Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Wapres JK: Intervensi Negara Besar Picu Konflik Di Negara Islam
4 Mei 2018 11:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Kabar Wirabhuana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut dua alasan yang menyebabkan negara-negara Islam di dunia mengalami konflik hingga perang. Hal ini disampaikan dalam acara penutupan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim dunia di istana wakil presiden, Jakarta, Kamis (3/5).
ADVERTISEMENT
“Pertama, tentu kita lihat invasi atau intervensi dari negara-negara besar. Kita lihat di Afghanistan, bagaimana Rusia, AS. Kita lihat di Irak, bagaimana Rusia, AS, dan negara lain memperbesar atau menjadikan konflik itu,” ujar Wapres JK.
Konflik itu, kata Jusuf Kalla, sejatinya dipicu permasalahan politik hingga ekonomi. Ia pun menyesalkan konflik itu karena terjadi selama bertahun-tahun dan terus berulang.
“Tentu kita sangat menyayangkan dan bukan hanya menyesal tapi bagaimana kita perbaiki kondisi yang berlangsung selama ini,” katanya.
Kemudian penyebab kedua, lanjut JK, adalah faktor internal yang berasal dari pikiran radikal. JK mengatakan belakangan ini banyak terjadi kasus bom bunuh diri maupun perang yang mengatasnamakan jihad di jalan Allah.
“Saya alami di Ambon, Poso, kenapa anak-anak ini ingin bunuh orang atau dia senang terbunuh. Jawabannya karena ingin surga,” ucap Wapres JK.
ADVERTISEMENT
Padahal, kata dia, tak ada agama yang mengajarkan cara berpikir seperti itu. Keyakinan mereka terjadi karena tak memiliki pemahaman tentang agama dengan baik.
“Saya katakan pada mereka, Anda tidak akan masuk surga tapi akan masuk neraka. Karena dalam Islam, bunuh anak, perempuan, atau menebang pohon itu haram,” imbuhnya.
Oleh karena itu, JK berharap melalui pertemuan KTT ulama dunia di Indonesia dapat menghentikan ajaran-ajaran yang menimbulkan masalah di negara Islam. “Jadi pemikiran itu memang perlu di antara kita senua para ulama, bagaimana agama ini diajarkan dengan baik,” katanya.[cnnindonesia ]
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini