Konten dari Pengguna

Quarter Life Crisis di Usia 20-an

Ghifar Hawary
Pemerhati Kebijakan Publik Politeknik STIA LAN Bandung
6 Agustus 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghifar Hawary tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilsutrasi: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilsutrasi: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Krisis di usia 20-an atau sering kita dengar dengan istilah Quarter Life Crisis adalah suatu kondisi yang menggambarkan kegalauan kita dalam menentukan arah dan keputusan dalam hidup. Biasanya hal-hal yang dibingungkan tersebut ialah karier, pencarian jati diri, dan urusan pasangan. Menurut Endang R. Surjaningrum, M.AppPsych.,Psikolog (Endang), usia tersebut merupakan fase transisi dari remaja ke dewasa muda sehingga biasanya seseorang pada usia tersebut akan rentan mengalami tekanan.
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengatakan bahwa usia 20-an adalah masa yang paling membahagiakan. Namun tidak sedikit juga orang mengatakan bahwa umur 20-an adalah usia yang paling krusial dan sangat penting. Pada usia ini kita mengalami masa transisi yang menentukan jalan yang akan kita lalui ke depannya. Kita yang di usia 20-an ini sering kali dibuat iri dengan teman sebaya yang sudah lebih dulu menggapai impiannya satu per satu.
Ketika memasuki fase dewasa muda, biasanya kita diharapkan dan mengharapkan bisa mandiri dalam banyak hal. Setelah itu, kita mulai merasa memiliki otonomi atas diri kita sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa pun yang telah dipilih. Selain itu jika diberi tanggung jawab, maka diharapkan kita bisa memenuhi tanggung jawab tersebut.
ADVERTISEMENT
Nah di sinilah permasalahannya. Tidak semua orang memiliki kesiapan yang sama untuk menghadapi tuntutan ataupun harapan tersebut. Beberapa orang pada usia tersebut mungkin masih belum memiliki pekerjaan sendiri, finansial yang baik dan masih disuplai oleh kedua orang tua, memiliki penghasilan namun masih jauh dari kata cukup, sehingga merasa belum mandiri dan merdeka dalam urusan finansial.
Selain dari segi finansial, beberapa orang mungkin dituntut untuk segera melepas status lajangnya atau menikah. Sementara dia dan pasangannya merasa belum siap baik secara mental maupun secara materi. Dan berbagai tuntutan serta harapan lainnya yang mengakibatkan ketegangan secara emosional pada individu masing-masing sementara di usia tersebut kematangan emosi masih belum stabil.
Hal-hal yang akan kita hadapi di usia 20-an ini di antaranya masih banyak tekanan yang datang dari kedua orang tua. Ketika kita single topik pacar pasti menjadi topik hangat di keluarga, hendak mengumpulkan uang namun tidak kunjung terkumpul, hubungan dengan teman akan semakin menyempit, kesehatan fisik secara tidak sadar menurun karena pola hidup yang kurang teratur, imajinasi yang memudar, waktu begitu cepat berlalu, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, berikut tindakan yang bisa diambil dalam menghadapi usia 20-an yang bisa kita lakukan:
Pertama, Belajar sebanyak yang kita bisa. Jangan lewatkan masa muda kita dengan sibuk mencapai materi dan status sosial namun lupa mengisi kapasitas diri dengan ilmu. Menjadi orang yang resourceful dengan terus belajar dan mengasah kemampuan diri juga sangat berguna untuk mengejar mimpi kita.
Setelah itu, berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Melihat teman sebaya memiliki pekerjaan di kantor yang besar, pasangan yang baik, atau teman yang tampak bahagia, tak jarang membuat kita yang berusia 20-an membandingkan diri dan khawatir dengan jalan hidup. Mulai sekarang berhentilah membandingkan diri dengan orang lain dan terlalu memikirkan pendapat orang lain. Ingatlah bahwa timeline setiap orang itu berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, tentukan tujuan hidup. Memiliki tujuan hidup akan membuat kita lebih bersemangat dalam menjalaninya. Selain itu, memiliki tujuan hidup yang jelas akan membuat kita lebih menghargai diri sendiri. Mulailah mencari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup dan sebisa mungkin temukan potensi yang ada dalam diri kita.
Selanjutnya, kelilingi diri dengan orang-orang yang bisa mendukung. Mari kelilingi diri kita dengan orang-orang yang bisa menginspirasi, mendukung, dan membuat kita menjadi orang yang lebih baik dan lebih kreatif agar energi positif terus mengalir dari mereka. Selain itu mereka juga bisa menjadi teman bertukar pikiran dan sharing tentang apa saja yang bisa didiskusikan.
Jangan lupa juga untuk meluangkan waktu dengan keluarga dan orang terdekat. Di usia 20-an kita akan mulai sulit mengatur prioritas karena mengerjakan banyak hal. Kita terjebak dalam rutinitas karena fokus dalam pencapaian. Abai dengan keluarga dan orang terdekat, melewatkan momen-momen berharga dengan mereka adalah hal yang akan kita sesali ketika sudah tua nanti.
ADVERTISEMENT
Sesibuk apa pun kita, luangkanlah waktu untuk orang tercinta. Di masa-masa sedih dan jatuhmu dalam proses kejar mimpi, keluarga dan orang terdekatlah yang akan menemani dan membantumu untuk bangkit.
Selanjutnya, belajar sabar dan tidak stres secara berlebih. Wajar ketika ingin membuat kemajuan drastis dan cepat di usia 20-an, banyak hal yang kita lakukan dalam satu waktu karena ingin mengakselerasi proses kejar mimpi. Dampaknya kita akan menjadi orang yang tidak sabaran dan cenderung diliputi dengan perasaan stres. Kita harus belajar untuk sabar dalam berproses dengan mengadopsi prinsip one step at a time. Dengan begitu, kita akan terhindar dari rasa stres yang tidak baik untuk diri kita.
Dan yang terakhir, keluar dari zona nyaman. Keluar dari zona nyaman adalah nasihat terkenal dari setiap orang yang sudah sukses. Bukan hanya sebagai langkah awal untuk kejar mimpi mencapai kesuksesan, tapi banyak manfaat lainnya yang bisa didapat ketika berani keluar dari zona nyaman. Kita bisa meningkatkan wawasan, lebih mengenal diri sendiri, bisa meningkatkan kapasitas diri, memahami dunia dan isinya. Selain itu, keluar dari zona nyaman juga akan membuat kita menjadi orang yang interesting karena kamu akan menjadi pribadi yang lebih terbuka. Mengalami krisis di usia 20-an bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Namun, jadikan hal tersebut sebagai tantangan dan jangan lupa untuk tetap merawat serta mencintai diri sendiri. Hanya karena awal umur 20-an itu bisa jadi sangat menyebalkan, tapi bukan berarti kita tidak bisa menikmati menjadi umur 20-an. Jadi sebelum terlambat, bersenang-senanglah di umur ini. Karena masa muda tidak akan pernah terulang lagi.
ADVERTISEMENT