Konten dari Pengguna

Kebaikan Itu Seperti Secangkir Coklat Panas

Hilda P
Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Freelance Writer.
21 September 2021 13:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilda P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto resources oleh: Hilda Perbatasari
zoom-in-whitePerbesar
Foto resources oleh: Hilda Perbatasari
ADVERTISEMENT
Pernahkah kita menjadi pihak yang menerima tindakan kebaikan? Atau justru kita yang menjadi pihak yang memberi kebaikan? Ketika seseorang memberikan kebaikan kepada kita atau melakukan tindakan kebaikan, itu cenderung membuat kita ingin meneruskannya.
ADVERTISEMENT
Suatu hari di sebuah coffee shop, saya melihat bapak tua driver online yang sedang mengantre pesanannya. Penampilannya lusuh, dan tampak keletihan dari raut wajahnya. Hari itu memang cuaca lebih terik dari biasanya, dan mungkin bukan hari yang menguntungkan untuknya. Tak berselang lama, saya menyaksikan salah seorang pelayan di coffee shop tersebut menyodorkan secangkir minuman. "Silakan Pak, ini gratis kok."
Raut wajah bapak tua driver online itu seketika berubah cerah, dan segaris senyum melengkung dari bibirnya. Secangkir minuman yang disodorkan oleh pelayan di coffee shop itu telah memberikan warna bahagia di harinya yang meletihkan.
Saya yang dari tadi hanya terpaku menyaksikan adegan tersebut terkesima menyaksikan tindakan kebaikan itu, tampak sederhana dan biasa saja. Namun, ternyata itu sangat berarti bagi seorang bapak tua yang sudah seharian lelah mencari rejeki dan harus berdiri lama di deretan panjang antrean menantikan pesanannya.
ADVERTISEMENT
Foto resources oleh: Hilda Perbatasari
Pernahkah kita memikirkan hal itu ketika menekan pesanan makanan online dan menerima pesanan makanan kita? Membayangkan para driver online berdiri lama dalam kelelahan, dan kadangkala pemesan makanan pun masih mengeluh lama atau memberi rating jelek pada pengemudi.
Kebaikan itu tidaklah rumit, dan itu bisa dilakukan pada keseharian kita. Dengan memberikan rating bagus dan tips pada pengemudi online, itu telah membuat kita melakukan tindakan kebaikan.
Kebaikan itu menular, sebelum meninggalkan coffee shop tersebut saya menyempatkan untuk menaruh tips di botol kaca yang tersedia di dekat kasir. Tidak besar uang yang saya masukkan, tapi saya yakin sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan pasti akan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya.
"Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular." Kita tidak pernah mengetahui apakah kebaikan yang kita lakukan akan memberikan dampak yang besar bagi yang menerimanya. Mungkin tidak selalu dalam bentuk materi, tetapi mungkin dalam bentuk secercah senyuman tipis di bibir.
ADVERTISEMENT