Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Perencanaan Partisipatif: Adil dan Inklusif Bagi Masyarakat?
17 Juni 2024 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Hizkia Raphael Rinaldi Karambut tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengembangan dan pembangunan suatu wilayah umumnya merupakan tanggungjawab penuh dari pemerintah melalui instansi terkait. Namun, seringkali pengembangan tersebut mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Hal tersebut seringkali terjadi akibat kurangnya pelibatan masyarakat sejak tahapan awal pengembangan. Pada konteks ini, terdapat konsep pendekatan perencanaan yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Konsep tersebut dinamakan Perencanaan Partisipatif, konsep ini menitikberatkan pada kontribusi warga atau masyarakat untuk merencanakan wilayahnya.
Masyarakat dan Perencanaan Partisipatif
ADVERTISEMENT
Pendekatan perencanaan secara partisipatif tidak dapat diartikan sebagai usaha masyarakat secara mandiri untuk merencanakan pengembangan di wilayahnya. Pemerintah masih memiliki peran khususnya sebagai fasilitator untuk mengakomodasi adanya bentuk perencanaan. Pada konteks Perencanaan Partisipatif, masyarakat mendapatkan peran untuk proaktif dalam setiap proses perencanaan wilayahnya. Proses perencanaan seperti pengumpulan data, identifikasi permasalahan, hingga rencana aksi turut melibatkan peran dari masyarakat. Sebagai contoh yang dapat dilihat secara nyata di Indonesia adalah penerapan Community Based Tourism (CBT) yang merupakan salah satu bentuk dari pelibatan dan pemberdayaan masyarakat pada kontak perencanaan partisipatif.
Keuntungan Perencanaan Partisipatif
Keuntungan dari perencanaan partisipatif tidak hanya terletak pada hasil yang lebih inklusif, tetapi juga dapat terlihat dari tumbuhnya demokrasi lokal. Ketika masyarakat diberi kesempatan untuk berdiskusi, berdebat, dan berkolaborasi, masyarakat belajar untuk menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi untuk kepentingan bersama. Hal ini memperkuat kohesi sosial dan membangun kepercayaan antara warga dan pemerintah. Selain itu, perencanaan partisipatif juga mengakomodasi berbagai perspektif mengenai isu dan permasalahan wilayah yang mungkin seringkali dilewatkan dalam perencanaan yang dilakukan secara umum. Pelibatan masyarakat secara maksimal juga akan membentuk suatu pengembangan yang berkelanjutan. Masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai permasalahan yang terjadi di wilayahnya dan diteruskan dengan implementasi solusi konkret dari hasil keputusan bersama.
Kritik Terhadap Perencanaan Partisipatif
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai keuntungan yang didapatkan melalui Perencanaan Partisipatif, tentunya terdapat kekurangan dari pendekatan perencanaan ini. Pada konteks suatu wilayah, masyarakat akan dihadapkan dengan heterogenitas. Hal tersebut seringkali menimbulkan adanya perbedaan pandangan dan kepentingan yang dapat menimbulkan sebuah konflik. Selain itu, karena masyarakat memiliki keterlibatan yang tinggi maka proses perencanaan tersebut akan dipengaruhi secara nyata oleh kinerja dan kemampuan masyarakat di wilayah tersebut. Maka, untuk menanggapi kritik tersebut pemerintah memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat memaksimalkan pendekatan perencanaan ini. Tentunya untuk hasil yang ideal, inklusif, dan berkelanjutan bagi masyarakat itu sendiri.