Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kerja Keras Erik ten Hag dalam Membangun Man United
11 April 2023 6:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Gregorian Tambuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika ditanya mengenai siapa manusia yang paling berbahagia di dunia mungkin jawabannya adalah fans Man United. Duduk nyaman di peringkat 4 klasemen Premier League, sudah mengunci gelar Carabao Cup, hingga masih memiliki peluang juara di kompetisi Europa League, dan Piala FA. Bahkan Man United berpeluang untuk mendapatkan trebble winners pada musim ini, sungguh indah bukan?
ADVERTISEMENT
Banyak yang bilang bahwa orang sabar selalu mendapatkan hal indah di kemudian hari. Fans the red devils-julukan Man United, memang pantas mendapatkan itu semua. Bayangkan saja mereka sudah menunggu selama lima tahun untuk melihat kembali klub kesayangannya kembali mengangkat trofi.
Erik ten Hag adalah sosok yang membuat fans Man United kembali tersenyum semringah, racikan magisnya secara perlahan membuat klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut kembali ke jalur kemenangan, memang Man United sempat dicukur habis oleh Liverpool dengan skor telak 7-0, namun itu tidak berarti apa pun karena mereka tetap konsisten meraih kemenangan pada pertandingan berikutnya.
Membangun Mentalitas Pemain
Salah satu hal yang dibenahi Erik ten Hag adalah terkait dengan mentalitas pemain, dia menuntut kepada setiap pemain untuk lebih banyak berlari dan agresif mengejar bola. Hal ini menunjukkan bahwa Erik ten Hag ingin setiap pemainnya memiliki hasrat tinggi untuk mencetak gol, selain itu pada pekan pertama Premier League di mana Man United dihajar oleh Brentford dengan skor telak 4-0.
ADVERTISEMENT
Mantan pelatih Ajax tersebut langsung menghukum Bruno Fernandes cs dengan menyuruh mereka berlari puluhan kilometer, hal ini dilakukan karena dirinya menilai pemain Man United terlalu malas dalam upaya merebut bola dan berlari pada pertandingan itu.
Selain hukuman berlari, Erik ten Hag juga pernah menyuruh anak asuhnya untuk duduk di ruang ganti stadion Anfield selama 30 menit sebagai buntut dari kekalahan telak 7-0 atas Liverpool.
Dia menyuruh pemainnya untuk meresapi dan menghayati gemuruh suporter Liverpool dalam merayakan kemenangan bersejarah tersebut. Pada sesi latihan hari esoknya, pelatih asal Belanda itu juga memaksa pemainnya untuk menyaksikan cuplikan pertandingan memalukan tersebut dengan tujuan agar para pemain termenung dan mulai mengevaluasi diri sendiri agar bisa menampilkan performa terbaik.
ADVERTISEMENT
Terbukti setelah kekalahan memalukan itu Man United mampu bangkit dan langsung melibas Real Betis dengan skor 4-1 pada babak 16 besar Europa League. Metode yang sangat menyakitkan namun ampuh dalam membentuk karakter pemenang dari diri setiap pemain Man United.
Disiplin dan Tidak Pandang Bulu
Masih ingatkah ketegangan antara Erik ten Hag dengan Cristiano Ronaldo? Perselisihan ini diawali dengan sikap Ronaldo yang dinilai ten Hag tidak mencerminkan pemain profesional, menampilkan gestur buruk saat digantikan, masuk ke ruang ganti pada saat pertandingan belum selesai, hingga puncaknya adalah wawancara kontroversialnya dengan seorang jurnalis yakni Piers Morgan yang membuat ten Hag kehilangan kesabaran dan mendesak manajemen Man United untuk mendepak pemain timnas Portugal tersebut.
ADVERTISEMENT
Marcus Rashford juga pernah menjadi korban ketegasan Erik ten Hag. Pada pertandingan Premier League melawan Wolves pada tanggal 31 Desember 2022 lalu, nama pemain asal Inggris tersebut tidak masuk dalam susunan starting eleven.
Rashford baru masuk pada babak kedua dalam pertandingan tersebut, dan mencetak gol penentu kemenangan Man United atas Wolves. Setelah beberapa hari barulah Erik ten Hag buka suara terkait pencadangan Marcus Rashford, dia menuturkan bahwa pemain asal Inggris tersebut melanggar aturan kedisiplinan dengan rincian telat mengikuti rapat tim menjelang pertandingan.
Erik ten Hag bukanlah pelatih yang peduli terhadap nama besar pemain, semua pemain sama di matanya. Dia tidak segan-segan mencadangkan pemain yang dinilainya tampil buruk, Jadon Sancho, dan Antony adalah bukti dari ketegasan pelatih berkebangsaan Belanda tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka secara bergantian dirotasi secara rutin oleh ten Hag, selain itu attitude adalah hal lain yang dilihat oleh Erik ten Hag. Mantan pelatih Ajax tersebut paling tidak suka dengan pemain yang merasa hebat dan ingin mendominasi di ruang ganti, dan tidak segan-segan akan mendepak pemain tersebut.
Pembelian Tepat Sasaran
Man United dalam bursa transfer 5 musim terakhir selalu disebut melakukan investasi bodong ketika melakukan pembelian pemain, banyak pemain hebat datang dan pergi silih berganti. Namun tidak ada satu pun para pemain itu mampu menunjukkan performa yang apik. Pada akhirnya pemain-pemain bintang tersebut memutuskan untuk hengkang, Paul Pogba, Angel Di Maria, Alexis Sanchez, Marouane Fellaini, hingga Romelu Lukaku.
Mereka adalah sederet bintang yang dianggap gagal memberikan kontribusi untuk Man United, ditambah lagi mereka pergi dengan harga murah. Ini semakin menambah nestapa klub pada saat itu, karena mereka bisa dibilang rungkad.
ADVERTISEMENT
Erik ten Hag dan manajemen sepakat untuk tidak mengulangi kejadian yang sama seperti sebelumnya, pelatih asal Belanda tersebut dikenal jitu dalam memilih pemain. Sederet nama seperti Tyrell Malacia, Casemiro, Marcel Sabitzer, Lisandro Martinez, Antony, dan Christian Eriksen merupakan hasil pembelian sukses oleh Erik ten Hag. Mereka langsung menjadi kerangka utama tim yang berkontribusi besar dalam kebangkitan Man United musim ini.