Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jeremy Lin Kritik Liga Basket China yang Dianggapnya Terlalu Kasar
14 Agustus 2020 19:24 WIB
Tulisan dari Gosip Atlet tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pebasket berdarah Asia pertama yang pernah meraih gelar juara NBA, Jeremy Lin, sedang menikmati akhir kariernya di Liga Basket China. Namun, ia mengangkat sebuah kritik tentang perlindungan pemain di liga tersebut yang menurutnya sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Lin sampai membutuhkan perawatan di rumah sakit dan mengalami kehilangan separuh pendengarannya. Ini terjadi pasca kekalahan timnya, Beijing Ducks dari Guangdong Southern Tigers.
Pemain berusia 31 tahun itu mengeluhkan serangkaian perlakuan kasar pemain lawan yang membuatnya cedera di pertandingan tersebut. Kekalahan dari Tigers sekaligus menjadi penampilan terakhir Lin di musim pertamanya bermain di China.
"Sejujurnya, kekalahan seperti itu sangat menyakitkan," kata Lin, seperti dikutip Yahoo Sports. "Saya bisa mengerti jika Anda memukul dan melukai lawan secata tak sengaja. Namun, tidak dapat diterima jika Anda melakukannya dengan sengaja atau wasit tidak melindungi para pemain."
Lin juga mengatakan kepada tujuh juta pengikutnya di Weibo (semacam media sosial seperti Twitter) di China bahwa ia tidak tidur sepanjang malam setelah kekalahan yang menyakitkan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pebasket yang memegang paspor Amerika Serikat dan Taiwan ini juga mengaku saat ini memiliki masalah dengan pergelangan kaki, lutut, leher dan telinga, dan perlu melakukan beberapa kunjungan ke rumah sakit untuk memeriksakan pendengarannya.
"Saya hanya ingin kami (para pemain ) ingin aman di lapangan, hanya itu yang bisa saya katakan. Saya serahkan sisanya untuk kalian (media) bicarakan."
Lin pada tahun 2019 lalu menjadi pebasket Asia-Amerika pertama yang memenangi kejuaraan NBA bersama Toronto Raptors.
Pada awal 2020, ia memutuskan untuk melanjutkan karier di China bersama Beijing Ducks untuk menghabiskan penghujung karier usia emasnya sekaligus membantu mempromosikan kompetisi basket di negeri tersebut.