Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nilai-Nilai Islam dalam Kesusastraan Indonesia Kontemporer
14 Desember 2020 13:32 WIB
Tulisan dari Hilda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masuknya agama Islam di Indonesia membawa perubahan yang cukup signifikan di berbagai bidang di Indonesia, khususnya dalam bidang sastra. Beragamnya karya sastra yang hadir saat ini banyak kita jumpai baik seperti novel, cerpen, kisah maupun drama yang bernuansakan Islami.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sejarah sastra dalam Islam?
Sejarah sastra Islam dan sastra Islami sendiri tak lepas dari perkembangan sastra Arab sebab bahasa Arab merupakan bahasa suci Islam dan Alquran. Bahasa Arab dalam bentuk klasiknya atau bentuk Qurani mampu memenuhi kebutuhan religius, sastra, artistik, dan bentuk formal lainnya. Sastra Arab atau Al-Adab Al-Arabi tampil dalam beragam bentuk prosa, fiksi, drama, dan puisi. Heri Ruslan (2011 : 9).
Zaman Awal ditandai dengan munculnya terjemahan dan karya-karya Arab dan Persia ke dalam bahasa Melayu. Babakan ini bersamaan dengan munculnya dua kerajaan Islam awal yaitu Samudra Pasai (1270-1516 M) dan Malaka (1400-1511 M). Karya-karya saduran dan terjemahan itu pada umumnya ditulis untuk kepentingan pengajaran dan penyebaran agama. Terutama epos Arab Persia seperti Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Muhammad Ali Hanafiya; kisah-kisah para nabi (Qisas al-Anbiya‘), termasuk Nabi Muhammad s.a.w., dan cerita seperti Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat Seribu Satu Malam. Pada masa ini, puisi beberapa penyair seperti Ma‘arri, Umar Khayyam, ‘Attar, Sa‘di, dan Rumi juga telah muncul terjemahannya dalam bahasa Melayu.
ADVERTISEMENT
Apa itu kesusastraan?
Secara etimologi Simorangkir (1959) mendefinisikan bahwa “kata kesusastraan terdiri dari; susastra artinya huruf atau buku. Jadi, kesusastraan merupakan kumpulan buku-buku yang indah bahasa dan baik isinya”. Pradopo (1994 : 32) mengutip defenisi Gazali, B.A yang mengatakan bahwa, "Sastra (castra) dari bahasa Sanskerta yang artinya tulisan atau bahasa yang indah.”
Namun secara terminologi ada pendapat yang mengemukakan tentang Karya Sastra, antara lain: Zainuddin (1992 :99) : “Sastra ialah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, maksudnya adalah penggunaan kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik."
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kesusastraan adalah hasil kehidupan jiwa yang terwujud dan terungkap dalam tulisan atau gambaran yang menggambarkan atau mencerminkan peristiwa kehidupan masyarakat atau anggota masyarakat. Sehingga karya-karya tersebut akan mempengaruhi setiap orang yang membaca dan memperhatikannya.
ADVERTISEMENT
Secara umum peridodisasi sejarah kesusastraan Indonesia terbagi dalam beberapa angkatan:
Kesusastraan Indonesia Kontemporer adalah sastra yang hidup di Indonesia pada masa kini. Dalam (KBBI) Sastra Kontemporer adalah sastra yang hidup pada masa kini atau sastra yang hidup dalam waktu yang sama. Sejak tahun 1970-an Sastra Indonesia Kontemporer mengalami perkembangan yang dilatarbalekangi oleh adanya pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh yang memiliki pola pikir lebih modern.
Adapun ciri-ciri sastra Indonesia modern adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Kemudian, apa itu nilai-nilai Islam?
Nilai-nilai islam adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan atau proses seseorang untuk memberikan pemahaman tentang sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan yang berlandaskan, sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ ۙ
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)
Nilai-nilai keislaman dalam sebuah karya sastra tidak sedikit menjadi suatu bahan perdebatan. Dalam menyikapi suatu masalah Islam merupakan agama yang bersifat universal, artinya memandang semua aspek kehidupan salah satunya aspek budaya dalam sastra Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagiamana karya sastra yang baik dalam sudut pandang Islam?
Suatu karya sastra yang mengandung padanya nilai-nilai kehidupan, pesan moral, memberikan wawasan, pembelajaran serta tidak mengandung kesyirikan. Sayyidina Ali pernah pernah berkata, "kalau ingin anakmu cerdas ajari dia sastra." Dan karya sastra terbaik dalam Islam adalah Al-Qur’an yaitu karya sastra yang tiada tandingannya. Sebagaimana Allah berfirman:
امْ يَقُوْلُوْنَ افْتَـرٰٮهُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّ ادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَا
"Bahkan mereka mengatakan, (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu. Katakanlah, (Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. Hud 11: Ayat 13)
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah contoh-contoh karya Sastra Indonesia Kontemporer yang bercorak Islam
Dewasa ini, semakin terpelajarnya umat islam Indonesia dari berbagai latar belakang kehidupan sehingga melahirkan keanekaragaman para penulis dari sudut pandang yang beragam pula. Salah satu tokoh sastra Indonesia modern yang bernuansakan islami yaitu Habiburrahman El-Shirazy, beliau adalah seorang novelis Indonesia yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Selain sebagai novelis beliau juga dikenal sebagai sutradara, da’i, penyair, sastrawan, pimpinan pondok pesantren dan penceramah. Karyanya yang kita ketahui adalah novel Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Pudarnya Pesona Cleopatra, Dalam Mihrab Cinta serta masih banyak yang lainnya.
Ada pula seorang novelis cantik yaitu Asma Nadia merupakan pendiri dari Forum Lingkar Pena dan Manajer dari Asma Nadia Publishing House. Karya-karya beliau adalah novel Surga Yang Tak Dirindukan, Assalamu’alaikum Beijing, Jilbab Traveler serta masih banyak karya lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, setelah kita mengetahui bersama perihal kesusastraan Indonesia yang begitu luas, maka ada baiknya jika kita turut berperan dalam melestarikan kesusastraan Indonesia sebagai wujud kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia yang kaya akan kultur budaya tak terkecuali yang ada di dalam kesusastraan Indonesia.