Konten dari Pengguna

Perjalanan Ajaib Maroko Spanyol

Hartati Nurwidjaya
Owner www.tatiatravels.com, Youtube Tatia in Greece, Alumni Sospol UGM dan Penulis 5 buku Non Fiksi. Menetap di Yunani sejak 2003.
17 Oktober 2023 17:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartati Nurwidjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana kota Rabat di Maroko. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kota Rabat di Maroko. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
25 September 2023 saya berangkat dari Athena ibukota negara Yunani menuju Casablanca Maroko. Saya memutuskan berangkat lebih awal agar saat tiba group turis dari Indonesia, saya sudah lebih dahulu menunggu beliau-beliau.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Athena ke Casablanca harus melalui transit di bandara udara Orly kota Paris. Prancis mengambil alih Maroko dari pihak Spanyol tahun 1912 dan melepaskan Maroko tahun 1956. Suatu berkah bagi saya karena Paris salah satu kota favorit saya. Transit di Paris beberapa jam kemudian sore harinya saya tiba di kota Casablanca.
Ternyata ada beberapa perubahan yang terlihat. Saya ke Maroko sudah beberapa kali sebelum pandemi covid-19. Ternyata setelah pandemi tampak kota Casablanca ada pembangunan beberapa hotel internasional bintang lima di sepanjang jalan antara airport Muhammad V menuju pusat kota.
Dalam kota Casablanca sendiri tidak ada perubahan, masih tetap sama seperti awal saya kunjungi dan kunjungan lainnya sebelum covid-19. Jalanan utama masih tetap macet, karena akses jalan hanya satu jalur saja. Tidak ada alternatif lain. Medina atau pasar di pusat kota juga masih sama, hanya bedanya sudah tidak ada penjual yang berjualan di luar Medina seperti dulu. Sekarang lebih teratur.
ADVERTISEMENT
Mesjid Hassan II sudah selesai pembangunannya. Rombongan turis para pensiunan, sempat salat di dalam mesjid ini. Namun sangat disayangkan dalam ruangan mesjid udara agak pengap, karena pengelola mungkin sangat jarang membuka pintu ruangan agar udara segar masuk.
Hotel tempat kami menginap di Casablanca sengaja saya pilih yang lokasinya aman, agar terhindar dari tindakan orang yang berniat tidak baik. Alhamdulillah pihak hotel cukup berbaik hati memberikan jatah air minum mineral kepada setiap kamar 4 botol per hari. Turis Indonesia dan Asia pada umumnya senang minum air banyak dan sering minta stop di toilet saat sedang melakukan perjalanan.
Hari kedua perjalan menuju Marrakesh yang baru saja mendapat bencana alam gempa. Mesjid Kutabia yang kami kunjungi tampak ada bagian yang rusak akibat gempa dan ditutup untuk turis. Namun spot-spot photo tetap dapat dikunjungi sehingga turis senang dan bahagia bisa berfoto ria dan selfie.
ADVERTISEMENT
Hampir sama dengan Casablanca kota Marrakesh juga tampak sibuk dan padat penduduknya. Kami makan siang di salah satu restaurant tradisional Maroko yang menyajikan cous-cous dan tajin. Walau pun sempat ada anggota grup turis yang mengeluh akibat restaurant harus naik tangga yang cukup tinggi. Bersyukur hidangan salad hingga cous-cous ayam tajin sangat lezat.
Perjalanan kami lanjutkan menuju kota Rabat yang merupakan ibukota Maroko dan pusat pemerintahan. Sangat berbeda dengan Casablanca dan Marrakesh, Rabat tampak teratur dan sangat bersih. Karena tiba di Rabat saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW semua toko-toko suvenir tutup dan toko-toko juga tutup.
Tapi ada beberapa toko yang buka di wilayah turis. Istana Raja dan kompleks pusat pemerintahan yang terkadang ditutup untuk turis, pada hari Maulid dibuka untuk umum, sehingga beruntung para turis bisa melihat dari dekat istana Raja Maroko.
Tajin ayam dan cous cous masakan khas Maroko
Setelah berbelanja dan makan siang perjalanan dilanjutkan menuju kota Fes yang merupakan kota religius. Pilihan saya untuk grup menginap di Hotel Barcelo yang lokasi di pusat kota tidak salah. Kamar hotel cukup bersih, luasnya normal, serta hidangan makan malam buffet yang lezat.
ADVERTISEMENT
Saya bahkan sempatkan berenang di kolam renangnya dengan celana panjang dan kaus komplit. Berenang dengan pakai komplit tidak dilarang oleh pihak hotel membuat saya semakin senang, dan akan memilih hotel Barcelo Fes ini untuk grup turis selanjutnya.
Memasuki hari ke-empat perjalanan di Maroko tur dengan lokal guide di kota Fes, bertepatan dengan hari libur nasional Maulid Nabi. Karena mengerti kebutuhan turis Indonesia yang suka shopping, maka guide lokal bisa mengatasi dengan menelepon pemilik toko untuk buka hanya untuk melayani turis Indonesia grup para pensiunan ini.
Hari terakhir di Maroko kami menginap di hotel lima bintang Mogador. Sempat terjadi perselisihan antar saya dengan receptionist yang berperilaku menyebalkan dan tidak pantas dijadikan sebagai front office untuk hotel dengan ranking bintang lima. Saya sempat berpikir mungkin ini anak training. Tapi ternyata pegawai.
ADVERTISEMENT
Hidangan makan malam dan menu breakfast cukup komplit dan ruangan kamar hotel sangat besar ukurannya. Namun pelayanan front office yang tidak bersahabat, ditambah lagi peserta tur ada yang minta ketel untuk masak air.
Eropa dan Afrika tidak semua hotel menyediakan ketel untuk masak, terutama hotel-hotel di Eropa. Jika ada pun biasanya disediakan coffee maker mesin pembuat kopi dengan capsul, bukan ketel air.
Bersambung.