Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Peran Penting Nilai Karakter Melalui Drama
15 Desember 2022 18:38 WIB
Tulisan dari Handhyka Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drama atau lakon adalah karya sastra yang diceritakan melalui akting atau diungkapkan melalui dialog. Pembelajaran seni peran (teater) di sekolah tidak seperti yang diharapkan. Umumnya, drama menciptakan konflik yang muncul dalam kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Drama juga dapat diartikan sebagai “seni konflik” yang didramatisasi oleh para tokohnya. Meskipun setiap drama memiliki karakter, plot, lokasi, dan tema yang berbeda, konflik adalah elemen kunci dari drama. Dalam dunia pendidikan kita harus mengembangkan materi pembelajaran tentang hakikat, norma atau nilai dari setiap mata pelajaran dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Teater merupakan media yang tepat bagi mahasiswa untuk menampilkan kreativitas seni dan mendidik generasi muda tentang keseimbangan antara logika, etika dan estetika. Mediasi karakter dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya adalah teater. Berbicara tentang teater bukan hanya tentang bagaimana menampilkan pertunjukan yang bagus.
Tapi di teater kita juga diajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya, bagaimana menghargai peran yang dimainkan. Berakting dalam drama atau teater, Anda bisa mengenal berbagai karakter orang dan memilih siapa yang baik dan siapa yang jahat. Sastra dan teater sangat besar peranannya dalam mengajarkan nilai-nilai investasi moral masa depan dan pembentukan karakter, mengingat sastra dan teater berbicara tentang manusia dan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, bagaimana menghargai peran yang dimainkan. Berakting dalam drama atau teater, Anda bisa mengenal berbagai karakter orang dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sastra dan teater sangat besar peranannya dalam mengajarkan nilai-nilai investasi moral masa depan dan pembentukan karakter, mengingat sastra dan teater berbicara tentang manusia dan kemanusiaan.
Konflik manusia selalu mendominasi perhatian dan kepentingan publik, dan menurut saya inti dari drama tersebut adalah menghidupkan penjelasan tentang keinginan manusia di hadapan dua kekuatan yang berlawanan, yang secara teknis disebut "cerita protagonis" (dia menginginkan sesuatu) dan "antagonis" (yang menentang pemenuhan keinginan ini).
Di teater kamu juga belajar berbagai hal yaitu tiga latihan dasar yang harus kamu kuasai yaitu latihan fisik, latihan mental dan latihan jiwa. Ini sangat berguna untuk mengajar siswa yang tinggal di institusi dan siswa sastra yang dapat berkomunikasi bahkan ketika mereka berada di kehidupan profesional nanti. Dengan kesiapan fisik dan vokal dalam bekerja, stamina dan kesehatan tetap terjaga. Dengan nyanyian dan artikulasi yang jelas, terciptalah proses komunikasi yang baik antara komunikator dan komunikator. Kedua, intelektual dan pemahaman terkait dengan proses kreatif, serta pandangan teater dan budaya.
ADVERTISEMENT
Ini tidak hanya ujian akhir dari apresiasi yang dramatis, tetapi juga bisa bertahan seumur hidup sampai tubuh mati. Karena pengetahuan tidak bisa dibandingkan dengan harta nominal. Ketiga, untuk melatih jiwa. Di KBBI, jiwa adalah jiwa. Ada pepatah lama bahwa tubuh yang sehat membuat jiwa yang kuat. Dengan suara dan tubuh yang lengkap, sang aktor siap untuk sepenuhnya terlibat dengan materi proses kreatif. Kemudian kita harus memfokuskan pikiran dan meditasi, agar pikiran dan jiwa kita terfokus pada satu tindakan yaitu proses teatrikal itu sendiri.Ini sangat penting untuk pembentukan karakter, ketika kita berada di lingkungan baru, kita harus beradaptasi dan aktif dan bukan hanya menunggu dan ingin dimengerti.
Sebagai seni pertunjukan, teater merupakan proses kolektif. Diperlukan kerjasama yang baik antar lini. Sutradara menafsirkan teks yang ditulis oleh pengarang sebagai lukisan yang spektakuler. Para aktor diperintahkan oleh sutradara untuk bertindak seperti dan ketika mereka mau dan mengizinkan. Art Director dan Director akan selalu mendiskusikan pilihan desain lighting, set dan hand features apa yang dibutuhkan. Tim fashion dan make-up, memadukan wajah dan tubuh para aktor yang ingin menjadi seperti itu. Tim penerbitan, dokumentasi, dan penjualan tiket selalu mengoordinasikan semua pertunjukan dari awal hingga acara berlangsung.
ADVERTISEMENT
Seperti teori kebutuhan Maslow, setelah merasa aman, dicintai, baru kemudian terpenuhi. Teater bukan hanya pertunjukan, tetapi bagaimana ia berakar pada sebagian orang dan secara keseluruhan. Karena teater adalah kehidupan itu sendiri, semua ini sangat berguna ketika kita bekerja dan berhadapan dengan banyak orang dengan psikologi dan karakter yang berbeda.
Pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya berlangsung pada tataran kognitif, tetapi juga mempengaruhi praktik-praktik praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari para siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler, termasuk kegiatan teater dan teater, merupakan sarana yang potensial untuk melatih dan mempresentasikan seni peran kepada dunia dan meningkatkan prestasi akademik siswa.
Dalam dunia akting atau teater, pembangunan karakter dapat diintegrasikan ke dalam studi mata pelajaran apa pun, termasuk studi seni, dalam hal ini studi akting. Memahami seseorang datang dengan minatnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Karena karakter dapat menunjukkan bahasa pengarang dengan sifat-sifat pengarang. Pemain juga harus bisa menunjukkan bagaimana mereka berperilaku, yang tentunya bukan kepribadian alami seseorang. Artinya, orang yang sabar harus bisa bersikap pemarah dan sebaliknya.
Demikian pula, seseorang harus bisa tertawa dengan keadaan pikiran yang sedih. Orang yang sehat harus bisa bertindak gila. Tepatnya memenuhi peran seperti itu, dia menemukan sesuatu yang unik dan menunjukkannya.
Siswa dapat membuat peran. Artinya, siswa secara fisik, mental, dan emosional mampu menciptakan kehidupan manusia seutuhnya di atas panggung dan melakukan sesuatu yang unik. Hal lain yang harus diperhatikan siswa adalah menciptakan suasana dramatis.
Sebagus apapun cerita dan pementasannya, tentu saja drama tidak bisa terjadi tanpa suasana yang mendukung. Untuk membangun atmosfir diperlukan dukungan masyarakat. Dibutuhkan cerita yang bagus, presentasi yang bagus, desain seni yang bagus, dan penonton yang apresiatif.
ADVERTISEMENT
Selain mengetahui dan mengalami keselarasan dan keindahan akting, siswa yang terkait erat dengan akting memiliki pengalaman spiritual, konflik antara manusia dengan sesama, manusia dengan lingkungan, bahkan manusia dengan Tuhan.
Bermain peran dalam akting memberi siswa kesempatan untuk belajar tentang orang dan kualitas mereka yang bertentangan dengan diri mereka sendiri. Selain itu, kegiatan teater/akting yang dilakukan secara rutin atau berkesinambungan dapat memberikan dampak positif bagi siswa.
Karena mereka saling menghormati pendapat masing-masing, mereka tahu bagaimana dengan sabar mendengarkan percakapan orang lain dan dengan mudah dan lancar mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka secara lisan di depan audiens. Selain itu, siswa mendapatkan kosa kata unggul yang mungkin tidak tersedia dalam bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia peserta didik. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran mata pelajaran apapun, termasuk pembelajaran seni, dalam hal ini seni peran/teater/pendidikan.
Materi pembelajaran yang berkaitan dengan standar atau nilai setiap mata pelajaran harus dikembangkan, dijelaskan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi mempengaruhi internalisasi dan praktik nyata dalam kehidupan sosial sehari-hari siswa.