Konten Media Partner

Touring 160 KM Honda Stylo: Melihat dari Dekat Masjid Tertua di Mempawah

3 April 2024 12:08 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paisklopedia, peserta touring 160 km Berbagi Kebaikan Satu Hati Menuju Kebersamaan bersama Honda Stylo, berbincang dengan salah satu pengurus Masjid Jamiatul Khair, yang merpakan salah satu mesjid tertua di Mempawah. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Paisklopedia, peserta touring 160 km Berbagi Kebaikan Satu Hati Menuju Kebersamaan bersama Honda Stylo, berbincang dengan salah satu pengurus Masjid Jamiatul Khair, yang merpakan salah satu mesjid tertua di Mempawah. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Mempawah merupakan kota perlintasan atau persinggahan, karena berada di antara Kota Pontianak dan Singkawang.
ADVERTISEMENT
Kota yang tenang ini banyak menyajikan wisata kuliner khas, seperti ikan asam pedas, mi goreng atau mie tiau, serta sop tulang. Karena itu sering muncul slogan "Singgah di Mempawah".
Tapi sebenarnya, Kota Mempawah tak hanya kota persinggahan. Banyak situs sejarah maupun religi yang ada di sini. Antara lain Keraton Amantubillah Mempawah, kita juga bisa melihat dari dekat Masjid Jamiatul Khair Keraton, yang berada di Pulau Pedalaman Mempawag.
Ini bisa dibilang masjid tertua di Kota Mempawah. Lokasinya tak jauh dari keraton. Dan jika kamu mampir untuk menikmati Mie Tiau Mempawah yang legendaris itu, kamu juga bisa berjalan kaki ke masjid unik ini.
Masjid Jamiatul Khair di Pulau Pedalaman Mempawah kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
Unik, karena bentuk masjid ini masih asli. Menggunakan kayu sebagai material utamanya. Bahkan Masjid Jamiatul Khair kini sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Kebudyaan Wilayah XII Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Rombongan touring 160 km Berbagi Kebaikan Satu Hati Menuju Kebersamaan bersama Honda Stylo, berkesempatan melihat dari dekat masjid yang dibangun oleh Panembahan Mempawah, Gusti Muhammad Taufiq Aqamadin, pada 23 Desember 1906.