Konten dari Pengguna

Teknologi Blockchain di Metaverse: Fondasi Ekosistem Virtual

Hasdi Putra
Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas, Anggota Dewan Pakar Smart City
25 September 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasdi Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring dengan kemajuan teknologi, kita kini berada di era digital yang semakin mendekati realitas yang sebelumnya hanya kita bayangkan dalam film fiksi ilmiah. Salah satu inovasi yang paling signifikan saat ini adalah perkembangan metaverse, sebuah ruang virtual yang mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan digital. Dari perdagangan, pendidikan, hingga hiburan, metaverse menjanjikan pengalaman yang sepenuhnya baru dalam interaksi digital. Namun, di balik semua ini, ada satu teknologi yang menjadi fondasi utama ekosistem virtual ini: blockchain.
Ilustrasi Teknologi Blockchain di Metaverse. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teknologi Blockchain di Metaverse. Foto: Freepik
Blockchain, yang awalnya dikenal luas melalui mata uang kripto seperti Bitcoin, kini memainkan peran yang jauh lebih besar di metaverse. Teknologi ini menawarkan keamanan, transparansi, dan desentralisasi—semua elemen penting untuk menciptakan dunia virtual yang dapat dipercaya dan berkelanjutan. Dalam artikel ini, saya akan membahas peran krusial blockchain dalam metaverse, fakta terkini seputar perkembangan ini, serta tantangan yang mungkin kita hadapi di masa depan.
ADVERTISEMENT

Blockchain dan Desentralisasi di Metaverse

Salah satu elemen kunci yang membedakan metaverse dari platform digital lainnya adalah desentralisasi. Metaverse bukanlah satu entitas yang dikendalikan oleh satu perusahaan atau lembaga tertentu. Sebaliknya, metaverse didukung oleh jaringan teknologi yang tersebar, yang memungkinkan pengguna untuk memiliki kontrol lebih besar atas data dan aset digital mereka.
Di sinilah peran blockchain menjadi sangat penting. Melalui sistem ledger yang terdesentralisasi, blockchain memungkinkan pencatatan dan verifikasi transaksi tanpa perlu adanya otoritas pusat. Ini memastikan bahwa aset digital seperti tanah virtual, properti, atau bahkan pakaian digital yang dibeli di metaverse benar-benar dimiliki oleh pengguna dan tidak dapat diubah atau dipalsukan oleh pihak ketiga.
Menurut laporan dari International Data Corporation (IDC), nilai pasar blockchain di sektor metaverse diperkirakan akan tumbuh sebesar 70% setiap tahun hingga 2028, dengan kontribusi signifikan terhadap perekonomian digital global. Fakta ini menggambarkan betapa pentingnya blockchain dalam membangun infrastruktur metaverse yang dapat diandalkan.
ADVERTISEMENT

NFT: Aset Digital di Metaverse

Salah satu implementasi paling terkenal dari teknologi blockchain di metaverse adalah non-fungible tokens (NFT). NFT memungkinkan pengguna untuk memiliki aset digital yang unik dan dapat dipertukarkan, baik itu karya seni, tanah virtual, atau barang digital lainnya. Hal ini membuka peluang ekonomi baru di metaverse, di mana pengguna dapat berinvestasi dan memperdagangkan aset-aset ini.
Sebagai contoh, pada tahun 2021, tanah virtual di platform metaverse Decentraland terjual seharga lebih dari 2,4 juta dolar AS, menggunakan NFT sebagai bukti kepemilikan. Transaksi ini tidak mungkin terjadi tanpa kehadiran teknologi blockchain yang memungkinkan transparansi dan keamanan dalam transaksi aset digital. Menurut data terbaru dari NonFungible.com, pasar NFT secara keseluruhan telah menghasilkan lebih dari 20 miliar dolar AS pada tahun 2023, dan sebagian besar dari transaksi ini terjadi di dunia metaverse.
ADVERTISEMENT
Dengan teknologi blockchain, pengguna dapat memiliki kontrol penuh atas aset-aset mereka, yang berarti mereka dapat memperdagangkan, menyewakan, atau bahkan menggunakannya sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman di dunia nyata. Ini menciptakan sebuah ekosistem ekonomi baru yang terhubung langsung dengan dunia fisik, menjadikan metaverse bukan hanya tempat untuk hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan kekayaan.

Keamanan dan Privasi di Metaverse

Keamanan dan privasi adalah dua aspek krusial yang harus diperhatikan dalam pengembangan metaverse. Karena pengguna akan menghabiskan lebih banyak waktu di dunia virtual ini dan melakukan berbagai transaksi di dalamnya, risiko keamanan siber juga meningkat. Blockchain menawarkan solusi dengan menyediakan mekanisme enkripsi yang kuat dan sistem verifikasi yang memastikan bahwa hanya pemilik asli yang dapat mengakses aset mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, blockchain juga memungkinkan pengguna untuk memiliki identitas digital yang lebih aman. Identitas ini dapat diatur dengan cara yang memungkinkan pengguna untuk mengendalikan data pribadi mereka dan bagaimana data tersebut digunakan di metaverse. Hal ini sangat relevan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang privasi di era digital. Data dari Cybersecurity Ventures menunjukkan bahwa ancaman cyber terus meningkat, dengan kerugian global akibat serangan cyber diperkirakan mencapai 10,5 triliun dolar AS pada 2025. Blockchain bisa menjadi solusi yang signifikan untuk memitigasi risiko ini di dalam metaverse.

Tantangan dan Masa Depan Blockchain di Metaverse

Meski teknologi blockchain menawarkan banyak potensi untuk metaverse, bukan berarti perjalanannya tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah skala. Saat ini, banyak jaringan blockchain masih menghadapi masalah dalam hal kecepatan dan biaya transaksi. Di dunia metaverse yang terdesentralisasi, di mana mungkin ada jutaan pengguna yang berinteraksi dan melakukan transaksi secara bersamaan, blockchain harus mampu menangani volume transaksi yang sangat besar dengan cepat dan efisien.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada tantangan dalam hal regulasi. Karena blockchain bersifat desentralisasi dan melibatkan aset digital yang bernilai, banyak negara belum memiliki kerangka hukum yang jelas untuk mengatur aktivitas ini. Ini menciptakan ketidakpastian bagi pengguna dan pengembang yang ingin berinvestasi di metaverse. Menurut data dari Cointelegraph, lebih dari 80% negara di dunia masih dalam tahap awal merancang regulasi terkait blockchain dan mata uang digital. Di Indonesia sendiri, meski pemerintah telah mengakui mata uang digital sebagai aset yang sah, regulasi terkait metaverse dan blockchain masih dalam tahap pembahasan.
Namun, dengan semua tantangan ini, masa depan blockchain di metaverse tampak sangat cerah. Menurut proyeksi dari Grand View Research, pasar blockchain global akan mencapai nilai 1,6 triliun dolar AS pada tahun 2030, dengan adopsi terbesar di sektor gaming, real estate virtual, dan platform sosial yang terkait dengan metaverse.
ADVERTISEMENT

Penutup

Teknologi blockchain telah membuka jalan bagi transformasi digital yang luar biasa dalam metaverse, menciptakan ekosistem virtual yang aman, terdesentralisasi, dan ekonomis. Meski tantangan seperti regulasi dan skala masih ada, potensi blockchain untuk mengubah cara kita berinteraksi di dunia digital tidak bisa diabaikan. Ke depan, kita bisa berharap bahwa teknologi ini akan terus berkembang dan menjadi fondasi utama bagi perkembangan metaverse dan dunia virtual lainnya.