Konten dari Pengguna

Menyiapkan Guru Abad 21, Dosen UNESA Beri Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah

Harti
Dosen Pendidikan Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
12 Oktober 2021 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kurikulum Merdeka Belajar menuntut guru Abad 21 untuk meningkatkan kreativitas, salah satunya melalui kemampuan untuk membuat karya ilmiah berupa artikel ilmiah.
ADVERTISEMENT
Hal ini mendorong guru-guru dari rumpun Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Nganjuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan penulisan karya ilmiah yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Oktober hingga 30 Oktober 2021.
18 guru di Nganjuk mengikuti pembukaan pelatihan penulisan karya ilmiah oleh tim PKM Unesa. (Sumber: Dokumentasi tim PKM S2 Pendidikan Ekonomi Unesa)
zoom-in-whitePerbesar
18 guru di Nganjuk mengikuti pembukaan pelatihan penulisan karya ilmiah oleh tim PKM Unesa. (Sumber: Dokumentasi tim PKM S2 Pendidikan Ekonomi Unesa)
Kegiatan yang diselenggarakan oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini diikuti oleh 18 peserta guru-guru dan melibatkan lima dosen dari program studi S2 Pendidikan Ekonomi.
Ketua tim PKM, Dr. Harti, M.Si., mengungkapkan pelatihan ini diharapkan meningkatkan kompetensi guru-guru di Kabupaten Nganjuk.
“Hasil akhir dari kegiatan ini, peserta pelatihan ditargetkan untuk dapat menghasilkan satu buah artikel ilmiah yang layak untuk diterbitkan di jurnal ilmiah,” katanya (02/10).
Norida Canda Sakti, dosen S2 Pendidikan Ekonomi Unesa menyampaikan materi pelatihan penulisan karya ilmiah di Nganjuk. (Sumber: Dokumentasi tim PKM S2 Pendidikan Ekonomi Unesa)
Pembukaan kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara luring di Kabupaten Ngajuk pada 2 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
Salah satu dosen yang terlibat, Drs. Saino, M.Pd., dalam sambutan pembukaan kegiatan, mengemukakan tentang pentingnya seorang guru untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menyusun artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Materi yang disajikan dalam pelatihan ini antara lain tentang Pentingnya karya Ilmiah, Teknik Penulisan karya ilmiah, Analisis pemasalahan pembelajaran, Identifikasi masalah, Menyusun Pendahuluan, Menyusun Kajian Teori, Menentukan Metode penelitian, dan Menyajikan hasil penelitian dan pembahasan.
Materi tersebut sebagian akan diberikan daring dalam empat kali pertemuan setiap hari Sabtu sepanjang bulan Oktober 2021, secara sinkron dan asinkron.
18 guru di Nganjuk mengikuti pembukaan pelatihan penulisan karya ilmiah. (Sumber: Dokumentasi tim PKM S2 Pendidikan Ekonomi Unesa)
Dosen pemateri, Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd., mengawali hari pertama pelatihan dengan membangun motivasi dan penyamaan persepsi dengan para peserta, lalu menyampaikan materi yang dikemas secara ringan dan mudah dipahami oleh peserta.
ADVERTISEMENT
Setelah materi pertama ditutup, dosen selanjutnya, Dr. Norida Canda sakti, M.Si., menyambung acara dengan memberi materi analisis permasalahan pembelajaran.
Penyajian materi kedua ini diawali sesi tanya jawab sebentar untuk membangun mindset peserta bahwa masalah-masalah yang perlu dipecahkan itu ternyata tidak hanya berasal dari peserta didik saja, namun juga berasal dari guru yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
Antusiasme peserta dalam mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi, membuat pertanyaan lain yang belum terjawab, dilanjutkan pada sesi pendampingan praktek penyusunan artikel ilmiah yang dilakukan melalui klinik daring via email.
Prof. Dr. Drs. Yoyok Soesatyo, SH., Ph.D, guru besar Unesa dan juga anggota tim PKM, mengungkapkan guru-guru akan mendapatkan manfaat yang luar biasa dari pelatihan ini.
ADVERTISEMENT
Pengalaman membuat artikel ilmiah ini akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga dampaknya, guru bisa berpikir lebih maju, sesuai dengan karakter guru Abad 21.
Pada sesi penutupan, Harti mengingatkan kembali kepada guru-guru peserta pelatihan bahwa untuk menjadi guru Abad 21, berarti harus mau menjadi life-long learner, yaitu menjadi pembelajar seumur hidup yang terus belajar agar mampu berpikir ke depan dan adaptif.