Konten dari Pengguna

Tetap Sehat Mental saat Merawat Si Sakit

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
11 November 2024 10:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Image : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Ada pepatah berkata bahwa malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Pepatah ini merupakan gambaran dari siklus kehidupan yang tidak selalu berjalan mulus dan sesuai dengan harapan serta keinginan kita.
ADVERTISEMENT
Kadang, hidup bisa membawa kita kepada hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Baik itu positif maupun negatif.
Suka-duka, sehat-sakit, kaya-miskin, adalah beberapa hal dari sekian banyak lainnya yang dapat terjadi dalam proses kehidupan seorang manusia.
Untuk itulah, sebaiknya dalam hidup, kita tidak boleh terlalu menggantungkan diri terhadap sesuatu secara berlebihan. Karena jika sesuatu itu hilang atau lenyap, kita akan tetap bisa melanjutkan kehidupan dengan baik.
Masalahnya adalah tidak semua orang bisa menyadari akan hal itu.
Seperti misalkan orang yang tadinya sehat walafiat tiba-tiba terserang sebuah penyakit yang mengakibatkan lumpuh total. Tidak bisa bergerak dan berjalan. Harus bergantung sepenuhnya kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Bagi Si Sakit, tentunya hal ini sangat tidak mudah. Bahkan mungkin bisa mengakibatkan depresi serta stress yang berkepanjangan.
Namun, keadaan ini bukan saja bisa dialami oleh Si Sakit melainkan bisa juga dialami oleh yang merawat Si Sakit, bisa teman atau keluarga yang memang bukan merupakan seorang caregiver profesional.
Karena, selain harus menjaga Si Sakit agar dapat menjalani pengobatan dengan benar, ia juga harus menjaga dirinya sendiri dari roller coaster emosi yang sudah pasti akan terjadi.
Si Sakit tentunya akan merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini dan secara psikologis perasaan dan emosinya akan naik turun dan biasanya orang yang akan mendapatkan ‘getah’nya adalah orang yang merawatnya.
ADVERTISEMENT
Kalau tidak pintar-pintar dalam menjaga emosi, bisa jadi yang menjaga Si Sakit akan menjadi tidak sabar bahkan mungkin akan sampai dalam tahap burn out.
Supaya mental kita, yang ditugaskan untuk merawat Si Sakit, tetep sehat dan waras, pertama kali yang dibutuhkan adalah kesadaran bahwa orang yang sedang kita rawat itu dalam kondisi sakit jadi memang keadaan tidak akan sama seperti saat dia sedang sehat.
Selain itu, kita juga harus bisa melihat situasi dan kondisi mental kita. Saat memang kita sudah agak kewalahan menghadapi Si Sakit cobalah mengambil waktu untuk menyepi sejenak sambil mendengarkan lagu atau sekedar berjalan-jalan menghirup udara segar.
Namun yang paling penting adalah kita harus selalu terbuka terhadap orang terdekat Si Sakit, misalkan pasangan atau keluarga inti sehingga mereka juga tahu dan mengerti kesulitan-kesulitan yang kita hadapi serta bisa membantu untuk mengkomunikasikannya dengan Si Sakit.
ADVERTISEMENT
Supaya jangan sampai terjadi, saat Si Sakit berangsur sembuh, kita yang gantian harus dirawat karena sakit akibat membantu merawat orang sakit.