Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Peran Uni Afrika dalam Menyikapi Krisis Tigray: Tinjauan dari Perspektif Liberal
17 Oktober 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Gracella Oliviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis Tigray, yang dimulai pada November 2020, menjadi salah satu konflik paling mengerikan di Afrika Timur. Terjadi di wilayah utara Ethiopia, konflik ini melibatkan pemerintah Ethiopia dan pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Uni Afrika (UA) sebagai organisasi kontinental di Afrika menghadapi tantangan besar dalam menengahi dan merespons krisis ini. Dari perspektif liberal, respons UA menekankan pentingnya dialog, kerjasama internasional, dan perlindungan hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang liberal, penyelesaian konflik melalui dialog dan diplomasi merupakan prinsip utama. UA telah mencoba memainkan peran mediasi sejak awal krisis dengan mengutamakan negosiasi. Pada tahun 2021, UA menunjuk mantan presiden Nigeria, Olusegun Obasanjo, sebagai Utusan Khusus untuk Tanduk Afrika, dengan mandat untuk menegosiasikan perdamaian antara pemerintah Ethiopia dan TPLF. Namun, meskipun beberapa upaya dialog telah dilakukan, respons UA dikritik karena tidak cukup tegas dalam menekan pemerintah Ethiopia dan TPLF untuk segera menghentikan kekerasan.
Selain upaya diplomasi, kerjasama internasional juga menjadi elemen penting dalam menangani dampak kemanusiaan dari krisis ini. UA bekerja sama dengan PBB, Uni Eropa, dan organisasi internasional lainnya untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan. Namun, meskipun ada dukungan internasional, upaya ini terkendala oleh blokade yang diberlakukan pemerintah Ethiopia, yang memperburuk krisis kelaparan di wilayah tersebut. Dalam hal ini, UA dikritik karena kurangnya kekuatan politik untuk memaksa pemerintah Ethiopia membuka akses kemanusiaan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif liberal, perlindungan hak asasi manusia harus menjadi prioritas utama dalam situasi semacam ini. Laporan pelanggaran hak asasi manusia yang terus meningkat, termasuk kekerasan terhadap warga sipil, menuntut tindakan lebih tegas dari UA. Dalam hal ini, UA dan aktor internasional lainnya perlu bekerja sama lebih erat untuk menekan pihak yang berkonflik, memastikan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan, dan menghentikan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Tigray.
Daftar Pustaka:
Lumintosari, F.R. (2021). Peran Unchr dalam Permasalahan Pengungsi Konflik Ethiophia-Tigray.
Wijayanti, D.T. (2023). Uni Afrika: Membangun Jembatan Perdamaian Dalam Konflik Pemerintah Ethiopia dan Tigray.