Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
dr. Elizabeth Margaretha, Influencer yang Peduli Masalah Ibu Menyusui
15 Agustus 2021 13:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari LAGILAGI IN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang ibu tidaklah mudah, mengingat peran dan tanggung jawab yang dipikul begitu besar. Belum lagi tuntutan-tuntutan yang harus dimiliki oleh seorang ibu, bisa menyusui anak misalnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, tidak semua ibu bisa mengeluarkan asi untuk anaknya. Begitu pula dengan ibu menyusui, banyak kendala yang dihadapi seperti ASI (Air Susu Ibu) yang tidak lancar, stres berlebih dan faktor lainnya.
Hal semacam ini tak bisa dibiarkan, maka seorang ibu yang mengalami kendala ini perlu meminta bantuan profesional. Dari pengalaman ini, dr. Elizabeth Margaretha hadir membantu para ibu yang mengalami kesulitan menyusui.
Sebagai dokter laktasi di RSIA Grand Family, ia kerap mendengar beragam keluhan pasien ibu menyusui. Kesulitan menyusui tak hanya disebabkan secara teknis saja, tetapi bisa dari tekanan sekitar.
"Menjadi dokter laktasi tuh banyak keseruannya, seperti mendengar cerita para pasien ibu yang beragam. Ada yang mengeluh tentang bingung puting, ada yang galau karena harus kembali bekerja dan tidak mengetahui cara memerah ASI, tidak mendapatkan support system dari keluarga. Sehingga banyak pengalaman yang aku dengar dan bisa mengenal perbedaan setiap cerita dan karakter para ibu juga," ujar dr. Elizabeth Margaretha.
ADVERTISEMENT
Dalam memberikan edukasi seputar menyusui, dr. Elizabeth Margaretha bermitra dengan perusahaan farmasi Jepang @momuung.id. Di sana ia berperan sebagai medical educator yang memberikan tips dan menjawab kegundahan ibu-ibu mengenai ASI.
Di akun Instagram pribadinya pula @fongmeicha membagikan edukasi dan membuka praktik telekonsul. Selain sebagai dokter, Elizabeth Margaretha bisa dibilang sebagai influencer dunia per-asi-an.
Bermula dari rasa penasarannya zaman sekarang banyak sekali ibu-ibu di Indonesia yang merasa struggling dan kesulitan dalam hal menyusui bayi. Hal ini pula dirasakan olehnya ketika pertama kali memiliki anak pada tahun 2016-2017.
Berbekal kemampuan dan pengalamannya dalam memberikan ASI, ibu tiga anak ini membagikannya melalui Instagram pribadinya. Sejak itu, pada 2018 ia mendapat kesempatan dipercaya untuk melayani dan membantu para ibu-ibu pasien di RSIA Grand Family.
ADVERTISEMENT
Sebagai ibu pekerja yang juga merawat anak-anak, dr. Elizabeth pun sempat terkendala selama bekerja. Salah satunya pekerjaan yang sering kali datang dalam waktu bersamaan, terutama sebelum pandemi.
"Dan saat pandemi seperti ini aku bisa bekerja dari rumah dan mengadakan praktik telekonsultasi dengan pasien RSIA Grand Family. Jadi bisa sambil mengerjakan pekerjaanku yang lainya. Bisa menyusui langsung anakku yang usianya 4 tahun. Meskipun kadang ketika praktik telekonsultasi terhambat oleh sinyal but semuanya all good," papar dr Elizabeth.
Tak hanya sebagai dokter, edukator dan influencer, perempuan yang juga dikenal sebagai Fongmeicha itu pun mengelola bisnis fashion dan sedang mengemban pendidikan tahap akhir S2 MARS. Menjalani beberapa profesi tidaklah mudah bagi seorang perempuan, namun dr Elizabeth telah membuktikan bahwa semua pekerjaan bisa dilakukan asal ada kemauan, rajin menyusun jadwal kerja dan disiplin serta memiliki support sistem yang baik.
ADVERTISEMENT
"Menurutku semua ibu pekerja pasti pernah merasakan sulitnya mengatur waktu antara mengurus anak dan menyelesaikan pekerjaan. Tetapi aku sangat bersyukur karena aku memiliki support system yaitu suami, keluarga di rumah, para helper yang selalu siap setiap hari membantuku dan menyemangatiku. Tidak kebayang jika tidak ada kehadiran dan support dari mereka mungkin aku tidak bisa seperti ini," tuturnya.
Dr Elizabeth Margaretha menambahkan, bagi para perempuan pekerja di Indonesia yang memiliki anak dan masih menyusui untuk tetap semangat dan tidak menyerah. Ia berpesan, menyusui yang terbaik adalah secara langsung karena anak butuh sentuhan ibu serta pemberian ASI lebih optimal sesuai kebutuhan anak.
"Anak butuh sentuhan ibu secara langsung, bukan kebutuhan kulkas ASI atau takaran. Tapi jika ibu bekerja dan tidak bisa menyusui langsung, ASI boleh diperah dan pemberiannya dengan media sendok, pipet, spuit atau cup feeder. Semoga semakin banyak ibu di Indonesia dapat memberikan ASI eksklusif 6 bulan hingga 2 tahun agar generasi penerus kita menjadi generasi yang sehat, pintar dan bahagia," tutup dr. Elizabeth Margaretha.
ADVERTISEMENT