Tim merah-putih juga berani menguasai bola ketika menghadapi tim-tim tradisional Asia seperti Jepang, Korea, Irak hingga Australia.
Terbaru, timnas senior sukses dibawanya lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pencapaian ini juga memastikan satu tempat bagi Indonesia di Piala Asia 2027. Di tangan STY, kini Indonesia mampu melenggang ke babak akhir kualifikasi Piala Dunia sekaligus mencatatkan torehan back-to-back lolos ke putaran final Piala Asia!
Meski belum memberikan satu trofi pun, sang juru taktik dirasa telah mampu secara signifikan menaikkan level permainan timnas. Selain itu, Indonesia yang saat dirinya datang hanya berada di ranking 173 FIFA, kini dibawanya melesat 40 tingkat ke posisi 133.
ADVERTISEMENT
Shin Tae-yong kini telah menyelesaikan 4 tahun plus 6 bulan ekstensi kontraknya dengan sangat baik. Seperti halnya Sherina yang berhasil menyelamatkan Sadam, STY bisa dibilang juga sukses menyelamatkan nasib timnas Indonesia.
Setelah menamatkan petualangan pertamanya, kini STY telah resmi bersepakat untuk memperpanjang masa baktinya hingga tahun 2027. Meski tantangan berikutnya bakal lebih sulit, namun publik tentu berharap sang pelatih bisa membawa timnas ke level yang lebih tinggi lagi, yaitu menembus putaran final Piala Dunia 2026.
Karena sesungguhnya sepak bola Indonesia membutuhkan fondasi yang kuat. Jika suatu hari nanti STY tidak lagi menangani timnas, apa yang telah dibangunnya sejauh ini tak akan serta merta runtuh.
ADVERTISEMENT
Sembari berharap PSSI mengerjakan bagiannya, mari sama-sama kita nikmati sekuel petualangan STY yang berikutnya. Petualangan Shin Tae-yong 2!