Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cianjur Bangkit Tim Misi Kemanusiaan Bersama Tagana Jatim Adakan Trauma Healing
6 Desember 2022 12:24 WIB
Tulisan dari For Humanity tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gempa bumi yang meluluhlantakan Cianjur pada 21 November 2022 lalu, memberi kesan traumatik bagi anak-anak penyintas gempa. Selama lebih kurang satu minggu, mereka terbebani dengan suasana duka yang mendalam. Terlebih usai gempa berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut telah menghancurkan sekolah mereka.
ADVERTISEMENT
Nyaris tidak ada lagi area bermain bagi anak-anak disana, khususnya di dasa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang. Kondisi SD Karyabakti dan SMPN 1 Cugenang yang berada di sekitar lapangan Cariu rusak berat. Otomatis, kegiatan KBM pun untuk sementara dihentikan. Semenatar, lapangan diubah fungsi menjadi posko evakuasi.
Terlebih, banyak diantara para pendidik yang menjadi korban. Baik secara materiil dan moril, belum lagi di kalangan anak-anak, baik keluarga ataupun kerabatnya. "Sekiranya, fakta korban terdampak gempa, yang paling merasakan trauma adalah anak-anak", ujar Kak Rully Onzo, ketua Tim Misi Kemanusiaan yang juga mengajar di MAN 1 Bogor.
Sebelumnya memang, koordinasi yang diperlukan di lokasi bencana sangat penting dilakukan. Tentu dengan maksud membersamai para korban agar dapat termanajerial secara baik. Hal ini secara bertahap sudah menjadi pemahaman bersama, khususnya bagi para relawan.
ADVERTISEMENT
Ketika ada informasi mengenai kedatangan tim kami, mereka (anak-anak) langsung antusias hadir ke sekitar area posko darurat dari Tim Tagana Jawa Timur. "Lokasi ini memang disiapkan oleh Tagana untuk kegiatan bermain alternatif bagi anak-anak penyintas gempa", ungkap Kak Seby dari Tagana Jawa Timur.
Tetapi, Tim Misi Kemanusiaan mempunyai strategi yang berbeda dalam membangkitkan semangat dan keceriaan bagi anak-anak disana. Selain memberi bingkisan makanan dan alat sekolah, kolaborasi kegiatan berupa mendongeng, bernyanyi, dan bermain bersama, menjadi agenda baru bagi mereka semua.
Kang Budi selaku pendidik dari SMK Humanika Bogor pun menjelaskan, "Sesi games kelompok ini dapat mengobati rasa rindu mereka untuk dapat bermain bersama kembali". Tak ayal, suasana ramai diiringi tawa dan canda dari anak-anak, sepintas dapat meninggalkan duka yang mereka rasakan.
ADVERTISEMENT
Anak-anak diajak bersama membangun kerja secara berkelompok, dengan tujuan membangkitkan semangat kebersamaan. Juga ada kegiatan berupa team building, yang berguna untuk memberi kesan membangun sama-sama. Hal ini tentu saja sesuai dengan tema Cianjur Bangkit, seperti yang tengah menjadi tujuan bersama.
Dapat dibayangkan, gempa susulan yang terjadi beberapa kali disana, masih sanggup membuat mereka dapat bermain bersama. Khususnya bagi beberapa anak-anak yang masih dalam proses penyembuhan luka fisiknya. "Semua berangkat dari keceriaan yang dapat dibangun bersama", tutup Agung TP dari SDN Utan Kayu, Jakarta.
Tentu yang menjadi agenda penting selanjutnya adalah pendirian sekolah darurat bagi anak-anak disana. Tidak hanya di satu titik terdampak, melainkan di berbagai titik rawan trauma anak-anak. Membangun sekolah darurat tentu tidak semudah yang kita kira, melihat banyaknya relawan yang hadir di lokasi bencana.
ADVERTISEMENT
Hal ini sedianya dapat menjadi abstraksi bersama, "khususnya bagi para pendidik yang sedianya dapat berkolaborasi disini, demi kebutuhan pendidikan anak-anak", ungkap Fokker. Bencana bisa saja datang silih berganti, tetapi pendidikan jangan sampai berhenti.
Sekiranya demikian yang dimaksud dalam proses pengadaan sekolah darurat bencana. Selain beberapa pojok literasi ramah anak, sesi-sesi edukasi tetap dapat dilakukan dengan tujuan membangkitkan semangat belajar lagi kepada anak-anak penyintas gempa.
Demikian kiranya yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.
Salam hangat, sehat selalu. Tim Misi Kemanusiaan.