Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Berwisata ke 7 Sumber Mata Air yang Konon Menjadi Perantara Penyembuhan Penyakit
18 Agustus 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Novita Kamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bumi Pertiwi selalu memiliki kisah menarik di setiap jengkal tanah suburnya. Pesonanya tidak akan pernah luntur dimakan waktu, mulai dari sejarah hingga cerita rakyat yang terus berkembang, menambah warna keberagaman Nusantara.
ADVERTISEMENT
Kali ini, penulis akan mengajak pembaca menelusuri salah satu tempat yang berada di ujung timur Pulau Jawa, yaitu Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi dijuluki The Sunrise of Java karena daerah ini menerima sinar matahari lebih awal dibandingkan daerah lain di Pulau Jawa. Selain terkenal dengan kulinernya yang menggoyang lidah, Banyuwangi juga kaya akan tempat wisata yang sarat sejarah dan cerita di baliknya. Salah satunya adalah Sendang Seruni, sebuah tempat dengan kolam alami di mana pengunjung dapat mandi dan menikmati segarnya air yang langsung berasal dari sumber mata air.
Nama Sendang Seruni berasal dari bunga seruni yang oleh masyarakat lokal disebut serunen, sedangkan sendang berarti tempat pemandian. Karena di sekitar sendang banyak tumbuh bunga seruni, warga pun menamainya Sendang Seruni. Tempat wisata ini berjarak 20 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi, dengan waktu tempuh hanya sekitar 30 menit. Akses menuju lokasi pun cukup mudah, dapat dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Selama perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan alam yang indah serta udara segar, terutama ketika memasuki area wisata Sendang Seruni. Wisata ini berlokasi di Dusun Sumberwatu, Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Sendang Seruni telah menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan, terutama untuk berlibur bersama keluarga. Setiap hari libur, tempat ini semakin ramai dikunjungi pengunjung yang ingin menikmati segarnya air di sendang tersebut.
Harga tiket masuk ke wisata ini sangat terjangkau, hanya dengan lima ribu rupiah, pengunjung sudah bisa masuk dan menikmati keindahan Sendang Seruni. Fasilitas yang tersedia meliputi kamar mandi dan gazebo yang dapat digunakan untuk beristirahat. Selain itu, kawasan ini juga dijadikan tempat konservasi bambu, karena di sekitar sendang terdapat banyak pohon bambu yang berfungsi menjaga kelestarian sumber mata air. Ketua pengelola wisata Sendang Seruni, Karsono, menjelaskan bahwa dulunya tempat ini memang merupakan pemandian warga sekitar. Namun, setelah dikelola menjadi objek wisata, kolam pemandian tersebut dibuat lebih menarik dan terawat untuk wisatawan. "Awalnya memang untuk pemandian warga di sini, lalu dibuat sendang, dan akhirnya menjadi Sendang Seruni," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pengembangan wisata Sendang Seruni dimulai pada tahun 2014, setelah Karsono bersama warga dan kepala desa setempat melakukan musyawarah. Hingga kini, tempat tersebut telah dibuka untuk umum sebagai wisata alam yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian warga desa.
Selain mandi di air segar yang menyegarkan tubuh, wisatawan juga meyakini bahwa air di Sendang Seruni memiliki khasiat penyembuhan. Banyak pengunjung datang tidak hanya untuk berlibur, tetapi juga untuk mengambil air guna menyembuhkan penyakit. Biasanya, mereka membawa jerigen atau wadah lainnya untuk membawa pulang air dari sendang. Para pengunjung tidak hanya berasal dari Banyuwangi, tetapi juga dari luar daerah, seperti Kabupaten Jember. Tidak tanggung-tanggung, di lokasi ini terdapat 7 sumber mata air yang tak pernah kering, bahkan saat musim kemarau. Untuk menjaga kelestarian tempat ini, setiap malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa, dilakukan ritual mandi kembang tujuh rupa di tengah kolam oleh penjaga adat setempat.
ADVERTISEMENT
Selain keindahan alamnya, Sendang Seruni juga menyimpan cerita menarik yang layak disimak. Menurut cerita turun-temurun, tempat ini dahulunya digunakan untuk bertapa, atau pertopo dalam bahasa Jawa. Hal ini masuk akal mengingat area ini dikelilingi pohon-pohon besar nan rindang. Haidori, anggota pokmaswas setempat, menambahkan bahwa selain sebagai tempat bertapa, sendang ini juga dipercaya sebagai tempat mandi para bidadari. "Menurut cerita orang tua dulu, di sini ada pertapa, dan batu di tengah kolam dipercaya sebagai tempat mandi para widodari," ujarnya.