Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Belajar dari Filosofi Sepeda Brompton
5 Oktober 2020 10:45 WIB
Tulisan dari Hani Adhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi yang tidak jelas kapan akan berakhir menyebabkan kita sebagai makhluk yang paling sempurna berupaya untuk survive dan melawan untuk tidak punah. Salah satu ikhtiar yang dapat dilakukan oleh kita adalah dengan meningkatkan imun atau daya tahan tubuh agar kuat melawan virus yang saat ini paling ditakuti yakni virus corona atau COVID-19.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan imun, salah satu caranya adalah dengan rutin melakukan olahraga dan salah satu olahraga yang saat ini sedang menjadi trend dan “mewabah” adalah olahraga bersepeda atau cycle sport. Tentunya untuk olahraga bersepeda, alat utamanya adalah sepeda.
Sepeda menjadi salah satu alat transportasi yang sudah lama diciptakan oleh manusia dan mengalami kemajuan teknologi yang luar biasa cepat. Saat ini kita bisa melihat banyak sepeda yang digunakan oleh masyarakat dengan berbagai model dan dengan teknologi yang beraneka ragam.
Namun, ada satu sepeda yang saat ini sangat digemari dan diinginkan oleh banyak orang di seluruh dunia yakni sepeda lipat (folding bike) yang ringan dan nyaman serta tahan lama. Salah satu merek sepeda yang konsisten membuat sepeda lipat hingga menjadi ikon sepeda lipat dunia, yakni sepeda lipat “Brompton”.
Sejarah Brompton
Dikutip dari website Brompton dan berbagai sumber, pencipta sepeda lipat brompton adalah warga asal Inggris yakni Andrew Ritchie yang membuat prototipe pertama kali tepatnya pada tahun 1975.
ADVERTISEMENT
Andrew yang pertama kali memiliki ide untuk membuat sepeda lipat yang dapat dengan mudah dibawa ke berbagai tempat. Andrew membuat berbagai prototipe sepeda lipat hingga akhirnya setelah empat tahun menemukan prototipe sepeda lipat yang paling unik dan terbaik hingga akhirnya prototipe sepeda tersebut dipatenkan oleh Andrew menjadi Brompton.
Pada awal ide pembentukan prototipe brompton yang dibuat oleh Andrew, memang tidak sesempurna seperti prototipe sepeda brompton yang kita lihat saat ini. Setidaknya ada dua prototipe bersejarah yang ditampilkan di website Brompton, yakni di tahun 1977 dan tahun 1981 yang memperlihatkan bagaimana perubahan prototipe Brompton dari tahun ke tahun hingga akhirnya Brompton menjelma menjadi sepeda lipat terbaik dunia yang bukan hanya ringan dan mudah dibawa ke mana saja, namun juga menjadi inspirasi, tren dan budaya bahwa sepeda lipat adalah alat transportasi utama yang dapat mengubah dunia.
ADVERTISEMENT
Kenapa Brompton Mahal?
Pada awal pembuatan sepeda brompton di pabrik brompton yang mulai dibuka pada tahun 1988, pabrik brompton hanya dapat membuat sepeda brompton sebanyak 400 sepeda lipat selama setahun.
Pertanyaannya adalah mengapa pembuatan sepeda brompton sangat lama? Salah satu hal yang membuat sepeda brompton berbeda adalah karena sepeda brompton dibuat dengan tangan manusia atau handmade sehingga proses pembuatannya cukup lama.
Menurut data dari berbagai sumber, sepeda brompton terdiri dari 1.200 komponen yang masing-masing dibuat oleh pekerja yang memiliki skill yang khusus, mulai dari mematri atau mengelas hingga mencat frame dan memasang berbagai aksesoris, semua dilakukan oleh para pekerja brompton. Satu-satunya pekerjaan yang dirakit oleh robot adalah merangkai jari-jari velg sepeda. Menurut BBC, pabrik brompton yang berada di London, Inggris, menjadi salah satu pabrik yang masuk kategori pabrik super atau super factory oleh karena keunikan “handmade” yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal lain yang membuat brompton begitu “special” dan berbeda dengan produk sepeda lainnya adalah karena brompton membuat semua komponen dan aksesoris secara mandiri atau tidak bekerja sama dengan pabrik lain. Hal tersebut menyebabkan brompton dapat secara langsung menjaga kualitas setiap komponen dan aksesoris sepeda brompton. Pola ini juga dilakukan oleh perusahaan otomotif besar seperti Mercedes Benz dan juga BMW sebagai upaya untuk menjaga kualitas produk mereka.
Filosofi Brompton
Salah satu yang menyebabkan brompton menjadi “ikon” sepeda lipat dunia adalah karena brompton memiliki filosofi yang cukup unik, yakni "kalau tidak rusak, jangan diperbaiki", artinya sepeda brompton menjamin kualitas produknya di atas rata-rata sepeda lain, sehingga menjamin tidak ada kerusakan.
ADVERTISEMENT
Filosofi ini menjadi semacam jaminan bahwa sepeda brompton memang diciptakan dengan kualitas yang terbaik sehingga dapat bertahan lama hingga puluhan tahun. Hal tersebut mungkin menjadi dasar mengapa harga sepeda brompton cukup mahal dan lebih mahal dari harga sepeda motor buatan jepang.
Hal lain yang juga menjadikan brompton luar biasa adalah konsistensi dalam hal mempertahankan hubungan antara “tangan manusia” dengan semua part atau komponen brompton.
Di tengah maraknya trend teknologi 4.0 yang berupaya menggabungkan antara teknologi IT dan mesin sehingga dapat memproduksi apa pun secara massal dan cepat, namun brompton tetap menjaga kualitas produknya dengan jaminan tangan para pekerja mereka atau “handmade” yang telah bekerja dari generasi ke generasi hingga saat ini di era tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari filosofi "brompton" dan dapat menginspirasi kita untuk juga mempertahankan filosofi “handmade” yakni "menghargai dan peduli terhadap sesama" agar kita di tengah badai pandemi ini dapat saling membantu dan gotong royong untuk tujuan yang mulia.
*****