Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
UMY Breaking The Barriers: Ikhtiar Kampus Hijau Berkelanjutan
4 Maret 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Gigih Imanadi Darma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Angin bergerak halus, suara cericit burung, udara hangat, oksigen segar berlimpah dan kehijauan menghampar memanjakan mata. Itulah kesan yang saya rasakan ketika pada sebuah ahad pagi bernostalgia ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ada kerinduan yang seketika terobati saat menyusuri sisi-sisi gedung F6, area taman batu, dan beberapa tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
Sambil meremajakan badan di jogging track ingatan saya terlempar pada 2017, tahun di mana saya memulai babak baru dalam hidup, menjadi mahasiswa kampus Muda Mendunia, berasyik-asyik menghabiskan 12 semester, dan saat kembali ke kampus dengan status bukan mahasiswa lagi rasanya saya lega sebab hidup jadi lebih enteng.
Bersamaan dengan itu sebagai alumnus kekaguman saya bertambah dan sekaligus menyepakati komentar singkat Mama saya terhadap UMY pada saat hari wisuda 6 September 2023 lalu, “Memang bagus kampusmu Gih. Luas dan hijau.”
Mencari Arti dari Kampus Hijau Berkelanjutan
Kata ‘hijau’ dari Mama saya itulah yang hendak saya beri catatan khusus. Dari penelusuran saya di mesin pencari, pada tahun 2012 UMY sudah mencanangkan go green campus. Lantas apa sebetulnya yang disebut kampus hijau?
ADVERTISEMENT
Apakah cukup dengan rimbun pepohonan dan menjadikan kampus sebagai mini hutan kota? Apa dasar, indikator, item, dan sejenisnya yang dijadikan sebagai pegangan paten dan bukan hanya slogan kosong belaka bagi sebuah kampus untuk dikatakan sebagai kampus hijau? Lalu adakah lembaga yang mengurusi A-Z soal hijau kehijauan itu?
Rentetan pertanyaan di atas menuntun saya untuk mengurainya secara mandiri. Mengumpulkan kepingan fakta yang tercecer dari internet dan beberapa dosen. Rasa penasaran saya tersebut pada akhirnya terjawab dan membuat saya menyadari kalau benar adanya UMY memang layak menyangdang predikat kampus hijau. Puzzle pencapaian UMY tersebut coba saya ringkas dalam catatan ini.
Anggaplah ini cara kecil yang bisa saya sumbangkan, tak lebih juga dari ungkapan maaf, sebentuk membayar hutang suudzan pada almamater.
ADVERTISEMENT
UMY: Kampus Hijau Visioner Sejak dari Logo
Mula-mula hanya 95 kampus dari 35 negara yang berpartisipasi dalam UI GreenMetric World University Rankings pada 2010 silam, kini data terbaru menunujukan lonjakan besar, di mana 1183 dari 84 negara telah berkomitmen menjadikan kampus sebagai ruang upaya bersama dalam kelestarian lingkungan.
Jauh sebelum itu semua, jauh sebelum Universitas Indonesia memprakarsai sistem pemeringkatan green campus dengan sejumlah indikator penilaian dan memberikan kredit khusus pada kampus-kampus yang bijak dalam menggunakan energi, dalam hal itu kita patut berbangga sebab UMY sudah menerapkan konsep kampus hijau berkelanjutan 29 tahun lebih awal.
Akar sejarahnya tidak di mulai dari konferensi internasional yang mengundang pakar pemeringkatan universitas dunia lalu membuat rumusan baru, melainkan bisa kita tafsirkan dari logo. Ini mungkin terkesan sebagai humor, tapi ada muatan kebenaran, percayalah UMY memang visioner, bahkan sejak dari logo.
ADVERTISEMENT
Ya, sejak awal berdiri pada 1 Maret 1981 logo kampus yang tahun ini merayakan hari bakti ke-43 itu adalah warna dasarnya adalah hijau daun dengan lambang lingkaran matahari terbit dan kelopak bunga.
Sah untuk mengatakan secara filosofis UMY sudah punya gagasan green campus dari dulu sekali. Melalui itu UMY punya kesadaran meletakan secara presisi hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam sebagai wujud konkrit dari pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.
UMY Breaking The Barriers: Ikhtiar Kampus Hijau Berkelanjutan
Jauh sebelum menjabat sebagai Rektor, Prof. Gunawan Budiyanto sudah menjelaskan bagaimana pemanfaatan ruang kampus terpadu seluas 32 hektar dibagi menjadi 3 zonasi.
Zona utilitas yang terdiri dari gedung perkuliahan, komplek laboratorium, gedung perkantoran, area parkir, dan sarana olahraga. Lalu zona komunitas untuk aktivitas perkuliahan di luar ruangan, dan zona lingkungan yang jumlahnya puluhan titik untuk menciptakan ekosistem hijau di kampus.
Jelas tidak mudah menjadikan UMY sebagai kampus hijau berkelanjutan. Berbagai tantangan menanti dan sebagian besar sudah teratasi dan semua proses menjadikan UMY sebagai world campus university itu senantiasa disertai optimisme.
ADVERTISEMENT
Tak terhitung berapa banyak ikhtiar UMY mendobrak hambatan dan batasan demi menjadi kampus unggulan termasuk memperoleh predikat kampus hijau berkelanjutan. Program dirancang, kurikulum dibuat, mindset dan ide diperbaharui terus menerus, sampai eksekusi tergarap dengan matang.
Kegiatan seperti lokakarya, seminar, konferensi, diskusi, lomba, penelitian, pembentukan komunitas, penerapan aturan, dan semua hal akademik juga sosial yang mengintegrasikan keterlibatan dosen, mahasiswa, dan masyakarat rutin digelar dengan berorientasi pada semangat Sustainable Development Goals (SDGs) terutama kontribusi untuk poin quality education,clean water and sanitation, affordable and clean energy.
Termasuk juga pembangunan infrastuktur baru seperti Gedung Admisi, Dasron Hamid Research and Innovation Center (DHRIC), dan Student Dormitory yang tengah digarap, dan calon gedung baru lainnya yang kesemua itu menerapkan konstruksi dan arsitektur green building yang life cycle--- di mana sejak tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan kelak pembongkaran bila diperlukan ramah terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Ringkasnya, turunan dari ikhtiar UMY tersebut bisa kita lihat dalam aspek praktikal seperti konservasi air hujan pada danau kampus, peningkatan faktor daya listrik, sistem pembelajaran paperless, pengelolaan sampah, produksi kompos biogas, penyediaan transportasi alternatife seperti sepeda, halte bus Transjogja, titik-titik ruang terbuka hijau, dan lain sebagainya.
Penghargaan Kampus Hijau UMY, Apa Selanjutnya?
Ikhtiar hijau yang dilakukan UMY sejauh ini menghasilkan sejumlah capaian. Tak mengherankan memang melihat salah satu amal usaha terbaik Muhammadiyah di bidang perguruan tinggi ini meraih sejumlah pengakuan dari berbagai lembaga kredibel dalam bentuk penghargaan yang berkaitan dengan kampus hijau ramah lingkungan.
Piagam dan piala sudah jadi hal lumrah. Pada konteks ini antara lain sejak 2012 UMY berulangkali mengantongi penghargaan dari Indonesia Green Awards (IGA) untuk kategori green campus di bidang pelestari energi terbarukan.
Terbaru Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES) mendapuk UMY sebagai satu-satunya kampus swasta yang menerima penghargaan Kampus Sehat, kategori Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan Kampus. Ini merupakan buah dari komitmen UMY memberi udara yang layak bagi segenap makhluk hidup di area kampus.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk UI GreenMetric berdasarkan peringkat keseluruhan pada 2023, UMY bertengger diposisi 135 dengan total point 8175 dengan komponen penilian sebagai berikut: setting and infrastructure (1100), energy and climate change (1725), waste (1425), water (750), transportaion (1550), education and research (1625).
Pada skala nasional UMY menempati posisi 18. Sementara untuk kategori perguruan tinggi swasta di posisi 2, hanya terpaut 225 point dari Universitas Telkom yang berada diurutan 95 dunia. Barulah di jajaran perguruan tinggi Muhammadiyah ranking 1 jadi milik UMY. Pemeringkatan UI GreenMetric ini diharapkan jadi pemantik utamanya bagi kampus-kampus Muhammadiyah untuk bisa mengikuti jejak ikhtiar UMY.
ADVERTISEMENT
Seperti apa bentuknya? Itulah tugas yang mesti dipikir dan eksekusi oleh segenap sivitas akademika UMY agar kampus tercinta ini semakin bersinar. UMY sudah berada di jalur yang tepat dan sudah saatnya juga UMY melompat ke level berikutnya.
Adapun pengakuan kampus hijau lewat berbagai penghargaan di atas merupakan wujud konkrit dari semangat Islam berkemajuan. Bagian dari komitmen ekologis.
Loving green and loving growth.
Tabik!