Konten dari Pengguna

Hutan Kota vs. Taman Kota: Mana yang Lebih Efektif Menyerap Polusi?

Adzkia Jannatun Hanis
Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23 Desember 2024 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adzkia Jannatun Hanis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Taman Kota Suropati, DKI Jakarta/Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Taman Kota Suropati, DKI Jakarta/Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Udara kotor di kota besar menjadi masalah serius. Lalu, pernahkah Anda bertanya yang manakah lebih efektif untuk mengatasi masalah ini: Hutan kota yang luas atau Taman-taman kecil yang tersebar?
ADVERTISEMENT
Definisi Hutan Kota dan Taman Kota
Hutan kota adalah kawasan hijau yang ditanami berbagai jenis tumbuhan, terutama pohon-pohon besar, untuk menciptakan lingkungan alami di tengah perkotaan. Ukuran hutan kota biasanya cukup luas dan fungsinya berfokus pada aspek ekologi seperti penyerapan karbon dioksida, pelepasan oksigen, pengendalian erosi, serta menyediakan habitat bagi satwa liar. Sebaliknya, taman kota lebih kecil dan memiliki keanekaragaman vegetasi yang cenderung menonjolkan tanaman hias dan rumput. Fungsi taman kota lebih menekankan pada estetika, rekreasi, dan tempat berkumpul bagi masyarakat.
Fungsi Utama
Hutan kota memiliki peran signifikan dalam mengurangi polusi udara dengan cara menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Selain itu, keberadaan hutan kota membantu menjaga keseimbangan ekosistem, mengendalikan erosi tanah, dan menyediakan habitat bagi flora dan fauna. Di sisi lain, taman kota lebih menonjolkan fungsi sosial dan rekreasi. Taman ini dirancang untuk memberikan ruang bagi masyarakat berinteraksi, bersantai, atau berolahraga sambil menikmati keindahan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selain menyerap polusi, hutan kota dan taman kota memiliki manfaat lain seperti memperbaiki kualitas udara, mengurangi suhu udara, dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Keberadaan ruang hijau ini juga mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dan mempercantik wajah kota, menjadikannya lebih layak huni bagi semua.
Efektivitas dalam Menyerap Polusi
Efektivitas hutan kota dalam menyerap polusi jauh lebih tinggi dibandingkan taman kota. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah dan jenis tumbuhan, luas area, serta struktur tanah:
1. Jumlah dan Jenis Tumbuhan: Hutan kota biasanya memiliki lebih banyak pohon besar yang efektif dalam menyerap polusi, sementara taman kota cenderung ditanami tanaman hias dan rumput yang kurang optimal dalam hal ini.
2. Luas Area: Hutan kota yang lebih luas mampu menyerap lebih banyak polutan dibandingkan taman kota yang biasanya berukuran lebih kecil.
ADVERTISEMENT
3. Struktur Tanah: Tanah di hutan kota umumnya lebih alami dan berlapis, sehingga lebih efektif menyerap air dan polutan dibandingkan tanah yang telah diolah di taman kota.
Faktor Lain yang Mempengaruhi
Lokasi geografis dan kondisi lingkungan sekitar juga memengaruhi efektivitas hutan kota dan taman kota dalam mengurangi polusi. Hutan kota yang terletak di daerah dengan tingkat polusi tinggi, seperti dekat kawasan industri atau jalan raya, memiliki dampak yang lebih besar. Di sisi lain, pemeliharaan yang baik juga menjadi faktor kunci. Hutan kota memerlukan pengelolaan yang lebih intensif untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya, sementara taman kota memerlukan perawatan rutin agar tetap menarik bagi pengunjung.
Beberapa kota di Indonesia telah menerapkan konsep hutan kota dan taman kota dengan baik. Jakarta memiliki Hutan Kota Srengseng yang membantu menyerap polusi udara di tengah kepadatan kota. Bandung dengan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda menjadi contoh keberhasilan memadukan fungsi hutan kota dengan aspek rekreasi. Taman Bungkul di Surabaya adalah contoh taman kota yang sangat populer untuk rekreasi namun memiliki keterbatasan dalam fungsi ekologis.
ADVERTISEMENT
Peran Warga
Peran masyarakat sangat penting dalam menjaga keberlanjutan hutan kota dan taman kota. Dengan menjaga kebersihan, tidak merusak fasilitas, serta aktif berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian, warga dapat turut mendukung upaya mengurangi polusi. Edukasi kepada masyarakat juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ruang hijau.
Baik hutan kota yang luas maupun taman-taman kecil yang tersebar sama-sama penting untuk lingkungan perkotaan. Hutan kota yang luas, sudah seperti "paru-paru" kota, lebih efektif menyerap polusi udara dan menurunkan suhu karena banyaknya pepohonan dan tumbuhan. Hutan kota juga bisa menjadi rumah bagi berbagai hewan dan tumbuhan. Namun, hutan kota butuh lahan yang luas dan biaya perawatan yang lebih besar.
Sementara itu, taman-taman kecil yang tersebar lebih mudah diakses oleh masyarakat untuk bersantai dan berolahraga. Taman-taman ini juga mempercantik kota dan memberikan ruang terbuka hijau di tengah bangunan-bangunan. Walaupun tidak seefektif hutan kota dalam menyerap polusi, taman-taman kecil tetap memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Idealnya, kota memiliki kombinasi keduanya: hutan kota yang luas untuk manfaat lingkungan yang maksimal, dan taman-taman kecil yang tersebar agar mudah dijangkau masyarakat. Dengan begitu, kota menjadi lebih sehat dan nyaman untuk ditinggali.
Berdasarkan analisis, hutan kota lebih efektif dalam menyerap polusi dibandingkan taman kota karena kerapatan vegetasi, luas area, dan struktur tanahnya yang mendukung fungsi ekologis. Namun, taman kota tetap memiliki peran penting sebagai ruang sosial dan rekreasi bagi masyarakat. Kombinasi keduanya adalah solusi ideal untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.