Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cocoklogi Time Travel
10 Mei 2019 22:31 WIB
Tulisan dari Haris Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mencari kesamaan antara perjalanan waktu dengan memutar ulang memori pikiran manusia.
ADVERTISEMENT
Avengers Endgame akhirnya tayang juga ! Hampir setahun saya menantikan film ini paska film Avengers Infinity Wars. Rasa penasaran tinggi menyelimuti saya akan kelanjutan para superhero Marvel setelah Thanos berhasil menjentikkan jari nya menggunakan Infinity Gauntlet dan berakibat separuh makhluk hidup di alam semesta, termasuk bumi pun musnah menjadi debu.
ADVERTISEMENT
Saat Endgame belum tayang ada sebuah pertanyaan besar: bagaimana mengembalikan keadaan alam semesta dan kehidupan seperti semula? Rasa nya tidak mungkin dilakukan. Apalagi di Infity Wars, Avengers benar-benar harus kalah telak dan kehilangan beberapa orang karena musnah menjadi debu. Namun ada secercah harapan saat Doctor Strange, dengan time stone, di Infinity Wars berhasil melihat masa depan, kemungkinan apa yang akan terjadi. Dan ternyata ada satu peluang menang bagi Avengers. Bisa jadi satu peluang tersebut akan tergambar di Endgame.
Entah tepatnya kapan, dan saya lupa melihat artikelnya dimana, ada sebuah fan theory yang menyatakan bahwa di Endgame akan dilakukan time travel atau perjalanan waktu untuk mengembalikan keadaan. Menarik juga kalau ini akan beneran terjadi di Endgame.
ADVERTISEMENT
Endgame pun tiba, dan saya sangat antusias untuk menonton. Saking antusiasnya, demi mendapat feel dari film tersebut, saya sampai nonton dua kali. Yang menarik, fan theory yang menyebut time travel benar adanya. Para Avengers benar-benar kembali ke masa lalu dengan mengambil infinity stones sebelum Thanos mendapatkan keenam batu tersebut. Detilnya gimana, silahkan nonton filmnya. Ogah spoiler lebih tepatnya.
Selesai menonton, Endgame sangat berkesan bagi saya.Gak hanya cerita filmnya, tapi time travelnya yang menjadi sajian utama. Perjalanan waktu menjadi kunci penting bagi Endgame. Saat mengamati time travel versi Marvel, karena secara teori berbeda dengan film-film tentang time travel yang sudah ada, kok ada kemiripan dengan apa yang sering saya lakukan saat proses hipnoterapi. Mungkin ini hanya kesotoyan saya atau sekedar cocoklogi saja.
ADVERTISEMENT
Salah satu metode di hipnoterapi yang disebut Regresi, secara metode nya sangat mirip dengan time travelnya Marvel. Di bagian ini saya gak jelasin tentang Endgame, tetapi keterkaitan time travel dan regresi. Bagi yang belum tahu, Regresi itu sebuah metode yang biasanya untuk membantu seseorang yang mengalami trauma. Trauma itu terkait dengan kejadian di masa lalu dan terekam di pikiran bawah sadar seseorang. Ibarat kaset, Regresi memutar ulang data-data masa lalu di memori seseorang.
Trauma bisa berefek secara fisik dan emosional. Karena terekam di pikiran, sampai kapanpun kejadian itu akan terus ada seumur hidup. Contoh trauma seperti apa sih? Misalnya Seseorang umur 35 tahun, saat berbicara didepan orang banyak, dia sangat grogi, nervous dan tidak percaya diri. Bahkan saking parahnya bisa mengompol, saking nervousnya. Hal itu terjadi bukan kebetulan atau tiba-tiba ada. Namun ada proses penanaman informasi pada kejadian di masa lalu, yang si subjek bisa saja lupa akan kejadian itu.
ADVERTISEMENT
Regresi tidak Cuma sekedar mengingat pengalaman di masa lalu, tapi menghidupkan kembali pengalaman tersebut. Jadi seseorang benar-benar merasa kembali di masa itu. Saat benar-benar kembali, emosi yang muncul saat masa itu pun muncul. Respon emosinya bisa bermacam-macam. Apakah ini benar-benar terjadi bisa kembali ke masa lalu layaknya time travel? Semua proses Regresi terjadi hanya didalam pikiran bawah sadar saja. Karena terkait dengan bawah sadar, prosesnya bermain dengan visualisasi. Tidak hanya sekedar membayangkan. Karena visualisasi itu membayangkan plus memakai emosi atau rasa.
Kembali ke kasus seseorang yang grogi berbicara di hadapan orang banyak, saat dilakukan proses regresi, ternyata ada sebuah peristiwa penting yang menjadi titik balik hingga akhirnya sampai sekarang subjek sangat grogi. Saat memutar ulang memorinya, ternyata di umur 5 tahun, dia sempat ikut lomba baca puisi disekolahnya. Karena saat itu ada kesalahan dalam melafalkan bait puisi, teman-temannya menertawakannya. Dan seketika itu juga ayahnya menghampirinya serta menyentil kupingnya dan berkata,”Gitu aja ga bisa !.” Dari situ, akhirnya bawah sadarnya punya data baru bahwa tidak mau lagi berbicara di hadapan orang, pasti akan ditertawakan dan dimarahi.
ADVERTISEMENT
Lalu gimana cara memperbaikinya? Apakah dengan menghapus memorinya. Justru salah. Sampai kapanpun memori atau pengalaman masa lalu akan selalu ada didalam pikiran manusia. Yang bisa dirubah hanya persepsi atau respon terhadap pengalaman tersebut. Jadi Regresi membantu merubah persepsi seseorang terhadap pengalaman di masa lalu.
Caranya seperti apa? Saat berada di momen dimana trauma terbentuk, yang bisa dilakukan adalah memundurkan kembali 10 menit sebelum kejadian. Misalnya momen itu terjadi di jam 10.00. maka proses membantunya dilakukan saat jam 09.50. Di jam 09.50 itu proses terapinya dilakukan. Dengan cara memberi motivasi serta mengatakan bahwa apa yang akan terjadi sebentar lagi memberikan dampak lebih baik bagi dia. Apakah berhasil? Dari beberapa kasus yang saya tangani, semuanya berhasil. Karena merubah persepsinya langsung ke pikiran bawah sadar.
ADVERTISEMENT
Setelah proses Regresi, tidak ada yang berubah dari memorinya. Hanya persepsi nya saja yang berubah. Dulunya takut sekarang jadi biasa saja. Saya hanya bisa kasih penjelasan singkatnya saja. Mau tahu lebih lanjut? Mesti merasakan langsung proses Regresinya, biar lebih dapat pengalamannya langsung.
Jika ngeh dengan apa yang terjadi pada proses Regresi mirip dengan konsep time travel ala Marvel. Dimana kesamaannya. Pertama, dengan kembali ke masa lalu tidak merubah peristiwa masa depan. Kedua, sama-sama menciptakan alternate reality alias kenyataan baru yang hampir mirip dengan persepsi baru terhadap masalah yang pernah dialami. Dan ketiga, ada tiga kejadian di Endgame yang sangat menggambarkan proses Regresi.
Ini terlihat jelas saat Tony Stark bertemu ayahnya, Howard Stark, dan terlibat pembicaraan cukup intim soal anak dan keluarga. Kedua, sewaktu Steve Rogers kembali ke masa lalu mengembalikan Infinity Stones, ia memilih untuk tinggal di masa lalu dan melunasi hutangnya, yakni berdansa dengan Peggy Carter dan menikahinya. Dan satu lagi yang jelas terlihat, saat Thor kembali ke Asgard mengambil reality stone, tiba-tiba bertemu ibunya, Frigga, dan terlibat pembicaraan sangat dalam. Momen saat Thor kembali, dimana saat hari kematian ibunya yang dibunuh oleh Dark Elf.
ADVERTISEMENT