Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Batik Bakaran: Warisan Budaya Khas Pati Yang Memiliki Potensi Ekonomi Tinggi
12 Desember 2024 16:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Gideon Raharjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Batik merupakan sebuah karya seni sekaligus warisan budaya khas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Batik memiliki banyak ragam yang berbeda berdasarkan daerah asalnya. Di Indonesia, banyak sekali batik yang sudah sangat populer, sebagai contohnya adalah Batik Solo dan Batik Pekalongan.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak hanya Solo dan Pekalongan saja yang memiliki batik yang khas, Kabupaten Pati juga seperti itu. Kabupaten Pati memiliki batik yang khas yaitu "Batik Bakaran".
Batik Bakaran merupakan warisan budaya khas pati yang berasal dari Desa Bakaran, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Nama Batik Bakaran ini diambil dari nama desa di mana batik ini berasal yaitu Desa Bakaran.
Sejarah Batik Bakaran bermula ketika penduduk Desa Bakaran mempelajari ilmu tentang membatik dari Nyi Danowati yang merupakan seorang pembatik dari Majapahit.
Saat itu, Nyi Danowati melarikan diri dari Kerajaan Majapahit yang sedang dalam kondisi penuh konflik. Sampai akhirnya Nyi Danowati sampai di pesisir Juwana, lalu berbaur dengan warga setempat, dan kemudian membagikan ilmu membatiknya. Akhirnya, Desa Bakaran menjadi wilayah yang banyak memiliki pengerajin batik, dan bahkan menjadi sentra Batik Bakaran.
ADVERTISEMENT
Batik Bakaran ini memiliki corak dan warna yang berbeda dari batik yang berasal dari daerah lain, dan tentunya juga memiliki filosofi tersendiri.
Batik Bakaran adalah jenis batik pesisir. Namun, Batik Bakaran berbeda dengan batik pesisir biasa karena batik pesisir biasanya berwarna cerah dan mencolok. Batik Bakaran cenderung berwarna gelap atau kalem seperti coklat, putih, atau hitam.
Motif yang ada pada batik Bakaran antara lain adalah motif flora dan fauna, serta yang menjadi karakteristik batik bakaran adalah motif retak-retaknya (remekan). Salah satu contoh motif Batik Bakaran adalah motif biota laut.
Motif biota laut tersebut memiliki filosofi bahwa Batik Bakaran ini berasal dari daerah pesisir, yang mana Kecamanatan Juwana adalah daerah pesisir.
ADVERTISEMENT
Selain itu, warna yang dominan adalah hitam dan coklat, yang menjadikan Batik Bakaran ini beda dengan batik pesisir lain yang biasanya berwarna terang dan mencolok. Motif retakan yang ada pada background Batik Bakaran ini juga menjadi keunikan tersendiri.
Dari keunikan-keunikan tersebut, kita dapat melihat bahwa Batik Bakaran ini memiliki potensi ekonomi yang tinggi, terutama bagi para pengerajinnya.
Dalam konsep ekonomi kreatif, Batik Bakaran menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat ditransformasi menjadi produk yang menguntungkan tanpa menghilangkan identitas tradisionalnya.
Hal itu ditunjukkan dengan adanya Museum Batik Bakaran di Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, yang kemudian menjadi destinasi wisata budaya yang bertujuan untuk mengenalkan Batik Bakaran kepada masyarakat luas, dan juga menjadi wadah bagi para pengerajin Batik Bakaran untuk memasarkan produknya.
ADVERTISEMENT
Industri Batik Bakaran menghasilkan eksternalitas positif karena berperan dalam melestarikan budaya lokal.
Keberadaan industri Batik Bakaran meningkatkan nilai ekonomi daerah dan menarik wisatawan, yang memberikan dampak positif pada sektor lain seperti pariwisata.