Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tantangan Berwirausaha Di Usai Muda Pada Bidang Food & Beverage
24 Januari 2019 14:44 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
Tulisan dari Ayanafara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa muda adalah masa dimana kita semua berda pada usia emas, yang memiliki pemikiran kreatif dan memiliki produktivitas dalam bekerja. Tak heran memang, jika sekarang masih banyak pemuda yang menganggur karena tidak memanfaatkan waktu luangnya ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bekerja, pada usia emas ini bisa dimanfaatkan untuk terjun kedunia usaha. Memulai bisnis di usia muda bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin untuk bisa terjadi.
Mengambil kisah dari salah satu pengusaha muda Jakarta, Saweri Sampetoding. Ia merupakan pengusaha yang bergerak di bidang F&B. Saweri memulai berwirausaha di usia 24 tahun dengan alasan, ia memiliki semangat yang cukup tinggi untuk terjun ke dunia entrepreneurship.
Jiwa entrepreneurship-nya diturunkan oleh ibunya, Nur Hani Sampetoding yang mana telah berhasil membuka gerai “American’s Donuts” di beberapa lokasi di Jakarta. Melihat jejak ibunya yang berhasil mengembangkan sayap di dunia Food & Beverage (F&B), memotivasi Saweri untuk menjajaki dunia tersebut dan menapaki langkah kakinya dengan mulai membangun sesuatu yang baru.
Berbekal prinsip yaitu kemauan, keberanian dan konsistensi membuatnya yakin untuk memulai bisnisnya di dunia F&B. Meskipun berasal dari keluarga yang cukup berada tidak membuatnya merasa bisa sukses dengan mudah melainkan tetap berusaha menjadi pribadi yang mandiri. Hingga ia berhasil membuka usaha yang berfokus pada café & bakery, yakni “Café Oh La La” yang menjadi cafe pertamanya.
Lika-liku di dunia usaha tidak bisa dihindari, harus dihadapinya dengan kerja keras dan tekun, meskipun hingga akhirnya ia harus turun tangan untuk mengerjakan setiap hal, mulai dari yang besar hingga hal yang terkecil ditanganinya sendiri, walaupun telah memiliki karyawan.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengalaman pahit yang pernah dialaminya adalah ingkarnya suatu tenat pada sebuah gedung yang telah bekerjasama dengannya, namun tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya menginggalkan dan memutuskan kerjasama secara sepihak. Hal ini menyebabkan kerugian yang hampir membuatnya gulung tikar.
Namun hal ini tidak membuatnya putus asa. Selain mengurus manajerial, ia harus turut bertugas di dapur, di counter, cleaning bahkan hingga membuang sampah dilakukannya. Hal ini dilakukannya tidak lain agar ia merasakan pengalaman bekerja mulai dari yang terendah dan merasakan posisi tiap karyawannya. Hal ini membuat karyawannya loyal terhadap usaha yang dimulainya dari nol.
Satu kunci yang dipegang oleh Saweri Sampetoding adalah work hard dan semangat yang tinggi. Tanpa kenal lelah dan menyerah, beliau terus melakukan upaya untuk meneruskan usaha pertamanya ini dibidang F&B. Mempelajari customer dan mempelajari market menjadi aktivitasnya hariannya guna menemukan formula yang tepat untuk mengembangkan usahanya ini.
Berkat kerja kerasnya dan kiatnya untuk selalu belajar dari pengalaman, Saweri Sampetoding kini sudah memiliki beberapa usaha di bidang F&B di antaranya Djakarta Cafe, Yakikate Bakery, Djakarta Street Food, dan booth minuman bernama Esteboo.
ADVERTISEMENT