Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Offline Ke Online
19 Mei 2018 14:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Haris Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Anda pernah mengalami untuk diharuskan menyimpan atau mencari data di antara banyak tumpukan kertas atau folder? Tentu itu merupakan pekerjaan sangat melelahkan dan memakan waktu sangat lama. Bisa dibilang prosesnya sangat tidak efisien dan cenderung mahal karena mengharusnya membeli banyak kertas dan menyiapkan ruangan khusus untuk menyimpannya. Belum lagi jika terjadi bencana seperti kebakaran atau gempa bumi. Jika data-data tersebut belum sempat diselamatkan, tentu akan menjadi kerugian yang sangat besar. Karena saat sekarang, data adalah aset penting.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya, dengan makin pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, membuat semua orang menjadi sangat mudah untuk mengakses, menyimpan dan membagikan semua informasi yang dipunya. Apalagi sekarang alat/media untuk akses informasi menjadi sangat mudah. Semua orang bisa mengakses dimanapun dan kapanpun tanpa ada batasan.
Mungkin Anda bertanya, dimana semua data/informasi bisa diakses atau tersimpan? Jika Anda menjawab folder data, mungkin Anda masih hidup di masa lalu. Karena kecanggihan teknologi, diciptakanlah sebuah sistem yang dinamakan Big Data. Singkatnya, Big Data adalah kumpulan data dalam jumlah besar dan kompleks. Kenapa kompleks, karena banyaknya varian atau jenis data yang tersimpan membuat pengelolaan data ini menjadi sangat rumit.
Data adalah kumpulan catatan yang belum dianalisa. Karena belum dianalisa dan jumlahnya sangat banyak, menyebabkan sangat kompleks. Ketika data tersebut sudah dianalisa, baru bisa dibilang sebagai informasi. Berapa ukuran data yang terdapat di Big Data. Diperkirakan bisa petabytes (1.024 terabytes) atau exabytes (1.024 petabytes). Jika data tersebut dalam bentuk kertas, bisa mencapai milyaran hingga triliunan catatan data. Bisa dibayangkan butuh berapa banyak folder atau ruangan khusus untuk menyimpan data sebanyak itu.
ADVERTISEMENT
Dimana tempat penyimpanan Big Data? Tempatnya dinamakan server cloud. Sebuah ruang penyimpanan data dalam jumlah besar di jaringan internet yang tidak berbentuk fisik. Berbeda dengan model penyimpanan fisik seperti di hardsik komputer yang punya keterbatasan dalam menyimpan banyaknya data. Karena tersimpan di jaringan internet, Anda bisa mengakses data dimana saja tanpa harus membawa media penyimpanan fisik. Apalagi cloud server punya daya kapasitas penyimpanan tidak terbatas, sehingga sangat cocok untuk menyimpan Big Data.
Walau terlihat sangat mudah dan efisien, Ada tantangan tersendiri saat Anda menyimpan Big Data. Pertama, ketika semua orang sedang mengakses Big Data, akan berpengaruh ke kecepatan jaringan internetnya. Semakin banyak yang akses, jaringannya semakin lemah. Apalagi saat server menjadi turun, semakin sulit untuk mengaksesnya. Kedua, karena kompleks dan banyaknya isi Big Data, harus ada pengelolaan khusus. Semacam manajemen tersendiri untuk menganalisa data menjadi informasi. Big Data sesungguhnya tidak didesain mencari dan menganalisas kumpulan data yang masif. Diperlukan tenaga manusia untuk melakukannya. Dan ketiga, Adanya ancaman hacker atau pencuri data. Ketika data tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang canggih, potensi peretasan data oleh pihak-pihak tertentu sangat mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga tantangan tersebut, ancaman hacker adalah permasalahan terbesar. Kalau ancaman dari sistem masih bisa diprediksi, tapi jika ancaman dari luar sangatlah sulit memprediksi. Cara termudah untuk melindunginya dengan memberikan username atau pasword yang sulit terdeteksi. Tapi jika dengan cara itu masih bisa diretas, ada solusi lain. Seperti : terus memantau dan mengaudit semua akses ke data sensitif, mengetahui akses yang tidak sah dan aktivitas penipuan dengan menjaga garis dasar pola dan transaksi penggunaan normal dan kemudian menandai setiap penyimpangan yang diamati, peringatan atau tanggapan terhadap serangan dan kegiatan yang tidak sah secara real time, hentikan serangan yang ditargetkan dan ancaman cyber lanjutan lainnya melalui integrasi tanpa solusi anti-malware, dan mempercepat respon insiden serta penyelidikan forensik dengan teknik lanjutan untuk memvisualkan dan menganalisis kejadian yang terdeteksi.
ADVERTISEMENT