Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dear KPPU: Tolong Investigasi Kenapa Harga Kopi di Mall Selangit
29 Oktober 2024 11:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ghailan Maulidy Azra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah nggak sih, Sobat, duduk di coffee shop mall sambil melotot lihat struk pembelian? Segelas es kopi susu yang biasanya 15 ribu di kedai pinggir jalan, mendadak bisa tembus 45-65 ribu di mall. Belum lagi kalau kamu 'terpaksa' nambahin croissant yang harganya bikin kantong menangis.
ADVERTISEMENT
Sebagai pecinta kopi yang hobi nongkrong, rasanya ingin teriak, "KPPU, tolong selidiki ini!"
Tapi tunggu dulu. Sebelum kita ramai-ramai mention akun KPPU di media sosial, yuk kita bedah bareng-bareng fenomena "harga selangit" ini dari berbagai sudut pandang.
Bukan Sekadar Secangkir Kopi
"Kamu bukan cuma bayar kopinya, tapi experience-nya," kata Rudi (28), seorang barista yang pernah bekerja di kedai kopi mall dan sekarang membuka kedai sendiri di pinggir jalan.
Dia menjelaskan, komponen harga kopi di mall memang berbeda dari warung kopi biasa. Ada biaya sewa yang tinggi, standar bahan baku premium, gaji karyawan yang harus mengikuti UMR, hingga biaya listrik dan air yang tidak murah.
Mengulik Komponen Harga
Mari breakdown biaya secangkir es kopi susu di mall:
ADVERTISEMENT
- Bahan baku (kopi, susu, gula): ±8.000
- Biaya operasional (listrik, air, peralatan): ±10.000
- Sewa tempat: ±15.000/cup
- Gaji karyawan: ±8.000/cup
- Biaya marketing & branding: ±5.000
- Keuntungan: ±9.000
Total? Sekitar 55.000!
Apakah Ini Masuk Ranah KPPU?
"Sebenarnya, harga tinggi saja bukan otomatis menjadi masalah persaingan usaha," jelas Diana Siahaan, pengamat ekonomi dari Universitas Merdeka (nama disamarkan).
KPPU akan turun tangan jika ada indikasi:
- Kartel harga antar coffee shop
- Monopoli bahan baku
- Persaingan usaha tidak sehat
- Diskriminasi harga yang tidak wajar
"Kalau harga mahal karena komponen biaya yang memang tinggi, itu masih masuk akal secara bisnis," tambahnya.
Pilihan Ada di Tangan Konsumen
Menariknya, meski harga kopi di mall tinggi, pengunjung tetap ramai. Fenomena ini dijelaskan Putri Annisa, seorang content creator yang sering review coffee shop:
ADVERTISEMENT
"Ada segmen pasarnya sendiri. Mereka tidak hanya menjual kopi, tapi juga prestise dan kenyamanan. Spot instagramable, WiFi kencang, dan AC dingin jadi nilai plus."
Alternatif untuk Pencinta Kopi
Buat yang tetap tidak rela merogoh kocek dalam-dalam, masih ada pilihan:
1. Kedai kopi indie yang mulai menjamur
2. Manual brewing di rumah
3. Beli coffee maker
4. Berburu promo di aplikasi
Kesimpulan
Mungkin KPPU tidak perlu turun tangan untuk masalah harga kopi di mall. Selama tidak ada praktik monopoli atau kartel, harga tinggi ini lebih ke mekanisme pasar dan komponen biaya yang memang berbeda.
Yang penting, sebagai konsumen kita punya banyak pilihan. Mau menikmati "experience" di mall atau ngopi santai di kedai pinggir jalan? Semua kembali ke budget dan preferensi masing-masing.
ADVERTISEMENT
Jadi, Sobat, daripada lapor KPPU, mending kita jadi konsumen cerdas yang paham kenapa harga bisa berbeda jauh dan bijak memilih sesuai kantong. Toh, yang penting kopinya enak dan hati senang, kan?
***
Kalau Sobat punya pengalaman serupa atau pendapat berbeda, yuk share di kolom komentar!
#KopiIndonesia #LifestyleMall #EkonomiKreatif #KPPU #GayaHidup