Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Membahas Album Memorandum Milik Perunggu
4 Juli 2023 12:46 WIB
Tulisan dari Haninvia Haris tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memorandum, Album Terbaru Band Perunggu
Industri musik Indonesia kini semakin maju. Dengan terus bertambah banyak musisi baru, berujung pada semakin banyak lagu dengan beragam gendre musik yang ada.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menjadi kesukaan penulis akhir-akhir ini adalah band alternative rock asal Indonesia yaitu Perunggu. Band ini beranggotakan 3 personel, yaitu Trio Adam Adenan (bass, kibor, piano, vokal latar), Ildo Hasman (drum, vokal latar), dan maul Ibrahim (gitar, vokal utama). Ketiga orang tersebut berhasil meracik album dengan lagu-lagu yang dapat membuat penulis terpukau.
Memorandum, begitu album pertama mereka diberi nama. Resmi lahir pada 11 Maret 2022 via Podium Record, album ini dimaksudkan sebagai catatan sesuai dengan namanya yang berarti sebuah pengingat. Pengingat bagi para personel sendiri maupun pendengar. Garis besar dari album ini berkaitan dengan irisan hidup para personel band yang menginjak usia paruh baya bersama dengan seluruh dinamika dan problematikanya. kurang lebih begitu yang disampaikan band Perunggu kepada pers mengenai anak pertama mereka.
ADVERTISEMENT
Terdiri dari sebelas antrian lagu yang dibuka dengan penuh energi oleh tarung bebas, dan ditutup dengan 33x yang berdurasi tujuh menit dan bercerita tentang hubungan antara manusia dengan penciptanya.
Meski penulis bukan merupakan pakar musik yang dapat menilai lagu secara teknis dan menanggapi bagaimana mengenai komposisi instrumen, vokal, petikan gitar dan dentingan piano yang disajikan, penulis merasa setiap unsur dari lagu pada album ini berhasil berharmonisasi dengan sangat mengagumkan, hingga energi dan rasanya sampai dengan sempurna di hati penulis.
Jika diminta untuk menyebutkan apa lagu favorit penulis dari album ajaib ini, maka penulis akan menyebutkan 3 nomor. Nomor yang pertama adalah biang lara. Lagu ini menjadi lagu wajib bagi penulis ketika sekedar ingin bernyanyi keras-keras atau pada saat penulis merasa lelah. Lagu ini berhasil menjadi pengingat penulis untuk tidak apa-apa untuk merasa letih, tidak perlu untuk memalsukan senyum, dan boleh untuk merayakan perih, sesuai dengan liriknya.
ADVERTISEMENT
Nomor yang kedua yaitu Kalibata, 2012. Penulis kira judul itu hanyalah tempat dan tahun biasa pada mulanya, namun setelah mendengarkan lirik dengan melodinya, penulis menafsirkan bahwa lagu ini bercerita tentang kehilangan. Kehilangan seseorang yang telah menemani tumbuh kembang sedari kecil, dan turut hadir di berbagai cerita penting. Lagu ini berhasil membuat penulis terbawa suasana sedih dan kehilangan hingga meneteskan air mata akhir-akhir ini, bisa jadi karena kejadian berpulangnya nenek penulis dalam pangkuan Sang Pencipta, dimana beliau telah begitu baik dan sayang kepada penulis, selalu memberi nasehat yang berulang-ulang untuk penulis agar berhati - hati di kota perantauan dalam menuntut ilmu, selalu menanyakan kabar, dan hangat kasih cintanya yang selalu terasa walaupun tidak berada dalam dekapan. Lirik lagu ini begitu "klik" di hati penulis terutama pada bait :
ADVERTISEMENT
lirik tersebut terdengar begitu dewasa, mencerminkan hasil didikan seseorang tersebut untuk tidak menghindari masalah dan terus belajar dari hikmahnya. Dan ada pula bait lirik yang sangat mewakili hati penulis akan rasa kehilangan yang akhir - akhir ini penulis rasakan yaitu :
Dan pada nomor ketiga hadir 33x di hati penulis. Begitu bermakna disetiap bait liriknya dengan diiringi komposisi instrumen yang apik, menjadikan pesan dari lagu ini dapat tersampaikan dengan begitu baik kepada pendengarnya. Penulis menafsirkan lagu ini bercerita tentang hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan. Lagu ini mengingatkan bahwa semua kendali akan terambil alih oleh Sang Maha Daya. Tidak apa-apa untuk sedikit melamban, karena merupakan hal manusiawi untuk kita merasa lelah dan kemudian bersandar sebentar. Yang perlu kita lakukan adalah untuk tetap menentukan tujuan, dan berusaha mencapai tujuan tersebut dengan selalu mengingat tuhan serta berada selalu di jalanNya. Begitu kurang lebih yang penulis tangkap dari bait demi bait lirik yang terdengar begitu menakjubkan.
ADVERTISEMENT
Apresiasi sebesar-besarnya, angkat topi untuk Band Perunggu untuk anak pertamanya yang amat sangat mengagumkan. Dan doa terbaik menyertai untuk perjalanan band rock pulang kantor ini kedepannya. Silakan teman-teman dapat menikmati album ini di berbagai platform kesayangan dan rasakan bagaimana tegasnya "memorandum" yang disampaikan dengan begitu dewasa dan dengan kepala dingin.