Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pengobatan Tradisional VS Modern
15 Mei 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hartati Nurwidjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat usia sudah lebih dari 56 tahun ternyata hasil rutin cek darah ditemukan kolesterol darah saya LDL 259. Karena hasil test darah harus saya diskusikan dengan dokter keluarga wanita yang gratis disediakan pemerintah, saya katakan;"Dok selama ini seumur hidup, saya belum pernah kena kolesterol, tetapi kenapa saya dapat kolesterol?".
ADVERTISEMENT
Lalu dengan senyum dokter wanita Yunani keturunan Rusia tersebut menjawab pertanyaan saya."Saat usia sudah menua maka masalah kolesterol itu pasti datang". Jadi menurut dokter faktor umur yang mengakibatkan kolesterol tinggi.
Selesai diskusi dengan dokter, saya diberikan resep obat kolesterol jenis statin. Walau pun obatnya sudah saya ambil dari apotik, hingga saat ini saya belum berani minum. Karena statin lebih banyak effek sampingnya dan harus di minum terus-menerus.
Keputusan saya tidak minum obat kolesterol walau pun ada kadar kolesterol jahat di darah saya. Keputusan saya untuk terapi sendiri melalui olah raga dan mengubah menu makanan. Ingat bapak kedokteran Yunani kuno Hypocratues; yang sumpahnya digunakan oleh para dokter seluruh dunia. Hypocratus pernah bilang "Makanan mu adalah obat mu".
ADVERTISEMENT
Maka saya kembali giat olahraga dan mengurangi konsumsi daging serta makanan berlemak. Setiap pagi saya jalan kaki dan jogging, juga ditambah lompat tali yang memang keahlian saya sejak kecil. Sedangkan di dalam kamar saya ada beberapa peralatan gym, seperti dumb bell, stepper dan kettle bell 5 kg. Dengan peralatan tersebut saya olah raga lagi.
Namun disayangkan keesokan harinya saat saya bangun, tangan kanan saya terasa sakit sekali dan jika digerakkan sangat sakit. Hal ini membuat saya kaget. Karena takut terkena stroke atau tangan lumpuh. Saya sudah terkenan stroke tahun 2008 akibat Patent Foramen Ovale (ada artikel saya tentang PFO di kompasiana). Saya sudah punya 2 sumbatan di kepala bagian kiri. Jadi takut kalau akibat sejarah stroke ini, yang menyebabkan bagian kanan tubuh yang diserang rasa sakit atau kebas mati rasa.
ADVERTISEMENT
Karena rasa khawatir takut bagian sebelah kanan saya terkena stroke lagi maka saya menelepon rumah sakit, tetapi seperti biasa rumah sakit walau pun gratis tetapi antrian nya panjang. Maka saya memutuskan untuk melakukan pengecekan di doter orthopedic. Beruntung karena di kota saya menetap ada beberapa dokter ortopedic dengan gelarnya yang sudah Master (MD,MSc). Walau pun harus menelepon untuk buat janji tetapi saya diterima datang langsung hari itu tanpa harus menunggu lagi.
Sesampainya di ruang praktik dokter Yunani yang ganteng dan tampak masih muda mungkin usianya memasuki 40-an. Saya di test, tangan kanan saya yang sakit di test. Setelah test, kemudian diminta untuk rontgen. Untuk rontgen hanya perlu turun tangga di bawah ruang praktik dokter dan karena privat bukan rumah sakit, jika rontgen bawa surat dokter makan hanya membayar biaya 0,37 cent euro atau sekitar lima ribu rupiah.
ADVERTISEMENT
Bagian lengan kanan saya di rontgen dan hasilnya tidak ada tulang yang retak atau patah. Hanya bagian muscle saya mengalami inflamasi atau pembengkakan. Saya juga tanya dokter apakah karena stroke tangan kanan saya sakit jika digerakkan. Dokter menjawab, " Stroke itu hanya meyerang bagian kepala dan bagian kaki, jadi tidak ada stroke di tangan". Lega saya mendengar keterangan dokter. Jadi tangan saya sakit kemungkinan besar akibat angkat kettle bell 5 kg. Dokter kemudian memberikan resep penghilang rasa sakit. Lagi-lagi saya tidak mau minum obat tersebut. Saya mencoba menghindari bahan-bahan kimia masuk dalam darah saya.
Pulang ke rumah, saya langsung membaca makanan anti inflamasi. Sayuran dan buah-buahan di urutan teratas untuk mencegah inflamasi. Beruntung dan bersyukur sekali di kulkas selalu tersedia buah-buahan. Dokter mengatakan saya akan sembuh dalam waktu paling lama 3 minggu atau 20 hari.
ADVERTISEMENT
Sebagai ibu yang senantiasa bekerja menggunakan tangan kanan, cukup berat jika harus menunggu lama tangan sembuh setelah 20 hari. Maka saya ingat tukang pijat wanita orang Tiongkok asal Fujien yang baik hati. Dalam youtube saya ada video Qing membawakan oleh-oleh dari Fujien saat dia pulang kampung tahun lalu. Saya telepon Qing setelah dua hari sakit tangan kanan saya jika digerakkan. Qing ingin datang hari itu juga tetapi saya sempat ragu-ragu, karena takut akan jadi lebih sakit.
Memasuki hari ketiga saya rasakan tidak ada perubahan, lalu saya ingat beberapa waktu lalu saat kaki saya sakit akibat stepper saya dipijat Qing dan sembuh. Lalu kembali saya telepon Qing untuk datang ke rumah memijat tangan kanan saya yang sakit sekali jika digerakkan.
ADVERTISEMENT
Qing datang sore hari dan membawa toge, tahu, sayuran pakcoi, kemudian dia menanyakan dimana rasa sakitnya. Tangan kanan dipencet di beberapa titik, hingga ditemukan lokasi asal sakitnya. Kemudian saya dipijat dan disarankan melakukan gerakan tangan ke atas lurus di dinding setiap pagi dan badan tegak lurus rapat di dinding. Setelah dipijat seluruh tangan kanan saya di lokasi yang sakit diolesi minyak dari China. Bahkan Qing ingin memberikan minyak tersebut ke saya. Tetapi saya tolak karena minyak itu adalah salah satu alat untuk dia mencari nafkah.
Qing juga menyarankan saya diet, jangan terlalu makan banyak dan harus makan banyak makan sayuran.
Hasilnya pagi ini hari ketiga tangan saya sudah kuat mengetik, dan tampak sudah mulai sembuh karena hasil pengobatan tradisional dipijat. Saya akan telepon Qing untuk berterima kasih. Lagi-lagi Qing yang menyembuhkan sakit saya.
ADVERTISEMENT
Elefsina, 15 May 2024