Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghina Orang Lain di Media Sosial Menurut Pandangan Islam
2 April 2022 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di zaman dengan teknologi yang semakin berkembang pesat ini, tentunya banyak orang di dunia yang kehidupannya tidak lepas dari yang namanya media sosial. Mengapa? Sebab, semua hal yang ingin mereka ketahui, seperti berita dan peristiwa terkini, bisa mereka dapatkan secara up to date dari media sosial.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, dalam sehari mereka akan berselancar di media sosial untuk mencari konten hiburan, membagikan foto atau video, mencari tahu produk yang akan mereka beli, ataupun membangun jaringan dengan orang lain. Mereka akan dengan bebasnya melakukan apa ingin mereka lakukan, termasuk memberikan komentar pada sebuah cuitan. Tapi sayangnya, komentar tersebut tidak hanya hal-hal yang positif saja, melainkan juga hal negatif.
Kenyataannya, ada banyak orang yang memberikan komentar positif. Namun, tak sedikit pula orang yang memberikan komentar negatif, hal ini bisa berupa menghina, mencela, atau mengolok-olok orang lain. Lantas, bagaimana menurut pandangan Islam terkait orang yang menghina orang lain di media sosial?
Dalam Islam sendiri, menghina, mencela, atau mengolok-olok orang lain termasuk perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dalam hal ini media sosial.
ADVERTISEMENT
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Hujurat ayat 11 yang artinya:
Bahkan, perbuatan tersebut dikategorikan sebagai dosa besar.
"Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi mereka adalah kekafiran." (HR Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)
Sebenarnya, keberadaan media sosial saat ini memiliki daya untuk melipatgandakan pahala. Pengguna media sosial bisa berbagi inspirasi kebaikan lewat media sosial. Semakin tersebar, semakin besar pula pahala yang akan didapat.
ADVERTISEMENT
"Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala-pahala mereka." (HR Muslim)
Namun sayangnya, sebagian orang justru memilih menjadikan media sosial sebagai sarana penabur keburukan, seperti menghina, mencela, memfitnah, atau mengolok-olok orang lain.
Sangat disayangkan memang, media sosial yang seharusnya bisa jadi ladang pahala, justru malah menjadi tempat untuk berbuat dosa.
Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat-sahabatnya, "Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?" Para sahabat menjawab, "Orang yang bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak memliki harta benda."
Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat, dan pahala hajinya, tetapi ketika hidup di dunia dia mencaci orang lain, menuduh tanpa bukti terhadap orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpahkan darah orang lain (secara bathil), dan dia memukul orang lain. Maka sebagai tebusan atas kezalimannya, diberikanlah di antara kebaikannya kepada orang yang dizaliminya. Semuanya dia bayarkan sampai tidak ada yang tersisa lagi pahala amal salehnya. Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu. Dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka."
ADVERTISEMENT
Kata Rasulullah SAW selanjutnya, “Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak memiliki akhlak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka.” (HR Muslim nomor 6522)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap Muslim yang menghina atau menjelek-jelekkan orang lain di media sosial, sesungguhnya mereka telah melakukan dosa dan itu dilarang dalam Islam.