Konten Media Partner

Jalur Tikus di Perbatasan Malaysia Berpotensi Picu Kenaikan Kasus Corona Kalbar

26 Oktober 2021 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tracing corona. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tracing corona. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Satgas COVID-19 Provinsi Kalimantan Barat mengantisipasi masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk ke Kalbar melalui jalur tikus, atau jalur tak resmi.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, di Kalbar memiliki ratusan jalan tikus atau jalur tak resmi, yang biasa dimanfaatkan warga setempat untuk keluar masuk ke Malaysia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Harisson, mengungkapkan akhir-akhir ini angka positif corona pada PMI dari Malaysia, yang masuk melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) semakin tinggi, terlebih jika ada PMI yang masuk ke Kalbar melalui jalur tikus, atau tanpa tracing.
Sebelumnya kasus corona di wilayah Kalbar mulai landai. Namun dalam beberapa pekan terakhir, PMI yang masuk menyumbang angka positif corona cukup tinggi. Harisson juga mewaspadai masuknya virus MU, dan Lamda, terlebih kasus corona di negara tetangga masih tinggi.
“Kita tetap menjaga pintu perbatasan yang memang legal, sampai saat ini PLBN Aruk dan Entikong. Nah di situ sudah ada Satgas Perbatasan termasuk KKP yang melakukan uji swab PCR setiap hari. Yang masuk ke Indonesia dan positif, itu langsung dikarantina, baik di Sambas atau Entikong,” papar Harisson, Selasa, 26 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
PMI yang masuk dari Serawak melalui PLBN langsung dilakukan karantina di tempat yang telah disediakan.
“Akhir-akhir ini memang kejadian positif corona PMI yang masuk dari Malaysia tinggi. Kita langsung karantina atau isolasi di daerah perbatasan, ke depan kita terus melaksnaakan dengan ketat semua PMI yang di Aruk atau Entikong. Tapi kita khawatir terhadap masuknya warga lewat jalur tikus ini, yang tidak terkontrol,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi masuknya PMI melalui jalur tikus, Harisson meminta, agar pihak Puskesmas di wilayah perbatasan dapat melakukan testing dan tracing bagi warganya yang baru datang dari Sarawak.
“Kita harap, Puskesmas untuk melakukan surveillance. Kalau ada masyarakat yang datang dari Malaysia di daerah-daerah perbatasan, untuk segera dilakukan swab PCR dan tracing. Dia harus isolasi 10 hari. Ini penting dilakukan, supaya nanti kita tetap terjaga. Jangan sampai terjadi peningkatan kasus. Saya sebenarnya khawatir peningkatan kasus (di Kalbar) datang dari Malaysia,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT