Konten dari Pengguna

Pilih Mengerjakan dengan Mengeluh, atau Mengerjakan dengan Happy?

Hendra
Education Consultant at Universitas Pembangunan Jaya
6 Agustus 2023 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pernahkah kita membayangkan jika bisa hidup dalam lingkungan yang bahagia dan aman? mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang paling didambakan, karena bisa merasakan dan mengerjakan sesuatu tanpa beban.
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan memberikan berbagai dampak positif dalam segala aspek kehidupan, dan mengarahkan kita pada hidup yang lebih baik. Misalnya memberikan kita kesempatan untuk menciptakan hubungan yang lebih baik, menunjukan produktivitas yang lebih besar, memiliki umur yang lebih panjang, kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi, dan pemecahan masalah dalam membuat keputusan mengenai rencana hidup yang lebih baik (Carr dalam Oriza: 2009).
Sumber: Pexels.com
Sebagian orang dan termasuk Penulis ketika berhadapan dengan halangan atau suatu masalah yang mengganggu langkah ketika sedang mengerjakan sesuatu pasti akan merasa kesal, tapi mau tidak mau harus diselesaikan juga.
Beberapa dampak yang mungkin bisa kita rasakan jika kita sering mengeluh dalam pekerjaan:
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Bagaimana kita bisa bekerja dengan tenang, dan berkonsentrasi jika yang ada dalam pikiran kita adalah perasaan kesal, jengkel, dan menggerutu terhadap sesuatu hal. Diibaratkan setiap hari adalah wahana untuk meningkatkan kualitas diri namun kita tidak bisa menikmati wahana tersebut, dan mencoba menghindarinya.
Sumber: Pixabay.com
Kepercayaan itu diibaratkan sebuah barang yang harus kita jaga, jika barang itu pecah dalam beberapa bagian bisa saja barang tersebut akan kembali kita satukan. Namun tidak dalam keadaan utuh dan ada bekas kalau barang itu pernah jatuh. Begitu juga untuk seseorang yang sering mengeluh, pastinya pendengar pun akan enggan memberikan nasihat dan memberikan dia kepercayaan karena untuk kehidupannya sendiri pun sudah banyak hal yang dikeluhkan.
ADVERTISEMENT
Sumber: Pixabay.com
Setiap orang yang bekerja disuatu perusahaan pastinya memiliki peranan dan tanggung jawab yang harus di emban, jika seorang karyawan/pegawai setiap menyelesaikan pekerjaannya selalu mengeluh dengan alasan "Susah, tidak bisa, atau kurang menguasai" artinya seseorang tersebut memang tidak kompeten dan mau berusaha. Dan jika kita terus dalam posisi tersebut tentunya penilaian sebagai seseorang yang tidak bertanggung jawab baik dari teman sejawat dan atasan langsung pun akan menghampiri kita.
Jika dalam kehidupan kita selalu dipenuhi dengan rasa mengeluh dan terlontar kepada seseorang yang baru kita kenal pun rasanya kurang etis. Bagaimana tidak ibarat nya first impression itu sebuah hal penting untuk keberlanjutan apakah kita nyaman berbicara dengan lawan bicara kita dan bila kita menemukan kenyamanan pastinya akan berlanjut dalam bentuk kerjasama atau momen lain. Kebalikannya jika baru bertemu dan kenal saja sudah banyak mengeluh dalam obrolan pertama, pastinya akan menimbulkan kesan yang kurang baik dan kitapun sebagai lawan bicara akan merasa malas untuk menanggapinya.
Sumber: Pexels.com
Pesan yang dapat Penulis simpulkan, mengeluhlah pada taraf yang wajar, dan bangkitlah dari keterpurukan. Karena tugas dan tanggung jawab itu sudah menjadi beban yang harus diselesaikan. Maka selesaikanlah tugas tersebut dengan senyum dan hati yang gembira. Karena dengan perasaan senang kita bisa dengan mudah berfikir jernih dan mengerjakan sesuatu dengan mudah.
ADVERTISEMENT
Tim Penyusun Artikel,
Hendra, Shendy Wijaya, Reigan Chenartha, Kenwu Reeves, William Justin Castono, dan Rafif Muafa.