Konten dari Pengguna

Sudirman Cup: Apresiasi Dunia Internasional bagi Indonesia

Herfino
pekerja pada Kementerian Luar Negeri RI
21 Maret 2018 11:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Herfino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bendera Indonesia kembali berkibar di arena kejuaraan bulu tangkis bergengsi All England. Pasangan putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon berhasil mempertahankan gelar juaranya setelah mengalahkan pasangan Denmark. Akan tetapi, banyak orang berpandangan nama Indonesia sudah meredup di dunia bulu tangkis karena tidak lagi merajai berbagai kejuaraan. Terlebih lagi dunia bulu tangkis Indonesia kalah pamor dengan kebangkitan sepak bola Indonesia dengan berhasilnya Egy Maulana merumput di klub Lechia Gdansk.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, banyak orang tidak mengetahui bahwa nama Indonesia di kejuaraan bulu tangkis dunia sudah terukir abadi menjadi suatu kejuaraan dunia bergengsi yaitu Sudirman Cup. Kejuaraan ini ibaratnya adalah Piala Dunia di sepak bola. Negara-negara yang lolos seleksi akan bertanding untuk mencari gelar juara dunia bulu tangkis.
Dick Sudirman
Nama Sudirman Cup merupakan apresiasi atas jasa-jasa Bapak Dick Sudirman, salah satu pendiri Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), terhadap dunia bulu tangkis. Jasanya yang paling berharga bagi dunia bulu tangkis adalah upaya unifikasi perpecahan dalam organisasi bulu tangkis dunia (International Badminton Federation dan World Badminton Federation).
Pada 28 Mei 1979, Dick Sudirman, merupakan sosok yang dihormati di dunia bulu tangkis, menginisiasi pertemuan informal antara kedua pimpinan federasi bulu tangkis di Bandung. Dia menyarankan pertandingan persahabatan antara pemain dari dua federasi tersebut. Proposalnya diterima dan membentuk dasar bagi upaya rekonsiliasi. Tepat dua tahun kemudian, pada 28 Mei 1981, kedua organisasi dunia itu disatukan.
ADVERTISEMENT
Sudirman Cup
Sudirman Cup, seperti kejuaraan besar lainnya di bulu tangkis antara lain Thomas Cup dan Uber Cup, adalah suatu hasil karya, yakni kejuaraan yang menyatukan unsur-unsur bulu tangkis dan warisan budaya Indonesia (hal tersebut tercermin dalam piala yang disumbangkan oleh Indonesia).
Piala Sudirman (Foto: http://bwfsudirmancup.com/)
Piala yang dibuat untuk menghormati Dick Sudirman, terbuat dari perak padat berlapis emas 22 karat. Dengan tinggi 80 cm, piala ini berdasar segi delapan yang terbuat dari kayu jati dan memiliki tubuh cawan berbentuk seperti shuttlecock. Yang paling membanggakan, puncak piala ini berbentuk Candi Borobudur. Piala tersebut dibuat oleh Perusahaan Masterix Bandung dan diberikan kepada International Badminton Federation pada bulan Mei 1989.
Sudirman Cup pertama kali dimainkan di Stadion Bung Karno di Indonesia dari 24-29 Mei 1989 dengan 28 tim yang berpartisipasi. Digelar setiap dua tahun sejak tahun 1989, Indonesia memenangkan edisi perdana sebagai tuan rumah. Korea Selatan menjadi juara dalam dua edisi berikutnya dan tahun 2003. Sementara itu, China telah memenangkan kejuaraan ini paling banyak yakni 10 kali. Sudirman Cup terakhir di Australia tahun 2017 dimenangkan oleh Korea Selatan.
Arena Pertandingan Sudirman Cup 2017, Gold Coast (Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Citra Indonesia di Dunia Internasional
Meningkatkan kontribusi dan citra Indonesia di dunia olahraga tidak selalu dengan menjadi atlet berprestasi dan memiliki gelar dunia. Dick Sudirman bukan juara dunia bulu tangkis, akan tetapi dia berkontribusi bagi organisasi bulu tangkis. Hal ini bisa menjadi contoh baik bagi atlet-atlet lainnya maupun bagi profesi lainnya.