Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lebih dari Sekadar Jutaan dan Warisan: How to Make Millions Before Grandma Dies
20 Oktober 2024 9:21 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hesti Lestariani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, siapkan sekotak tisu karena film How to Make Millions Before Grandma Dies datang dengan kehangatannya yang akan membawa tawa dan emosi hingga air mata membasahi pipi dari awal hingga akhir. Film Thailand yang lekat kaitannya dengan nuansa keluarga ini, berhasil mendorong banyak orang Indonesia datang ke bioskop untuk menikmati kehangatan ceritanya, film ini juga bisa ditonton melalui aplikasi layanan streaming berbasis langganan di Netflix.
ADVERTISEMENT
Dengan disutradarai oleh Pat Boonnitipat, film ini memiliki cerita yang sederhana namun menyentuh. How to Make Millions Before Grandma Dies cocok untuk mereka yang membutuhkan tontonan yang dapat menghangatkan hati, maupun yang sedang merindukan sosok orangtua, karena film ini akan membawa penonton hanyut dalam cinta dan kasih sayang yang tulus dari orangtua.
Film ini menceritakan salah seorang cucu Amah (Usha Seamkhum) bernama M (Putthipong Assaratanakul) yang rela berhenti bekerja dan pindah ke rumah neneknya untuk merawatnya yang sedang sakit. M berusaha untuk memenangkan hati Amah sebelum meninggal, mulai dari membantu segala kegiatan Amah sehari-hari hingga berjualan bubur. Padahal awalnya, M adalah seorang cucu yang tidak peduli dengan Amah, bahkan keluarganya. M lebih mementingkan kariernya sebagai seorang streamer online game dan kekayaan.
ADVERTISEMENT
Chemistry M dengan Amah lama-lama mulai terbangun dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun ternyata, M memiliki niat tersembunyi, merawat Amah setiap hari semata-mata hanya untuk mendapatkan warisan dari Amah yang sedang sakit kanker stadium akhir dan dinyatakan hidupnya tidak lama lagi, bukan karena ketulusan dan kasih sayang.
Setelah anak dan cucu Amah mengetahui bahwa hidup Amah tak lagi lama, mereka memiliki motif untuk merebut harta warisan, tak terkecuali M yang jelas menginginkan warisan rumah milik Amah. M terinspirasi dari sepupunya Mui, yang mendapat warisan lumayan besar dari sang kakek karena merawatnya semasa sakit.
Di pertengahan jalan dalam usahanya mengambil hati Amah, M dikejutkan dengan berbagai rintangan dan pertentangan dengan sifat para pamannya yang menurutnya sudah tidak benar dan ada banyak konflik yang terjadi. Tak hanya itu, M yang bisa dibilang jarang mengunjungi rumah Amah juga dikejutkan dengan kebiasaan keluarganya, yakni setiap hari Minggu semua anak Amah akan berkunjung dan makan bersama di rumah Amah, dengan segala cerita, canda dan tawa yang mereka buat. Hal itu membuat M sedikit menyadari bahwa bukan hanya konflik yang ada di dalam keluarga ini, tetapi juga kehangatan, walaupun M harus berjuang secara internal dengan dirinya sendiri tentang moralitas dan kebenaran.
ADVERTISEMENT
Saat menonton film yang berasal dari Thailand ini, penonton akan merasa seperti melihat kehidupan sehari-hari di Indonesia. Latar yang berada di stasiun hingga kehidupan orang-orang di pasar dapat membawa penonton kembali ke kampung halaman masa kecil. Mengambil setting dalam lingkungan keluarga Thai-Chinese, penonton dapat melihat kebiasaan dan tradisi seperti merayakan Tahun Baru Imlek dan mengunjungi makam leluhur.
Pernak-pernik dan perabotan di rumah Amah tampil sederhana apa adanya, sangat realistis. Setting seperti ini memberikan nuansa yang kental akan budaya dan tradisi, sehingga memberikan nuansa autentik selama berjalannya cerita. Mulai dari bagian dalam rumah Amah yang tampak berantakan, makanan-makanan sisa yang tersimpan di kulkas, hingga tanaman yang berada di depan rumah Amah memperlihatkan sisi pinggiran kota di Thailand yang mungkin jarang diketahui oleh penonton.
ADVERTISEMENT
Konflik dan dinamika keluarga yang ditampilkan sesederhana mungkin, mencerminkan kehidupan sehari-hari yang relatable bagi penonton di Indonesia dari berbagai kalangan dan usia. Konflik keluarga, keserakahan, dan moralitas yang muncul justru berubah menjadi pengorbanan dan kebahagiaan yang mampu membuat perasaan penonton terombang-ambing.
Penonton akan terkesima dengan akting yang ditampilkan, karena Pat Noonnitipat seakan membuat penonton sedang menaiki roller coaster dengan berbagai energi yang diciptakan saat menonton film ini. Akting dari para pemain yang profesional, dapat menciptakan suasana keluarga yang seolah-olah nyata hingga membawa penonton masuk ke dalam ceritanya dan bertanya-tanya, apa sebenarnya yang paling penting dalam hidup ini.
Dengan berdurasi 127 menit, film How to Make Millions Before Grandma Dies memberikan banyak arti perjalanan hidup, bukan hanya hiburan semata, namun juga tentang arti kebahagiaan, ketulusan dan bagaimana cara menghargai waktu yang kita miliki. Sosok Amah tampil begitu hangat, meskipun awalnya tampak menyebalkan karena sifatnya, tapi akhirnya dirindukan. Hal inilah yang membuat penonton akan merasakan kerinduan terhadap orang tua atau kakek nenek mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam keseluruhan ceritanya ada beberapa adegan yang terasa agak bertele-tele dan membuat durasi film menjadi sedikit panjang, tetapi tetap membuat penonton nyaman menyaksikannya. Ada alur cerita yang di mana beberapa bagian terasa agak mudah ditebak, namun selanjutnya tetap dapat memberikan kejutan-kejutan yang akan membuat penonton terpukau. Film ini mengajak penonton bertanya-tanya tentang mana yang benar dan mana yang salah. Apakah realita keadaan akan mengalahkan kasih sayang di akhir cerita? Mari kita saksikan saja.