Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bernadya Lewat Kata
21 Oktober 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Herdi Riswandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hidup Itu Kadang Di Bawah Di Bawah Ya..Di Bawah
Ada masanya kita di fase yang dipikir-pikir hidup itu, kok gini-gini amat sih! Semua kelus kesah ibaratnya telah kita telan semua. Dengan berbagai drama kehidupan manis dan pahitnya terus berputar. Direnungi juga kayaknya lebih banyak pahitnya daripada manisnya. Hidup itu kadang di bawah, di bawah ya..di bawah. Kita pasti ingin selalu bercerita kepada teman, keluarga, sahabat dan rekan kerja. Tapi mereka juga punya masalahnya masing-masing dan kita terlalu segan untuk bercerita kepadanya takut menambah beban masalah lagi. Dan mungkin juga masalahnya gak bisa diceritakan ke orang lain atau cukup hanya untuk dipendem sendiri dan emang cukup sendiri aja yang tahu.
ADVERTISEMENT
Tapi, dipendem juga gak kuat ya? Jadinya mengadu nasib, beradu kisah dengan teman-teman sepernasib-an dan itu menyenangkan. Tertawa bareng, padahal hidup lagi susahnya jauh dari keluarga. Tiap hari kepikiran keluarga.
Mother is getting old, father is getting old, I just hope God give me enough time to show them the world.
Benar kata mereka, kalau lagi di perantauan atau jauh dari keluarga jaga nama baikmu, tempat tinggal, pergaulan dan ibadahmu karena itu akan menjadikan pula tempat susahmu itu. Sakitmu, sendirianmu, bosan dan malesmu di rumah itu. Maka jagalah itu. Kalau kamu sudah beres kamu akan meninggalkan kesan yang baik nantinya.
Bernadya Lewat Kata
Orang bilang, hidup itu seperti roda berputar kadang di bawah kadang di atas. Ya emang benar roda itu berputar. Kalau dilihat-lihat di kehidupan, nyatanya berbeda sekali atau cara pandang kita yang salah dan ilmu kita yang gak bertambah padahal sudah mengenyam pendidikan rata-rata 12 tahun, masa tidak paham? Lalu kemana ilmu yang kita pelajari selama itu? Fenomena pendidikan hanya untuk mendapatkan pekerjaan terasa nyata sekarang. Saling sikut sana sini demi memperoleh pendidikan tinggi yang sesuai dengan pekerjaannya nanti. Liberalisasi pendidikan, tidak sehatnya proses persaingan. Sementara output dari hasil tersebut pasti berbeda dengan orang yang sungguh-sungguh dalam belajar. Kita belajar di kehidupan nyata yang tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Kalau di sekolah belajar dulu baru diuji sedangkan di kehidupan kita diuji dulu baru belajar.
ADVERTISEMENT
Memang banyak kalau kita lihat dari televisi-televisi. Maaf, ada anak petani yang sukses jadi pengusaha, anak tukang becak yang sukses menyekolahkan anaknya hingga ke luar negeri. Itu bukti nyata memang benar. Tapi pertanyaannya, apakah kita bisa seperti mereka? itu hanya 5 dari 100 persen orang seperti itu. Jadi, benar gak, kalau kita ada di bawah terus?
Di sisi lain jangan hanya perspektif itu yang kita pandang terus. Ada hal lain yang perlu kita lihat lagi ternyata. Misalnya, sesimpel pertanyaan kenapa ya saya sampai saat ini masih diberi nafas oleh Tuhan? Masih bisa menghirup udara, badan sehat, masih berjalan dengan sempurna, akal masih berfungsi. Coba tengok ke rumah sakit, apa yang ingin mereka harapkan dari rasa sakit itu? Cuma satu, mereka ingin sembuh. Jadi..intinya kita kurang bersyukur deh, coba renungi kembali.
ADVERTISEMENT
Kita hanya melihat sisi “di atas” itu hanya dengan acuan materi belaka. Terkadang Tuhan lebih tahu tentang diri kita. Siapa tahu nih, siapa tahu ya. Kalau kita secara materi sudah terpenuhi, mungkin kita akan semakin lupa dengan Tuhan bahkan menganggap Tuhan tidak bercampur tangan atas kesuksesan kita. Sekarang, mari kita Bernadya dulu.
“Untungnya bumi masih berputar”
“Untungnya ku tak pilih menyerah”
“Itu memang paling mudah”
“Hal-hal baik yang datangnya belakangan”
Yaa..itu penggalan lirik dari penyanyi Bernadya yang sedang viral saat ini. Lagu tersebut sangat menggugah perasaan dan menawarkan pesan tentang kebangkitan, keteguhan hati di tengah cobaan-cobaan hidup yang sedang dijalani. Perjalanan emosional seseorang yang berusaha menemukan makna dibalik setiap kejadian hidup yang dialaminya. Terkadang hal-hal buruk datang berturut-turut tanpa jeda seakan hal-hal baiknya itu tidak pernah ada menghampiri kita. Namun, ada makna di setiap peristiwa yang terjadi baik yang menyedihkan ataupun yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Menyerah adalah cara yang paling mudah untuk kita menyelesaikannya. Tapi bukannya itu menjadi lebih berat lagi. Pikir-pikir kembali, kenapa kita bisa sejauh ini, ada yang sampai saat ini kuliah, kerja dan berumah tangga. Tidak kepikiran sebelumnya sudah melangkah sejauh itu. Jadi, jalani, nikmati dan syukuri.
Kita Tertipu Oleh Media Sosial
Media sosial sering kali membuat kita lupa. Scroll Instagram, tiktok berjam-jam. Kita terbawa oleh angan-angan postingan orang lain. Apalagi yang related sama diri kita. Seakan itu menjadi pembelaan. Adapula yang membuat kita termotivasi oleh postingan. Seakan semangat pun datang kembali. Pada faktanya, kita tidak ada aksi sedikit pun dari hasil scroll-scroll media sosial tersebut. Kita sering mengutuki diri sendiri sehabis lupa waktu nonton semacam itu.
ADVERTISEMENT
Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari media sosial dan sayangnya lebih banyak lagi sampah yang berserakan juga di sana. Tapi, kalau kita mampu memfilternya sih gak apa-apa ya? Hemat penulis kayaknya belum bisa deh, kenapa? Berapa jam sehari kita pegang gawai, di kendaraan, lagi ngobrol, lagi naik busway gawai plus headset ditelinga. Sudah mendarah daging banget, susah untuk diminimalisirnya. Penulis ingin tahu, bagaimana sih perasaan teman-teman kalau sehari saja tidak pegang gawai? Atau yang mudah dulu, ketika teman-teman sudah berangkat kerja atau kuliah tiba-tiba gawainya ketinggalan di kosan. Apakah akan balik lagi ke kosan atau lanjut jalan?
”Yang kuingat saat itu, yang kulakukan hanya menggerutu”
“Angkuh”
“Lebih percaya cara-caraku, pilih ragukan rencana sang Maha Penentu”
ADVERTISEMENT
Terakhir, selamat bernadya lewat kata ..